Senin, 31 Juli 2023

Saat Calon DPD Jabar Dede Amar Diskusi Bareng Tiga Politisi Partai Gelora Hj. Dewi Lisna dkk

Apa jadinya jika politisi bertemu dengan aktivis. Dan itulah yang terjadi saat Ketua PGRI Dede Amar sang Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Jawa Barat bertemu tiga politisi, Jana Achmad Nugraha, Hj.Dewi Lizna H,S.E., A.K., CA,. dan Micky Pachrul.

Yang dibicarakan ternyata tak jauh dari perkembangan situasi sosial politik di Tanah Air. Dan yang seru ketika bicara pendidikan. Sebab memang organisasi yang dinaungi Dede Amar pun tak jauh dari dunia pendidikan.

PGRI level Provinsi Jawa Barat, itulah organisasi nonpolitik yang kini tengah dipimpin Dede Amar. Mantan guru yang merintis karir sejak jadi guru SD hingga aktivis di organisasi PGRI itu hingga kini terpilih menjadi Ketua PGRI Prov.Jabar periode 2019-2024.

Seakan mengikuti pepatah: Kepalang basah, mandi sekalian. Itulah Dede Amar. Dalam memperjuangan nasib rekan-rekannya para guru tak hanya di tataran Provinsi Jawa Barat, ia ingin bicara lebih jauh luas memperjuangkan dunia pendidikan dan segala ragamnya ini di level nasional.

Pilihannya adalah jadi seorang senator wakil Jawa Barat. Ya mencalonkan diri menjadi angota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) dari Jawa Barat.

PGRI yang ia naungi adalah nonpolitik, tapi manakala bertemu dengan para kandidat calon anggota DPR dan DPRD Provinsi dan Kota Bandung, yang notabene para politisi saat berkolaborasi bicara tentang keadaan Kota Bandung, situasi Jawa Barat dan kondisi sosial politik nasional. Mereka ternyata satu visi dan misi.

“Paling tidak, kita bicara ingin ke depan melihat Indonesia tambah maju,” kata Dede Amar kepada KejakimpolNews.com yang diamini Micky Fachrul, Jana Achmad Nugraha, dan Hj.Dewi Lizna di sebuah tempat di bilangan Antapani Bandung Sabtu 29 Juli 2023.

Kasus PPDB

Contoh yang menarik masalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang membuat ada gejala kontroversi di beberapa daerah. "Hal ini terjadi karena kita semua termasuk guru dan orang tua murid belum 100 persen memahami tujuan PPDB dengan sistem zonasi," kata Dede Amar.

Menurut Dede Amar, sebenarnya regulasi tentang PPDB sudah baik. Namun pelaksana di lapangan kadang error. Ibarat pepatah the man behind the gun. Tergantung regulator atau orang yang menjalankan regulasi tersebut.

Tapi kata Dede Amar, memang tak ada sistem buatan manusia yang sempurna,. sampai kiamat sekalipun, sebab kesempurnaan milik Allah.

"Jikapun saat ini PPDB ada yang kontroversi, itu masih wajar. Yang jelas, jangan terlalu disalahkan sistem pendidikannya karena pendidikan adalah pilar utama suatu bangsa," katanya.

"Mau Jadi apa negara kita kalau generasi kita masa kini tak mengenyam pendidikan. Sebab maju mundurnya suatu bangsa di masa depan tergantung pendidikan masa kini," tambah Dede Amar.

Dan itulah misi yang diemban seorang Dede Amar ketika ‘nyalon’ menjadi anggota DPD dari Jawa Barat. Sebagai wakil Jawa Barat ia ingin memajukan pendidikan di daerah Jawa Barat jauh lebih baik dibanding sekarang. Iapun mendukung program pembaharuan di segala bidang, terutama pendidikan.

Menuju Indonesia superpower

Senada dengan sang ketua PGRI, Hj.Dewi Lizna. H,S.E., A.K., C.A., politisi perempuan yang kini bernaung di Partai Gelora dan telah mendaftarkan diri menjadi calon anggota DPRD Kota Bandung.

Sang ustadzah ini termasuk calon DPRD untuk daerah pemilihan (Dapil) 3 meliputi Kecamatan Antapani, Arcamanik, Cibiru, Ujungberung, dan Mandalajati. Ia sangat setuju dengan pendapat Dede Amar.

