Minggu, 27 Juni 2021

Ibu Sri Yudhiningsih, Berpulang ke Rahmatullah



Almarhumah Ibu Sri Yudhiningsih dalam kapasitas
sebagai Bendahara RT-05, RW-10, tengah berkonsultasi dengan
Bendahara RW-10, H. Isa Subarsa seputar teknis dalam
mengelola Uang Iuran Warga RT-05

Telah berpulang ke Rahmatullah

Ibu Sri Yudhiningsih
(Bendahara RT-05, RW-10)

Dalam Usia: 61 Tahun
Minggu, 27 Juni 2021, Pkl: 16.58 wib
di RS. Borromeus Bandung

Dari hati yang paling dalam, Ketua RW-10, Drs. H. Dede Amar, M.Pd, atas nama keluarga besar Pengurus RW-10, Antapani Kidul, Antapani Kota Bandung menyampaikan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya almarhumah.

Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala, menempatkan beliau di tempat terbaik yang paling indah bersama orang-orang beriman dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan, kesabaran dan keikhlasan dalam menerima cobaan ini.

Gowes NKRI (27/6): "Sejarah baru, Numpang Makan di Lapak Orang..."



Gowes NKRI, Ahad pagi 27 Juni/16 Dzulqo'dah

Goweser Minggu Pagi ini (27/6) agak lain dari biasanya. Tidak pernah terjadi ada empat goweser posisi kunci, yang bersamaan berhalangan hadir. Presiden Toleransi RW-10 (Prestol), Kang Dammar absen karena masih sakit. Pak Isa, sang bendahara, berhalangan hadir karena merasa badannya kurang nyaman. Kang Nana Suryana, Ketua Infokom, sang peliput berita tak sanggup menunjukkan bodinya, karena keranjingan Euro 2020. Sementara Kasi Pemuda dan Olahraga, Kang Yopie, juga tak bisa menunjukkan badannya akibat kesehatannya terganggu.

Beruntung gowes minggu pagi ini tidak sampai vakum. Ada 7 goweser senior lainnya yang siap bertualang. Mereka adalah:

1. Kang Mumu Romli (Penasehat DKM Al-Muhajrin)
2. Kang Sigit Tjiptono (Ketua DKM Al-Muhajirin)
3. Kang Purnomo (Kasie Pembangunan)
4. Kang Irsan Hidayat (Kasie Keamanan)
5. Kang Dwi Responadi (Wakasi Spiritual)
6. Kang Rochadi (The Godfather Gowes NKRI)
7. Kang Wagiman (Anggota Kehormatan)

Tepat pukul.08.00, setelah penyampaian doa oleh Ust. Mumu, ketujuh goweser mulai menaiki "kuda"nya masing-masing. Kang Purnomo mendapat tugas sebagai Korlap. Pastinya untuk memandu kaum manula ini menjalani petualangannya.

Diawali dengan kayuhan ringan dari pojok toleransi, menyusuri sukanegara, purwakarta, jln jkt l, Ahmad Yani, hingga berhenti di pos pertama taman Katapang.

Setelah sejenak melemaskan otot-otot kaki, tangan & pinggang., kang Mumu & kang Rohadi mulai menunjukkan kegumasepannya dengan memulai menari-nari kecil. Karuan saja diikuti oleh goweser lainnya yang saruana garumasep. Suasana pun tampak ceria dan sumringah.
Sepuluh menit kemudian, Korlap mengisaratkan untuk segera hengkang dari Katapang untuk melanjutkan ke Asia Afrika.

Setelah melewati Gedung Asia Afrika lalu belok kanan ke Cikapundung, menyusuri Braga, Viaduct, Balaikota, Aceh, perempatan Banda, lalu belok kanan menuju gudang selatan. Tujuannya untuk menikmati Rawon, Rujak Cingur, pecel Madiun, yang dulu pernah disinggahi. Namun sayang disayang sesampainya di lokasi, selain tempat duduk penuh, juga masih banyak antrian. Setelah berunding diputuskan untuk mencari kuliner di tempat lain saja.

Perjalanan berlanjut hingga berhenti di tempat Nasi Kebuli Gandapura yang juga dulu pernah disinggahi. Namun, alamaakk, rupanya tutup.
Berpacu lagi menyusuri Jalan Gandapura, belok kiri ke Patrakomala, lewat depan Arhanud, Jalan Aceh, lalu belok kiri lewat PMI, Jalan Banda, hingga berhenti didepan gudeg Banda.
Komandan lapangan (KOrlap), kang Purnomo bertanya kepada enam pasukannya.

"Wahai, prajuritku, apakah kalian mau pilih Nasi Gudeg atau Nasi Padang?" tanyanya.
Keenam prajurit serempak menjawab sambil mengacungkan tangan: "Padaaannggg...."

Mulailah "kuda-kuda perang" itu dicambuk kembali untuk mengarah ke tempat Nasi Padang BuMus yang berlokasi di belakang Gedung Sate.
Sesampai di BuMus, mejeng dulu sambil foto-foto (Yah, namanya juga aki-aki kekinian kang bro, red.), seraya melepas lelah dan melemaskan otot kaki, dan tak lupa mengunci sepeda...
Begitu masuk one by one dengan gagahnya ke Resto BuMus. Ealah, abah!!, geningan, ga boleh makan ditempat. Alias harus take away, katanya.

Ya, sudah tak mengapa, selama masih bisa dibungkus. Jadilah pesanan dibungkus, ada yang pesan rendang, kikil, ikan kembung, juice alpukat, jus tomat, teh manis, sesuai seleranya masing-masing....

Selesai pesanan dibungkus rames, lalu ngabring ke Cimanuk 11 A. Ke tempat Kuma Ramen. Cuma ya gitu deh, sekedar numpang duduknya ajah. Maka ditempat itulah sejarah baru tergoret, dimana ada 7 goweser NKRI (Neangan Karunia Ridho Illahi) yang nekad duduk cuma untuk numpang makan.
Entah belum sarapan atau memang kelaparan, hingga ketujuh goweser itu begitu lahap menyantap si Nasi Kapau BuMus itu hingga tuntastastastas.
Setelah puas menyikat ramsum 30 menitan di Cimanuk, goweser pun meluncur via jalan Cilaki, Lapang Supratman, belok kanan Jalan Supratman, lalu belok kiri ke A.Yani untuk selanjutnya menuju "kandang kebesaran" di Gazebo Pojok Toleransi RW-10 Antapani Kidul.


