Syahdan, 14 goweser NKRI RW-10 Antapani Kidul tampil dengan gagah berani dan penuh percaya diri menunjukkan nyalinya dalam menjelajah Bandung Timur dengan sepeda andalannya masing-masing.
Mereka adalah: Foto Atas: Kang Tisna, Kang Bubun dan Kang Dwi. Foto Bawah: Kang Nana, Kang Abidin, Kang Iskandar, Kang Muryono, Kang Isa, Kang Yaya, Kang Purnomo dan Kang Yopie. (Tidak tampak: Kang Roni sebagai Juru Potret, serta Kang Saptono dan Kang Sopro yang terpisah dari kelompok (ada apakah?).
Alkisah, Kang Saptono sendiri terpisah dari kelompok kabar dari yang bersangkutan bahwa rantai sepedanya terputus. Setelah selesai diperbaiki telah mencoba mengejar ketertinggalannya namun apadaya telah kehilangan iringan group hingga dengan terpaksa harus balik arah gowes sendiri ke arah Ciumbuluit.
Sementara yang terjadi dengan Kang Sopro karena agak terlambat bergabung saat start kemudian mencoba menyusul iringan group. Tapi karena tak ditemukan batang sepeda rombongannya, akhirnya memprediksi kemungkinan iringan group ke arah Al-Jabbar dan Summarecon. Arahnya sudah benar namun Pak Sopro rupanya masih kurang beruntung karena prediksinya meleset dan harus terpaksa bergowes sendirian. Tentu saja kami memohon maaf atas ketidaknyamanan kepada kedua goweser ini.
Teungteuingeun
Dalam Islam, apakah Tahun Islam 1 Muharram atau tanggal 1 Masehi, memiliki perspektif tersendiri yakni membuka lembaran baru yang menekankan pada muhasabah guna memperbaiki kekurangan dan memperkuat iman, untuk mencapai husnul khatimah (akhir yang baik). Tentu saja dengan cara mengikuti perintah Allah Subahanu Wata'ala dan menghindari laranganNya.
sebagai sarana transformasi spiritual dan peningkatan kualitas hidup.
Fokus pada empat hal
Gelaran gowes kali ini memang agak istimewa terutama difokuskan pada empat hal. Pertama, memperkokoh ajang silaturahmi komunitas goweser rw-10.
Kedua, sebagai pernyataan rasa syukur dan melakukan tafakur kepada Allah Subhanahu Wata'ala yang telah menganugerahkan kesehatan dengan oksigen secara gratis yang telah kita nikmati selama ini.
Ketiga, sebagai perwujudan rasa syukur lingkungan kita terselamatkan oleh gempuran berbagai macam musibah di berbagai tempat.
Keempat, sebagai salah satu ikhtiar untuk tetap menjaga kebugaran tubuh, maklum sudah dalam kategori lansia.
Dan kelima, sebagai upaya memberi makna pada akhir tahun masehi 2025.
Oleh karena itu, seperti yang disampaikan Ketua RW-10, Kang Yaya Sunarya, marilah kita jaga kesinambungan event ini minimal sebulan dua kali. Kita nikmati aktivitasnya dengan penuh rasa syukur, bersemangat dan tetap terjaga bahagia.
Teungteuingeun
Jalur yang ditempuh gowes kali ini memang mengarah ke Bandung Timur. Mulai dari Antapani - Cingised - Cinambo - Bypass Soeta - Jl. Industri - Panghegar - Cisaranten Kulon - Cisaranten Baru - Arcamanik - Antapani, dengan Jarak tempuh sekitar 14 Km.
Pemandu jalan dilakukan oleh pak RW sendiri. Hanya saja meuni "teunteuingeun" selama perjalan itu hanya beristirahat sekali saja saat akan foto bersama di sekitaran jalan rumahsakit. Goweser paling belakang teriak-teriak minta istirahat pun tak digubris karena jaraknya yang terlanjur jauh.
Kuliner jalanan legendaris
Kuliner jalanan yang sempat disatroni kali ini adalah tempat legendaris Warung Pecel Asli Madiun II di Jl. Raya Arcamanik. Pecel Madiun di tempat ini enaknya memang diatas rata-rata. Bumbunya yang lekoh melumuri nasi dan sayurannya dipadu dengan telor dadar atau telur asin telah sanggup memberi kepuasan tersendiri kepada para goweser yang tampak sudah mulai pucat akibat perutnya yang "keroncongan".
Memaknai Akhir tahun Masehi
Goweser kali ini memang salah satunya difokuskan guna memakna akhir tahun Masehi. Tentu saja ini pun merupakan momentum penting untuk evaluasi diri (muhasabah). Antara lain sebagai refleksi atas amal perbuatan, dan perencanaan untuk perbaikan di masa depan, baik secara duniawi maupun spiritual.
Goweser kali ini memang salah satunya difokuskan guna memakna akhir tahun Masehi. Tentu saja ini pun merupakan momentum penting untuk evaluasi diri (muhasabah). Antara lain sebagai refleksi atas amal perbuatan, dan perencanaan untuk perbaikan di masa depan, baik secara duniawi maupun spiritual.
Selain diharapkan lebih fokus pada peningkatan ibadah dan ketaatan, serta mempersiapkan bekal untuk akhirat. Tentu saja bukan sekadar euforia, tetapi ajakan untuk memperbarui niat dan menjalani hidup lebih bermakna sebagai persiapan menghadapi kematian dan kehidupan abadi.
Dalam Islam, apakah Tahun Islam 1 Muharram atau tanggal 1 Masehi, memiliki perspektif tersendiri yakni membuka lembaran baru yang menekankan pada muhasabah guna memperbaiki kekurangan dan memperkuat iman, untuk mencapai husnul khatimah (akhir yang baik). Tentu saja dengan cara mengikuti perintah Allah Subahanu Wata'ala dan menghindari laranganNya.
Donasi rereongan
Mulai gowes kali ini kami menghidupkan kembali budaya donasi rereongan. Setiap goweser memberikan donasi seikhlasnya. Dari seluruh peserta Goweser terkumpulah dana sebanyak Rp 310 ribu rupiah. Alhamdulillah Masyaallah Tabarakallah, Insyaallah memberi keberkahan untuk semuanya. Donasi dari kita, oleh kita untuk kita telah teresalisasi dengan penuh kebersamaan dan keikhlasan.
Akhirnya ucapan terimaksih kepada seluruh peserta goweser NKRI, Insyaallah tahun depan pada pertengahan Januari 2026 event membahagiakan ini akan digelar kembali. Cag, Ah..!! (//nas/jurnalis/kisunda-10).
Foto Dokumentasi Lainnya:
sebagai sarana transformasi spiritual dan peningkatan kualitas hidup.













Tidak ada komentar:
Posting Komentar