Apalagi saat ini Indonesia tengah menyongsong masa depan sebagai negara superpower, maka landasan pendidikan harus diperkuat.

“Sebab hanya dengan pendidikan yang baik generasi kini maka masa depan Indonesia akan menjadi negara superpower yang diseganai dunia,” kata Hj.Dewi Lizna.

Perempuan yang kerap bertandang dari satu masjid ke masjid lainnya, dan juga mendatangi suatu komunitas seperti majelis taklim yang satu ke majelis taklim lainnya untuk menyampaikan tausyiahnya, berharap ke depan pendidikan harus jauh lebih baik.

Khususnya di Kota Bandung yang ia hadapi sebagai salah satu calon anggota legislatif dari Partai Gelora. Ia tertarik menjadi politisi, sebab hanya dengan menjadi anggota legislatif kiranya suara masyarakat akan didengar.

Hj.Dewi Lisna yang sejak 2020 bergabung ke partai baru besutan Anis Matta dan Fachry Hamzah (kedua mantan anggota PKS) melihat di Kota Bandung masih banyak “PR” yang harus dibenahi sejak dini. Ia menyebut misalnya sektor perizinan yang masih memerlukan biaya mahal. “Ini harus dicari solusinya,” ujarnya.

Diskriminasi BPJS

Sementara itu Jana Achmad Nugraha, tak hanya menyoroti dunia pendidikan. Politisi dari Partai Gelora yang mencalonkan diri menjadi anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Dapil I meliputi Kota Cimahi dan Kota Bandung ini lebih menyoroti masalah kesatuan bangsa.

Mantan politisi Partai Golongan Karya (Golkar) yang kini bernaung di Partai Gelora ini menyebut, kondisi masyarakat sekarang telah terpolarisasi.

“Kondisi sekarang ini menyedihkan dan harus segera dihentikan. Apalagi kita akan menyongsong Indonesia emas 2045 dan menjadikan negara akita super power,” kata Jana.

Jana menyebut salah satu contoh adanya sikap diskriminasi dari para pelayanan masyarakat yang bisa menghambat kemajuan suatu bangsa.

Adalah pelayanan kesehatan BPJS, tambah Jana. Mestinya jangan terjadi diskriminasi, orientasi BPJS ini mestinya untuk mereka yang sakit. Jadi layani yang sakit dengan benar tanpa ribet tanpa diskriminasi antara yang berduit dan orang beduit, antara anggota BPJS dengan mereka yang non-BPJS.

Equality before the law atau persamaan hak itu bukan di bidang hukum saja, tetapi juga di bidang pelayanan masyarakat seperti BPJS ini.

“Dan insya Allah, penyakit sosial ini ia akan saya gaungkan nanti jika seandainya terpilih menjadi anggota DPRD Provinsi Jawa Barat 2024-2029 mendatang. Mohon diaya saja,” kata Jana mengakhiri obrolannya.**
(Sumber:Kejakimpolnews.com//author:gaiskha/editor:mamansuparman//naskisunda-10//rw-10ankid).




Kamis, 20 Juli 2023

Gowes Tipis Sambut 1 Muharram 1445-H: "Dihebohkan Karaoke dan Gule Kepala Kambing..."




Tahun baru hijriah atau tahun baru Islam merupakan salah satu momen penting bagi umat muslim di seluruh dunia. Sejarah penetapan awal tahun baru Islam merujuk pada peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad Saw dari Kota Mekah ke Madinah. Salah satu momentum penting dalam tahun yang baru Islam adalah untuk bermuhasabah atau berintrospeksi diri. Di tahun yang baru, muslim diharapkan lebih mawas diri atas segala sikap, perkataan dan perbuatan.

Momentum penting bagi umat Islam itu ditangkap oleh kaum Goweser NKRI (Neang Karunia Ridho Ilahi) RW-10 Antapani Kidul Bandung dengan melakukan gowes tipis di seputar Bandung Timur. 

Tiga belas goweser pun turut ambil bagian dalam event kali ini yakni: Kang Damar (Dede Amar, Ketua RW-10), Kang Mumu (Penasihat DKM ALmuhajirin), Kang Yaya (Sek RW-10), Kang Bubun, Kang Isa, Kang Rusdi, Kang Muryono, Kang Purnomo, Kang Irsan, Kang Yopie, dan Kang Nana (Jurnalis Kisunda-10). ditambah Goweser Tamu dari Kerabat pak RW yakni Kang Aden dan Abah (Kakak Kang Damar).