(Catatan: Narasi ini dibuat seperti yang diceritakan Kang Sigit ke Redaksi. Seraya ketujuh goweser itu turut mendoakan semoga pak Prestol Kang Dede Amar, Kamenpora Kang Yopi, KaInfokom Kang Nana Suryana, dan KaBendahara Kang Isa Subarsa, dapat segera pulih kembali dan kembali segar bugar seperti biasanya).










Jumat, 25 Juni 2021

Kolaborasi Mengatasi Banjir di RW-10 Antapani Kidul

Sebelaum dibersihkan

Setelah dibersihkan

Sumber penyebab banjir ditemukan
di jembatan Jajaway



Musim penghujan masih belum selesai. Ironisnya semakin masuk ke menjelang musim kemarau semakin menunjukkan curah hujan yang semakin tinggi.

Prakiraan Cuaca, seperti yang disampaikan BMKG Bandung, menyebutkan curah hujan di Kota Bandung serta Jawa Barat memang masih cukup tinggi. Bahkan tingginya curah hujan ini diprediksi sampai Juli 2021.

Karena itu kewaspadaan harus tetap terjaga terhadap curah hujan siginfikan ini. Tidak terkecuali di antara pagi, siang atau sore, sampai awal Juli 2021.

Curah hujan dalam beberapa waktu ke depan juga turut dipengaruhi fenomena La Nina Moderat. Akibatnya curah hujan meningkat 40 persen dari biasanya.

Hal ini terbukti dengan banjirnya beberapa ruas jalan di lingkungan RW-10 Antapani Kidul  seperti yang terjadi pada tanggal 20-21 Juni 2021.

Untuk itulah Sie Seksi Pembangunan yang dikomandani Purnomo dan Seksi Lingkungan RW-10 Yaya Sunarya, telah bekerjasama untuk mengatasi banjir RW-10 ini.  Terutama untuk melakukan pengerukan dan pembersihan saluran air yang melintasi RT-03 dan RT-04 yang berbatasan langsung dengan Kompleks Perumahan Pratista Timur.

Pertama-tama telah dilakukan survey untuk melakukan pengerukan branbang (saluran pembatas) antara RW-10 dan RW-15.

Dari hasil survey diperoleh data sebagai berikut:

1. Data Teknis:

Lebar saluran 1 m;
Dalam saluran 0,4 m;
Panjang dimulai dari pedagang Serabi sd Rumah P Nungki +/- 200 m
Kondisi fisik saluran sudah di plester di bagian pinggir dan dasarnya;

2 kondisi saat ini saluran sudah penuh dengan endapan/lumpur;

3 Permasalahan yang ada saat ini:

a. Di beberapa ruas saluran sudah ditutup dengan bangunan, seperti dibuat gudang, cuci piring dan dapur;

Adapun ruas-ruas tersebut
1 Rumah Bp Gingin Manokwari 30
2 Rumah Ibu Nardi Manokwari 38
3 Rumah Bp Gatut Manokwari 40
4 Rumah Bp Nungki.

3 Kendala dalam pengerukan lumpur:

a. Untuk saluran yg tidak ada bangunan pengerukan relatif mudah, hanya pembuangan keluarnya yg bermasalah karena kiri kanan tembok rumah, jadi lumpur diangkat ditaruh dipinggir tanggul saluran;

b. Untuk pengerukan saluran yg sudah ada bangunan nya cukup sulit. Untuk itu kami mohon Bp Ketua RW untuk bisa menjelaskan bahwa membangun diatas Saluran tidak diperbolehkan;

4 Kondisi saluran di RT 03 ( belakang P Surman cs solusinya saluran yg disamping P Nungki tembus ke saluran pratista harus dibuat gorong-gorong yg cukuopbesar agar air lancar.

Dari hasil survey tersebut  telah dilakukan action dengan kolaborasi antara Sie Pembangunan, Sie Lingkungan dan Tim Gober (Gorong-Gorong Bersih) Kelurahan Antapani Kidul.  Hasilnya hingga berita ini diturunkan sudah tampak lebih bersih dan airnya lebih lancar. Hanya saja masalah saluran yang tertutup bangunan masih sulit untuk dilakukan, sehingga membutuhkan pendekatan langsung kepada pemilik rumah untuk melakukan pembongkaran bangunan yang dilalui saluran air.

Untuk mengatasi banjir di RW-10 Ankid, tidak cukup sampai pada pembersihan saluran, namun juga telah dilakukan survey lainnya. Kemudian ditemukan bahwa sumber tersendatnya air itu ternyata berada di jembatan Jajaway. Di hulu sungai Cibodas air mengalir deras, namun sampai ke hilir menuju jembatan Jajaway volume airnya mengecil. Inilah penyebab tidak lancarnya air di RW-10 saat hujan dengan curah tinggi.

Dengan ditemukannya penyebab tersendatnya air, Ketua RW-10, Dede Amar, melontarkan surat kepada Lurah Antapani Kidul untuk dilakukan tindak lanjutnya. 

Berkat kesigapan Pengurus RW-10 Ankid, mendapat respon cepat dari Lurah Antapani Kidul, Dedi Juardi, S.IP., tertanggal 22 Juni 20201. Lurah kemudian dengan segera melayangkan Surat ke Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung, yang berisi permohonan untuk meninggikan jembatan Jajaway yang dilalui Sungai Cibodas, agar derasnya volume air antara hulu dan hilir berjalan seimbang. Dengan demikian diharapkan tidak lagi  terjadi banjir berkala yang dialami empat RW, yakni RW.08, 09, 10 dan 15.

Semua pihak yang terdampak banjir hingga saat ini masih menunggu tindak lanjut yang dilakukan pihak Dinas PU Kota Bandung. Semoga dapat segera terealisasi.//*nas









Carita Nyata: "Nu Gelo Nembalan"

Ieu carita nyata anu dialaman ku si Kamsuy (Nami nu saleresna aya dina saku redaksi).

Harita kuring geus teu kuat hayang ka cai, paur kababayan, kapaksa nyimpang heula ka Pom bengsin. Lain arek ngeusi bengsin keur motor tapi arek ngadon ka WC. Untung wae aya WC anu kosong hiji deui. Karek oge gog-nagog, di WC sabeulah aya anu nanya :


"Cageur euy?"
"Cageuur...!" ceuk kuring
"Masih gawe di nu bareto?"
"Ah ngeureuyeuh we, da jaman kiwari mah hese neangan deui gawe teh geuningan !" ceuk kuring bari ngaheujeun. Tapi hate tatanya, sahaaa ieu jelema, make apaleun ka kuring.
"Budak masih keneh dua?"*
"Geus tilu ayeuna mah!"
kuring beuki panasaran, saha ieu mangkeluk teh.
"Pamajikan cageur?"
"Pan maot taun kamari, basa ngajuru ku si bungsu jeung ceuk mantri mah cenah aya tumor dina rahimna!" ceuk kuring bari rada ngaharegeng tur mikir beuki panasaran saha ieu manusa di WC sabeulah.
Teu kungsi lila terus di WC sabeulah ngomong kieu : "Geus heula nya nelepon na, ieu di kamar sabeulah aya jelema gelo, nembalan wae!"

Horeng nu ngomong di WC sabeulah teh lain ka kuring, tapi keur nelepon jeung baturna..., kuring seuri bari ngalenggak bakating ku ni'mat campur era ampir tijengkang tina Closet.

Senin, 21 Juni 2021

Gowes Minggu Menggebu: "Ketika Cinta Sudah Melekat......."

Berfose di Taman Katapang sebagai
tempat rehat di setengah perjalanan

Gowes Minggu (20/6/2021)

"Ketika Cinta sudah melekat, tahi kucing rasa coklat". Begitulah frasa bagi kaum muda jomblo yang tengah dirasuk asmara. Bahkan jarawat ngajararentul segede-gede kacang pun, kalau sudah cinta, katanya, begitu indahnya bagai semaraknya bintang gemintang di langit angkasa. Pacar kentut pun malah dihisapnya dalam-dalam dengan penuh perasaan. Mulailah dia berdalil sok ilmiah, katanya menurut hasil penelitian, aroma kentut itu merupakan obat untuk membunuh sel-sel kanker. Deuh, aya-aya wae silaing mah Kamsuy!!!

Tapi kali ini sungguh bukan mau cerita tentang cinta monyet kaum milenial, yang katanya kalau gak ketemu sehari rasanya mau mati. Atau bukan pula tentang cicip-mencicipi tahi kucing yang kalau gak salah rasanya asem (kalau gak percaya silahkan coba sendiri). Namun ini mah cerita tentang aki-aki milenial gowewer NKRI (Neangan Karunia Ridho Illahi), yang bagai kerasukan jin lagi-lagi ingin menikmati gule kepala kambing Pak Nono Astana Anyar.

Entah untuk keberapa kalinya selama event gowes NKRI RW-10 Antapani Kidul, selalu saja fokus perhatiannya ke Sate Gule pak Nono. Tidak perduli berefek kolesterol atau asam urat atau penyakit sejenisnya. Yang ada dalam bayangannya, menikmati gule kambing itu menyehatkan dan menggairahkan, terutama bakal jagoan makalangan dengan di teteh di rumah.

"Betul tidak kang Tisna?"

Kang Tisna pun bagai tak kuasa berkata-kata, namun hanya kasih tanda dengan  menunjukkan dua jempolnya.

Tidak terkecuali pada minggu kali ini, setidaknya ada 13 goweser yang setuju kalau aksinya kembali menyatroni lapak Gule Sate Kepala Kambing Astana Anyar.

Namun ternyata masih ada dua goweser yang memilih di seberangnya yakni ke Gule Sate Sapi kang  UJ.

"Kang Irsan, kenapa gak makan gule kambing?"

"Aduh! kang, saya mah kurang begitu suka kalau gule kepala kambing. Asa jarijipen. Apalagi kalau dikasih biji matanya, aduh, rasanya saya ini dipelototin embe terus. Suka ciramay saya mah kalau dipelototin kambing teh, terutama kalau sambelnya kebanyakan," kata Kang Irsan.

"Oh, gitu!! jadi lebih menyukai gule dan sate sapi kang UJ ya?"

"Yah, apa boleh buat, karena pilihannya hanya itu, ya sudah nyebrang saja ke kang UJ," tandasnya.

Kalau Kang Yopi, kenapa gak makan gule kambing?"

"Ah, saya mah cukup sekali saja waktu minggu yang lalu. Terus terang kang rasanya kurang pas di lidah saya. Lidah saya mah memang suka pilih-pilih kang. Kalau citarasanya gak cocok ya sudah goodbye saja," kata Kang Yopi.

Memang hanya dua orang itulah yang kurang begitu respek pada gule kepala kambing pak Nono itu. Sementara 13 goweser lainnya, ketika dihadapkan pada sepiring nasi dan semangkok gule kepala kambing, begitu tekun alias fokus bagai tak mau diganggu saat menyantapnya hingga tuntas. Bahkan mantu atau besan lewat pun sepertinya bakal dicuwek-bebekin.

Ketiga belas goweser itu adalah: Kang Dede Amar, K. Mumu Romli, K. Sigit Tjiptono, K. Hasan Munawar, K. Letkol Jaja, K. Bubun, K. Rochadi, K. Purnomo, K. Tisna, K. Muryono, K. Nana Suryana, K. Dwi, dan K. Rusdi.

Kali ini yang absen adalah Kang Isa, yang notabene adalah Bendahara Gowes. Alasannya bisa diterima dengan akal sehat, kabarnya, bagian dengkul kanannya terasa nyeri efek serangan asam urat. Nah, kaannn!!

"Iyah saya absen dulu, lagi kurang fit nih. Tapi gak usah kuatir soal dana, untuk biaya kuliner sudah saya titipkan ke pak Bubun. Jadi tenang saja. Aman Suraman," katanya.

"Ya sudah tidak mengapa kang Isa absen dulu. Kita hanya bisa berdoa, semoga asam uratnya segera enyah dari bodi kang Isa, agar bisa bersama-sama kembali bergowes ria di Rabu mendatang," kata Prestol, Kang Dammar beserta rombongan goweser yang mampir untuk nengok ke rumahnya sebelum menyasar ke tempat kejadian perkara (TKP).