Jalur yang ditempuh tidak terlalu dalam seperti biasanya. Dari Antapani menusuk ke Jalan Jakarta belok kanan ke arah Ahmad Yani menuju arah Cicaheum menyusuri ke AH. Nasution lalu menukik ke kanan menuju Arcamanik dan kembali ke Antapani Kidul. Perjalanan itu ditempuh sekitar satu jam dan finish di Rumah Sekretaris RW.10, Yaya Sunarya di Jalan Fak-Fak 17.

Mengapa finishnya di Jalan Fak-Fak 17? Rupanya goweser akan dijamu dengan hidangan istimewa Gule Kaki dan Kepala Kambing hasil olahan chef Pakde Rochadi. Gule racikan Pakde ini memang tak kalah hebohnya dengan Gule Kambing Astana Anyar yang melegenda itu.

Seraya menunggu seluruh hidangan disajikan, shohibul bait, Kang Yaya berisiatif untuk menggelar karaoke. Mulailah para aki-aki energik itu menunjukkan kabisanya bernyanyi. Hampir seluruh peserta menyumbangkan lagu kenangannya. Walaupun kualitas suaranya pada umumnya pas-pasan dan rada fals namun telah sanggup menghibur hadirin yang membahagiakan.

Gelaran karaoke yang dihajar dengan gebrakan gule kambing telah sanggup mengundang tetangga dan jamaah Al-Muhajirin untuk turut nimbrung menikmati hidangan. Antara lain turut hadir: Pak Ernan, pak Iwan, pak Helmi, pak Arry Safari, pak Amir, pak Umar, pak Achmad, pak Syurman dan pak Budi.

Seluruhnya bergembira sambil menikmati gule suku jeung mastaka embe seraya dengan hidmat mendengar dendangan vokalis temen-temennya walaupun diakui suaranya terdengar cawerang itu. Namun, tak mengapa yang penting happy meennnn...!!!

Acara ditutup dengan melantunkan sholawat Jibril yang menggetarkan qolbu yang dipandu oleh pak RW, seraya mengucapkan syukur alhamdulillah acara telah selesai digelar dengan selamat dan berkah.  Tidak lupa pak RW mengucapkan terimakasih kepada tuan rumah kang Yaya dan Keluarga yang telah menyiapkan konsumsi yang lengkap dan nikmat. Semoga kebaikan ini membawa keberkahan dan mengundang rezeki yang melimpah. Juga ucapan terima kasih kepada Pakde Rochadi atas kesediaannya memasak gule kambing serta terima kasih pula kepada seluruh rekan-rekan goweser dan hadirin yang telah bergabung.

Tentang Tahun Baru Islam

Seperti dimaklumi bahwa tahun baru Islam ditetapkan sebagai hari pertama dalam penanggalan hijriah atau kalender Islam yakni 1 Muharram 1 hijriah atau tahun 622 masehi.

Sejarah penetapan awal penanggalan kalender hijriah yang menjadi awal tahun dalam kalender Islam tidak lepas dari peran Khalifah Umar bin Khattab. Dilansir dari laman resmi Al Ain University, sejarah penentuan awal tahun baru Islam itu diprakarsai oleh Khalifah Umar bin Khattab dengan persetujuan Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.

Tahun baru Islam, selain dimaknai sebagai momentum untuk bermuhasabah juga dapat dimaknai sebagai momen yang sarat dengan pesan perdamaian. Muharram memiliki arti yang diharamkan atau yang paling dihormati. Pada bulan ini, umat Islam diharamkan untuk berperang dan melakukan kezaliman.

Tak hanya itu Tahun baru Islam juga memiliki arti semangat perjuangan yang tak kenal putus asa. Momen ini juga dapat dimaknai sebagai semangat hijrah. Sebagaimana diketahui, Nabi Muhammad SAW dan para sahabat begitu tak kenal lelah dalam menyebarkan agama Islam, meski berbagai rintangan dihadapi.

Bahkan, Nabi Muhammad Saw harus hijrah ke Madinah meninggalkan tanah kelahirannya, saudara, dan harta benda demi bisa memenuhi perintah dan wahyu yang diberikan Allah Swt.