Rombongan pun langsung melesat dari Antapani ke Jalan Astana Anyar melalui jalan-jalan yang biasa dilalui, dengan sekali rehat di Taman Katapang sekitaran Parapatan Lima. Pulangnya pun mengambil jalur dalam kota lewat arah Dewi Sartika, Jalan Sunda, Kosambi, Gatsu dan langsung menusuk ke arah Antapani.

Alhamdulillah...semua sehat...semua selamat...semua puaaassss...//*nas




Tiga goweser mampir di bengkel
Sepeda Veteran untuk merekondisi
sepedanya agar dapat berfungsi lebih prima

Kamis, 17 Juni 2021

Dari Ratas Forkopimda: "Evaluasi Pandemi Covid-19"

Dari hasil RATAS FORKOPIMDA (Evaluasi Pandemi Covid-19) dengan kesimpulan dan hasilnya disampaikan oleh Bapak Walikota sbb :

Hasil evaluasi ini ditujukan Kepada: Yth. Para Ka.SKPD, Dir.BUMD, Dir-RSUD, RSKIA, RSKGM, Kabag, Camat dan Lurah se Kota Bandung, 

1. Semua tempat hiburan dan tempat wisata di TUTUP;
2. Resto/Cafe/RM hanya melayani TAKE AWAY;
3. Kegiatan MICE di Hotel dll--> DI LARANG
4. Jam Ops MAL, RESTO ,CAFE, Rumah Makan, Toko Modern, PKL kuliner-pakaian dll sd pkl.19.00
5. Tempat Ibadah penggunaan hanya 50% dgn kegiatan ibadah utama saja. Sedangkan untuk pengajian, majelis taklim dll...utk sementara ditiadakan...atau pelaksanaanya bisa dgn virtual 
6. WFH s.d 50%;
7. Pasar Tradisional operasipnal hanya sd pkl.10.00 wib;
8. Pernikahan di gedung, hanya utk akad saja dgn maksimal yg hadir 50 orang ( 25 orang kel. CPP & 25 orang CPW)
9. KUNKER dari luar kota ke Bdg, untuk sementara di tolak ( dgn memberikan penjelasan yg baik)
10. Proses belajar mengajar dilakukan dgn PJJ/Daring;
11. Tempat ISOMAN di kewilayahan harus optimal dijalankan ( camat WAJIB memberikan laporan ttg pemanfaatan tempat isoman di wilayah kerjanya kpd pak Walikota--> paling lambat hari jumat 18 juni 2021....bagi Camat yg blm menyampaikan tmp ISOMAN...paling lambat melaporkan hari senin 21 juni 2021, apabila tdk menyampaikan laporannya akan dikenakan IKP/Sanksi.

Dengan memperhatikan hal hal tsb diatas, maka semua wajib melaksnakan dgn langkah sbb:

1. Semua SKPD/BUMD/Unit Kerja Bagian hrs melakulan WFH;
2. Satpol PP, Kadisbudpar, Kadisdagin dan Camat secara maksimal melakukan pengawasan optimal thd aktifitas ekonomi yg dikenakan pengetatan dan melaporkan hasil pengawasanya (sehingga tdk ada pelanggaran thd peraturan/kebijakan tsb )
3. Dirut PD.Pasar mengawasi ketat operasional Pasar Tradisional trtm kaitan PROKES; pedagang & pembeli serta jam operasional yg dibatasi;
4. Ka DKPB dan PDAM kembali menggalakan spraying desinfektan di lokasi lokasi jalan utama dan rawan terjadi transmisi covid 19;
5. Para Camat dan Lurah langsung memberlakukan PPKM-Mikro sd level RW/RT sesuai perintah Bp.Walikota pd hari ini  akan diakomodasi dlm perubahan Perwal yg sore ini sedang berproses).
Segera lakukan koordinasi maksimal dgn KAPOLSEKTA, DANRAMIL, LURAH/RW/RY sekaligus menyampaikan secara lebih luas kpd masyarakat kaitan kebijakan ini
6. Kasatpol PP trs melakukan woro-woro dan patroli di seluruh wil.kerja Kota Bdg sekaligus sosialisasi-edukasi kebijakan terbarukan
7. KADISHUB koordinasi optimal dgn Kasatlantas Polrestabes Bdg dlm melakukan perluasan penutupan jalan
8.para Ka SKPD,BUMD,Dir.RSUD,RSKIA dan RSKGM/Bag...secara optimal mengaktifkan Satgas Covid di lingkungan kerjanya.

Demikian beberapa hal yg harus menjadi perhatian dan dilaksanakan
Atas kerjasamanya di ucapkan tks.
ttd
Hasil Notulen
cc. Yth :
1. Bp.Walikota
2. Bp.Wakil Walikota

Minggu, 13 Juni 2021

Gowes Minggu Syahdu (13/6/21): "Cung, siapa yang makan tempe bacem..!!!"


15 Goweser NKRI bukan kaleng-kaleng
Usia boleh tua. Soal gaya? Nya kitu tea garumasep...



"Coba, ya, mau saya hitung dulu, yang makan tembe bacem ngacung, ada berapa orang," kata Si Teteh Tukang Pecel Madiun ke 15 goweser NKRI (Neangan Karunia Ridho Illahi). Serentak saja beberapa orang pada ngacung. "Oh, tempe abis 9 yah," hitungnya.
"Sekarang yang makan sate usus dan sate ampela?" Empat orang pun ngacung, yang menghabiskan 6 tusuk.
"Yang makan gorengan ada?" Ustadz Mumu pun unjuk jari. "Saya makan ba'wan satu," kata Ust. Mumu.
"Tolong yang makan telur asin angkat tangan!," kata si teteh seperti guru taman kanak-kanak yang nyuruh angkat tangan murid-muridnya.
"Semuanya tiga mbak..!," kata Pakde Rochadi.
"Kalau kerupuk dihitung dua bungkus saja teh atau 20 buah," kata Kang Irsan.
"Iyah," kata si Teteh seraya mencatat dengan teliti dan mulai menghitung total yang harus dibayar.
"Jadi semuanya yang makan pecel ada 13 orang dan 2 orang makan nasi rawon ya?" tambahnya.

Oh lebih teh, itu ada yang makan dua porsi tuh. Pandangan pun tertuju ke Kang Tisna. Dilihat temen-temennya Kang Tisna cuwek bebek dan terus menekuni makan dengan lahapnya satu porsi pecel plus satu porsi nasi rawon.

Ketika mau dibayar bendahara, kang Bubun segera merogoh tasnya untuk membayar. Tampak lembaran 50 ribuan yang cukup tebal.

"Jadi semuanya berapa?" kata Kang Bubun.
Karuan saja Kang Dammar berusaha untuk menolaknya.

"Gak usah Kang Bubun, gak usah, nanti aja kalau mau bayarin makan mah di Jogja saja," kata Kang Dammar sambil berusaha memaksa agar uangnya dimasukan tasnya kembali. Namun Kang Bubun sudah terlanjur pamer uang.

"Ini saya ngeluarin uang untuk bayarin makan kita, tapi ini uang dikasih dari bendahara untuk bayar hotel di Jogja," kata kang Bubun sambil cengengesan.
"Jangan dipake uang itu mah," timpal Kang Isa, sang bendahara dengan ekspresi rada judes.

Karuan saja Kang Dammar tepok jidat. "Ealah, sugan teh!!" kesalnya.

Yah, kira-kira begitulah suasana hepi 15 goweser NKRI saat berada di Warung Pecel Arcamanik yang memang telah menjadi incaran dan langganan beberapa goweser NKRI.

Ke-15 goweser itu adalah:

1. Kang Dammar (Dede Amar, Ketua RW-10)
2. Kang Isa Subarsa (Bendahara RW-10 dan Gowes Kisunda-10)
3. Kang Ust Mumu Romli (Penasehat DKM Al-Muhajirin)
4. Kang Sigit Tjiptono (Ketua DKM Al-Muhajirn RW-10)
5. Kang Purnomo Wibowo (Kasi Pembangunan RW-10)
6. Kang Yopie Umar Hadi (Kasi Pemuda dan Olahraga)
7. Kang Nana Suryana (Kasi Humas dan Infokom)
8. Kang Yaya Sunarya (Kasi Lingkungan)
9. Kang Sopro Sopi (Kasi Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum/LKBH)
10.Kang Tisna Karhiwikarta (Wakasi LKBH)
11. Kang Bubun Somawinata (Kasi Usaha)
12. Kang Dwi Responadi (Wakasi Agama)
13. Kang Irsan Hidayat (Kasi Keamanan)
14. Kang Rochadi (The Godfather Gowes NKRI)
15. Letkol Jaja (Pelindung Keamanan Goweser Kisunda-10.com)

Rute yang ditempuh ke-15 goweser kali ini memang terbilang trek baru. Start dari Antapani, Jl Sangaji (Kircon), belok ke Ters Gatsu, potong jalan lewat RS Pindad hingga tembus ke Bypass Soeta, lurus terus hingga belok ke Guruminda menyusuri Jalan Cisaranten Kulon sampai tembus ke TKP, Warung Pecel Arcamanik.

Perjalanan pada umumnya berjalan lancar. Namun ada sedikit kendala. Salah seorang goweser mengalami pecah ban.

"Kang Dwi, tau gak kenapa sepeda Kang Yaya bannya bocor," tanya Kang Isa.
"Ya, lagi apes aja kali," jawab Kang Dwi yang baru pertama kali mengaspal bersama rombongan.
"Bukan..!" katanya.
"Oh, iya dia pakai sepeda yang lain, bukan yang biasa dia pakai, mungkin bannya kurang prima."
"Bukan juga,"
"Emang apaan?" tanya kang Dwi penasaran.
"Karena dia kena karma, pakaian seragamnya gak dipakai. Kan cuma dia yang punya seragam Jogja tapi gak dipakai, akibatnya ban sepedahnya bocor," kata Kang Isa. Entahlah ucapannya itu serius atau hanya guyon belaka.
Dan Kang Dwi pun hanya bisa membulatkan bentuk mulutnya. "Oo.."

Setelah menikmati nasi pecel dan nasi rawon, kelima belas goweser pun mulai membubarkan diri berduyun-duyun menuju arah pulang  ke kandangnya  di Gazebo Pojok Toleransi RW-10, Antapani Kidul.//*nas








Cuma dua pegowes pemakai jersey XXL

Ust. Mumu, kembali hadir meramaikan
khasanah pergowesan RW-10

Ban Kang Yaya bocor akibat gak pake seragam

Ini dia, kang Tisna, kalau soal makan
bagai toyota kijang, tiada duanya
alias gak ada lawan poko na mah

Kamis, 10 Juni 2021

Teknik Jumping Sepeda MTB (Tonton Videonya)



Membiarkan roda depan MTB goweser dan gowesist ber-roll down drops sangatlah asik jikalau aksi lompat-turunnya singkat dengan jalur yang aman pada lintasan yang tidak begitu sulit. Berbarengan dengan peningkatan rentang waktu lompat-turun, jika disana tidak ada jalur yang mulus maka roda depan MTB akan medarat dengan sebagian roda berada dalam tanah, mengakibatkan goweser dan gowesist terlonjak jauh di atas frame sepeda gunung. Teknik lain pada Drop off untuk Small Drops ini adalah menyeimbangkan roda depan dan roda belakang sebelum melakukan aksi lompat-turun.

Mengangkat Roda Depan Secara Manual

Sebelumnya goweser dan gowesist MTB wajib mengerti dan memahami cara mengangkat roda depan secara manual sebelum melakukan aksi lompat-turun, yang mana membuat roda depan sepeda gunung berada jauh di atas tanah sepanjang satu atau dua ukuran sepeda. Patut di ingat bahwa semakin cepat goweser dan gowesist bersepeda maka akan semakin jauh jarak aksi lompat-turun roda depan MTBnya.

Bersepeda Diatas Bukan Dibawah

Goweser dan gowesist dapat melatih teknik Small Drops di trotoar dekat rumah, sebelum melakukan di medan yang sesungguhnya.
Ketika roda depan sepeda gunung akan melompat-turun, itulah waktunya untuk mengangkat roda depan secara manual , sehingga roda depan menjauh dari tanah sebeleum mencapai akhir turunan. Dengan posisi tubuh miring ke belakang dan kaki bertumpu pada pedal, akan membuat roda belakang MTB mendarat ke tanah terlebih dahulu. 