Muharram sebagai bulan pertama dalam kalender hijriah juga dikenal sebagai bulan yang dimuliakan hingga disebut sebagai 'bulan Allah'. Muharam dapat dijadikan momen untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. dan mengumpulkan pahala. Sebab, setiap amal ibadah yang dilakukan di bulan Muharam akan dilipatgandakan ganjarannya.

Ada sejumlah amalan yang bisa dilakukan di bulan Muharam. Salah satunya adalah puasa Asyura, yang dilakukan pada 10 Muharam. Umat Muslim yang melaksanakan puasa Asyura akan mendapatkan pengampunan dosa-dosa kecil setahun yang lalu.

Cag heula dugi kadieu. Alhamdulillah..///nas/kisunda-10.

Berikut dokumentasi pada event gowes 1 Muharram...



 













Rabu, 12 Juli 2023

Camat Antapani Tunjuk RW.10 Ankid Mewakili Penilaian Moderasi Kampung Beragama




RW.10 Antapani Kidul mendapat kepercayaan untuk mewakili Kecamatan Antapani dalam Penilaian Moderasi Kampung Beragama se-Kota Bandung.

Ditunjuknya RW.10 Ankid, menurut Camat Antapani Rahmawati Mulia, mengingat RW.10 telah memiliki fundamental yang bagus dan kuat dengan terbentuknya Kampung Toleransi yang sudah berjalan bahkan telah berdirinya sebuah Gazeboo "Pojok Toleransi."

Program Kampung Moderasi Beragama sendiri merupakan program yang dimiliki Kementerian Agama Republik Indonesia untuk membentuk sebuah kampung, desa atau lingkungan dengan sifat toleransi umat beragama yang tinggi guna menciptakan kerukunan antar umat beragama ditengah masyarakat.

Kampung moderasi beragama adalah model kampung yang mengutamakan kolaborasi lintas unsur, lembaga, dan lapisan masyarakat. Tujuannya adalah memperkuat kehidupan masyarakat yang harmonis dalam keragaman, toleran, memperkokoh sikap beragama yang moderat berbasis desa atau kampung.

Jadi betul-betul terjalin erat hubungan yang harmonis antar sesama masyarakat di kampung itu. Jadi, muslim, kristen, katolik, buddha dan konghucu semunya mereka saling berbaur, saling membantu dan bertoleransi dalam di even-even keagamaan.

Kemenag Kota Bandung menyampaikan pesan  mengajak masyarakat kota Bandung untuk terus meningkatkan kualitas kehidupan beragama serta kualitas kerukunan umat beragama sebagai salah satu upaya dalam membumikan moderasi beragama dan membangun kampung toleransi di kota Bandung, khususnya di Kecamatan Antapani.

Terlebih bahwa program Kampung Toleransi ini merupakan salah satu upaya untuk terus meningkatkan kualitas kehidupan beragama serta kualitas kerukunan umat beragama di kota Bandung. Hal itu tentunya sejalan dengan visi dari Kementerian Agama yakni membangun bangsa Indonesia yang taat beragama, rukun, cerdas, mandiri dan sejahtera lahir batin.

Acara visitasi Kampung Moderasi Beragama digelar di Gazeboo Pojok Toleransi RT.06, RW.10 Antapani Kidul, Selasa kemarin (11/7), yang dihadiri tidak kurang dari 25 personal yang melibatkan berbagai unsur antara lain selain dihadiri  Camat Antapani Rahmawati Mulia, Lurah Antapani Kidul Dedi Juardi, Nu'man Kamil (KUA Kec. Antapani), MUI Ankid, Kanit Patroli, UP2, Babinsa, para Penyuluh, perwakilan gereja, Ketua DKM Al-Muhajirin RW.10, Sek. RW-10 Ankid dan undangan lainnya.

Ketua RW.10, Drs. H. Dede Amar, M.MPd,. tidak dapat menghadiri kegiatan ini sehubungan dengan tugas kedinasan beliau ke daerah dalam kapasitas beliau sebagai Ketua PGRI Jawa Barat..""//nas/kisunda-10.












Gowes Jelang Shaum Ramadhan 1445-H

Sembilan goweser NKRI tampil sambut gembira datangnya Ramadhan 1445-H Minus Kang Muryono (fotografer) Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an s...