Setelah roda belakang mendarat pindahkan berat badan ke depan untuk mendaratkan roda depan jikalau belum sepenuhnya mencapai tanah. Ketika goweser dan gowesist mengalami ban depan turun terlebih dahulu sebelum roda belakang mendarat, maka lakukan sedikit usaha ekstra untuk mengangkat roda depan atau sedikit meningkatkan kecepatan sampai bisa mendarat dengan roda belakang terlebih dahulu.

Kendalikan Pendaratan Dengan Kedua Roda

Sekarang waktunya mempelajari bagaimana ban depan dan belakang MTB mencapai tanah secara bersamaan untuk mendapatkan pendaratan yang mulus. Sejalan dengan berputarnya roda belakang, turunan akan membuat kita menarik stang sepeda agar kita kembali pada posisi normalnya bersepeda gunung. Ketika bagian roda depan akan mulai turun, inilah waktunya untuk kita mengedalikan berat badan agar posisi roda depan dan belakang mendarat pada saat bersamaan.

Beradaptasilah Dalam Menghadapi Bermacam Drops

Pada downhill drops goweser dan gowesist membutuhkan agresifitas dalam mengangkat roda depan MTB secara manual. Untuk larger drops akan dibutuhkan keseimbangan di udara, dimana perlambat dalam memindahkan berat badan ke depan agar roda depan tidak melompat-turun terlalu jauh sebelum mendarat. 

Jika bersepeda mengunakan pedal yang datar hendaknya menekan jari kaki ke bawah dan arahkan kaki ke belakang untuk menahan roda belakang. Jika aksi lompat-turun dimulai pada jalur yang datar tapi mendarat pada penurunan maka kurangi keagresifan dalam mengangkat roda depan secara manual. Pendaratan pada jalur turunan lebih mudah dibanding pada di jalur datar.

Trik Melakukan Gaya Wheelie dengan Sepeda Gunung

Ini cara melakukan gaya wheelie (mengayuh dengan roda depan terangkat) dengan sepeda gunung.

Kunci trik ada pada waktu yang tepat dan keseimbangan, dengan latihan tekun Anda akan bisa menguasainya. Sebaiknya gaya ini dicoba pada permukaan yang rata dan empuk seperti rumput dan di area luas terbuka.

Pertama-tama, angkat roda depan untuk memulai wheelie. Anda perlu menggunakan berat badan untuk mengangkat roda depan dan bukan hanya menarik kedua lengan. Jadi mulai dengan mendekatkan dada ke gagang setang, lalu hentakkan dengan mengayunkan berat tubuh ke belakang ke balik pelana. Hal ini akan menyebabkan roda depan terangkat dari tanah. Berlatih terus sampai Anda mendapatkan waktu yang tepat dan mampu secara konsisten mengangkat roda depan 10-20 cm dari tanah tanpa pedal.

Berikut, Anda perlu lanjut ke tendangan pedal, di mana Anda menyalurkan lebih banyak tenaga pada roda belakang untuk memaksa roda depan terangkat. Jadi sambil meluncur, pijakkan kaki dominan pada posisi sedemikian rupa sehingga Anda bisa menendang ke bawah keras-keras pada pedal.

Sekarang, semua tentang waktu. Anda perlu menekan ke bawah pada pedal segera setelah Anda mengayun bobot badan ke belakang, jadi sesaat sebelum kedua lengan menjadi lurus karena melempar beban ke belakang Anda perlu menekan pedal ke bawah. Ini adalah saat paling tepat untuk mengangkat roda depan ke udara.

Sekarang Anda sudah mengangkat roda depan ke udara. Ada dua hal yang mungkin Anda perlu lakukan. Jika Anda merasa seakan mau jatuh ke belakang, Anda bisa mengerem roda belakang untuk menurunkan roda depan. Jika roda depan tidak naik cukup tinggi maka Anda bisa terus menekan pedal atau Anda bisa memindahkan berat badan lebih jauh lagi melewati roda belakang, jika keduanya tidak berhasil maka Anda mungkin perlu berlatih kapan waktu yang tepat menendang pedal. (olahragapedia.com)

Rabu, 09 Juni 2021

Sebelas Goweser NKRI Retak Menjadi Empat Bagian

The Sevent Heroes siap menjajal Sate Sapi
Plus Gule Sapi Astana Anyar


Liputan Gowes NKRI Rabu Cemburu (9/6/2021)

Syahdan, sebelas goweser NKRI (Neangan Karunia Ridho Illahi) retak menjadi empat bagian. Apa pasal? Sedianya kesebelas goweser NKRI itu akan "mengaspal" bersama menyuri jalan-jalan kota Bandung. Namun, rupanya telah tercabik-cabik menjadi empat bagian. Hitung saja, tujuh goweser memburu Sate Sapi plus Gule Sapi, Dua goweser memburu Sapi Qurban di Cijapati, Satu Goweser lagi Nyabu, dan satu goweser lagi ngasuh ibu-ibu.

Tujuh goweser yang dikenal juga dengan The Sevent Heroes itu, memang bagai sedang tersengat penyakit kasmaran pada sate. Atau boleh jadi laksana wanita ngidam saja. Soalnya, fokus perhatiannya kerap ke Jalan Astana Anyar saja. Ya, itu tadi ngincar Sate dan Gule Sate UJ di Astana Anyar yang memang sudah jadi langganan kaum tua renta. Apalagi karena satenya yang lumayan empuk.

Tak menunggu lama, ketujuh goweser pun langsung meluncur dari Gazebo Pojok Toleransi. Ada Kang Dammar, Kang Isa, Kang Bubun, Kang Rochadi, Kang Yaya, Kang Muryono dan Kang Nana. Waktu tempuh pun tak terlalu lama sudah sampai di TKP. Dan ketujuh goweser pun dengan tekunnya mulai menyantap sate sapi yang diguyur kuah gule. Dalam hitungan menit seporsi sate langsung ledis. Alamaakk, emang lagi pada kelaparan nich...!!!

Sementara dua goweser lainnya, yakni Kang Purnomo dan Kang Hasan Munawar, menuju Peternak Sapi di Cijapati. Tujuannya untuk melakukan survey kondisi dan harga Sapi untuk kebutuhan Idul Qurban pada 20 Juli mendatang. Semoga saja segera mendapatkan sapi terbaik dengan harga bagus sesuai pasaran.

Satu goweser lagi, yakni Bang Tampu, tertangkap kamera sedang nyabu (Nyarapan Bubur) di Capitol Sudirman. Mengapa tidak berangkat bersama-sama saja dari Pojok Toleransi. Ah, rupanya alasannya cukup klise, katanya sih informasinya yang telat, hingga dia melesat duluan sorangan wae ke arah Jalan Sudirman. Ya, sudah gak apa-apa yang penting tetap sehat, hepi dan selamat.

Nah ini dia, satu goweser lagi, yakni Kang Irsan, yang rupanya memang sedang menyalurkan hobi ngaping (ngemong) goweser ibu-ibu. Entahlah, ibu-ibu darimana dan ada hubungan apa dengan ibu-ibu itu? Tak mengapa, selama masih tetap dapat menjaga silaturahmi yang baik dan membawa keberkahan.


Umur boleh tua tapi soal style
Tetep we siga model kekinian


YA ampyun gaya na eta kaum
Aki-Aki Tujuh Mulud


Sate Sapi dan Gule Langganan
Goweser NKRI

Kang Irsan di tengah ibu-ibu
asuhannya, yang "bikin cemburu" goweser nkri


Ini nih yang ketahuan nyabu
(nyarapan bubur) di Capitol


Minggu, 06 Juni 2021

Silaturahmi Pengurus RW-10 dengan Warga RT-05: "Tenang ada pak Eko, Biarkan Yang Mau Manggung!!"

Foto kebersamaan antara Pengurus RW-10 dengan
Warga RT-05 yang begitu antusias menyambutnya

Nama Eko Suharno, tampaknya telah menjadi salah satu simbol nama pemberi donatur aktif di lingkungan RW-10. Barangkali karena telah terbukti dengan aktifnya beliau dalam memberikan donasi, terutama terhadap pembangunan, serta pengadaan sarana dan prasarana masjid Al-Muhajirin RW-10 Antapani Kidul. Tak keliru, jika Ketua RW-10, Dede Amar, kerap menyebut nama ini, ketika ada pembicaraan yang berkaitan dengan penggalangan dana.

"Wakaf dalam bentuk donasi uang untuk sarana ibadah memang sangat penting, namun untuk pembangunan lingkungan juga tidak kurang pentingnya dan merupakan sedekah jariyah yang tidak akan terputus pahalanya. Karena itu untuk membangun lingkungan RW-10 juga diperlukan para donatur, tidak terkecuali partisipasi dari para donatur RT-05," kata Ketua RW-10, Dede Amar, dalam acara silaturahmi Pengurus RW-10 dengan warga RT-05/10, bertempat di Gedung Serba Guna (GSG) RW-10, Minggu Pagi tadi (06/06/21).

Beberapa point lainnya yang dibahas antara lain:

Pertama, beras perelek akan ditiadakan dan akan diganti dengan uang yang nilainya Rp 10.000,- (sepuluh ribu rupiah). Jadi kalau RT-05 selama ini membayar uang perelek bervariasi maka akan diseragamkan dengan uang Rp 10 rb rupiah per KK. Ini sumbangan minimal, kalau lebih dari itu ya dipersilahkan. Begitupun untuk satu rumah yang lebih dari satu KK akan dipungut iuran tambahan berdasarkan progresif. Misalnya dalam satu rumah ada dua KK, maka dipungut iuran untuk KK Utama Rp 80 rb, untuk KK kedua bisa 50%, misalnya Rp 40 rb. Atau silahkan dapat dikelola sendiri oleh RT.

Kedua, RT-05 ini memiliki sumberdaya yang luar biasa. Tak hanya warganya yang handal dan menduduki posisi inti di beberapa kepengurusan, namun juga memiliki sumberdaya alam yang potensial. Kita punya fasum, yakni adanya lapangan JMM (Jayapura, Merauke, Manokwari) sekitar 1000 m2. Ini akan dimanfaatkan dengan baik. Misalnya akan dibangun Gazebo, seperti Gazebo Pojok Toleransi di RT-06. Lokasinya di salah satu sudut lapangan JMM menghadap ke arah gedung Serbaguna. Sarana ini akan sangat berguna atau bisa dimanfaatkan warga untuk berbagai aktivitas.

Ketiga, beberapa ide untuk penggalangan dana. Misalnya, akan dicoba dengan sistem lelang untuk pembangunan wilayah RW-10 dengan memanfaatkan para donatur potensial di RW-10. Rumah yang dimanfaatkan untuk perusahaan juga akan dimintakan bantuan sumbangan. Lalu dengan cara sirkulir dimintakan kepada warga. Kita akan ikuti cara Manajemen DKM Al-Muhajirin dalam penggalangan dana melalui cara lelang ini.

Beberapa masukan dari Warga RT-05 ke Ketua RW-10.

Tanya: Bu Yudi (Bendahara RT-05): Berapa prosentase dana yang harus disetorkan ke RW-10 dan tanggal berapa mulai disetorkan:

Jawab: Prosentase dana untuk RW-10 naik 5%, dari sebelumnya 85% menjadi 90%. Hasil kesepakatan dengan para pengurus RT, disetorkan setiap tanggal 20 bulan berjalan.

Tanya: Lisa Tinaria (mantan Bendahara RT-05): Saat pengaspalan jalan Jayapura ada anggaran dari APBD (dari Pemda) dan Sumbangan dari Warga. Apakah dana itu sudah ada kembali dan apakah sudah diprogramkan untuk tahun berikutnya?

Jawab: Sekitar tahun 2018, saat Gubernur Ridwan Kamil, ada program IPPK yang salah satunya digunakan untuk biaya pengaspalan jalan. Namun sejak tahun lalu (2020) dana untuk program ini dialihkan ke program Covid-19. Kasus Tahun 2020 ada biaya, antara lain untuk rehab GSG sekitar Rp 70 juta. Namun dana belum keluar, sedangkan renovasi gedung sudah dilakukan. Ternyata danannya tidak keluar karena dialihkan ke program Covid-19, akhirnya kita punya hutang biaya renovasi GSG yang belum dibayarkan sebesar Rp. 14.350.000,-

Tanya: Pak Cholil, ada tiga KK tapi sifatnya tidak menetap atau berada di luar kota. Apakah juga harus bayar iuran? Gedung GSG agar bisa dimanfaatkan untuk kantor pelayanan warga dengan hari jam yang ditentukan. Portal belakang Jl Balikpapan agar ditutup permanen atau hanya untuk orang lewat saja.

Jawab: Silahkan untuk teknis kebijkannya oleh pak RT langsung. Portal belakang akan disolusikan dengan bagian pembangunan terutama dengan memperhatikan sisi keamanannya. Mengenai GSG dijadikan tempat pelayanan, akan dibuat kotak surat, selain tetap memberikan pelayanan 24 jam, karena kalau ngantor itu saya itu dimana-mana. Bisa di Pojok Tolerasnis, bisa sedang Pingpong atau sedang Gowes. Silahkan manfaatkan dimanapun saya berada.

Tanya: Pak Nedi, mengenai banjir di Jl Jayapura, bagaimana solusi terbaiknya?

Jawab: Soal banjir tetap kita upayakan solusinya. Hanya kondisi hujan beberapa hari lalu memang agak unik, karena dalam musim yang cenderung sudah kemarau tapi hujan yang begitu lebat. Tapi itu hanya setahun baru terjadi lagi. Masalah banjir telah menjadi bagian dari program RW.

Tanya: Pak Eko, potensi penggalangan dana. Apakah memungkinkan Gedung GSG disewakan? Mengkoordinir pembelian beras, misalnya melalui pembelian ke agen beras dengan sedikit mengambil keuntungan. Selain itu mengelola pembayaran rekening misalnya, listrik, pbb, pulsa dll.

Jawab: Gedung GSG dan Pelataran belakang Masjid, dimungkinkan untuk disewakan untuk tujuan membantu warga yang hajatan. Namun akan kita bicarakan dengan Pihak DKM Al-Muhajirin untuk dilakukan kerjasama. Selanjutnya dari hasil pertemuan dengan Pengurus PKK, diberikan tantangan untuk pencarian dana dengan cara berdagang kecil-kecilan. Msalnya jualan odol, sabun mandi, sabun cuci, kebutuhan warga, termasuk berusaha dengan membuka jasa pelayanan bayar rekening. Dulu pelayanan jasa ini sudah dilakukan, namun rupanya warga kita yang masih kurang memberikan perhatian terhadap usaha ini. Silahkan usaha apapun akan kita support, tapi tidak dalam bentuk koperasi, saya tidak setuju, karena saat ini kondisnya dimana-mana sedang terpuruk.

Tanya: Pak Bona, berapa dana yang diperoleh dari kelurahan. Kalau ada, bagaimana kalau digunakan juga untuk pinggiran gorong-gorong itu disemen saja, karena mudah ditumbuhi rumput.

Jawab: Gober sudah ditangani pihak kelurahan. RW tidak menganggarkan untuk itu.

Tanya: Pak Mukhlis, Sepertinya masih ada yang mengganjal mengenai proses transisi pengalihan kepengurusan RW ini, terutama dari pengurus lama, bagaimana kondisnya saat ini, misalnya dalam hal penanganan petugas keamanan. Selain itu, pengelolaan kemanan ada yang ditangansi oleh RT secara mandiri. Bahkan kabarnya ada juga RT yang membuat program sendiri. Mohon informasinya.

Jawab: Saat ini jangan menangkap informasi yang tidak jelas, apalagi desas-desus dan hoax. Informasi yang akurat saat ini adalah dari bagian Humas dan Infokom melalui website Kisunda-10.com. Biarkan saja kalau ada suara sumir yang mau manggung tanpa panggung. Kan, panggung sekarang sudah ada di pihak kita. Jadi biarkan saja, gak perlu ditanggapi secara serius. Memang benar sudah ada buat program sendiri, khususnya di lingkungan RT-06. Namun, saat ini sudah ada kesepakatan dengan pengurus RT-06 akan dilakukan proses penanganan administrasi keuangan terpusat, tidak terkecuali penanganan sekurity yang akan dilakukan secara satu pintu melalui RW-10.

Acara silaturahmi yang dimulai Pkl.: 09.30 wib ini berakhir hingga menjelang Shalat Dhuhur, dilanjutkan dengan acara ramah tamah yang menyajikan menu, seperti: Baso Cuanki, Baso Tahu, Snack ringan, dilengkapi minuman jus buah kaweni dan minuman lainnya.

Segenap pengurus yang hadir mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas jamuan yang luar biasa ini. Adapun pengurus RW-10 yang hadir, selain Sekretaris Dede Hamam, dan Bendahara Isa Subarsa, juga dihadiri Kasi Pembangunan Purnomo, Kasi Lingkungan Yaya Sunarya, Kasi LKBH, Sopro Sophi, Kasi Keamanan Irsan, dan Kasi Humas & Infokom, Nana Suryana///*nas


Pembawa acara (MC) Sekretaris RT-05, Anindita
Menyampaikan susunan acara



Ketua RT05, Iman Wagiman, menyampaikan
Sambutan dan Laporan Kondisi Warga RT-05


Foto bersama Pengurus RW-10 dengan
Warga RT-05


Dari kiri kekanan Bendaha Isa Subarsa,
Sekretaris Dede Hamam dan
Ketua RW-10, Dede Amar.















baso cuanki yang uenak tenan








Menikmati hidangan yang disajikan
Pengurus RT-05, "hatur nuhun ibu-ibu hebriing,"
ucap Kasi Keamanan Irsan Tea



Ibu-ibu RT-05 yang luar biasa dalam menyajikan
konsumsi untuk Pengurus RW dan Warga RT-nya







Bendahara RT-05 Bu Yudi berkonsultasi
dengan Bendahara RW-10 Isa Subarsa

Kasi Humas & Infokom Nana Suryana
Karena luput dari foto bersama
jadi terpaksa foto sendiri hehehe...







Gowes Jelang Shaum Ramadhan 1445-H

Sembilan goweser NKRI tampil sambut gembira datangnya Ramadhan 1445-H Minus Kang Muryono (fotografer) Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an s...