Selasa, 21 September 2021

Camat Antapani Hadiri Kegiatan World Cleanup Day (WCD) di RW-10 Antapani Kidul



Setiap tanggal 21 September diperingati sebagai hari bersih-bersih sedunia. Peringatan ini dikenal dengan sebutan World Cleanup Day (WCD). Aktivitas World Cleanup Day di Indonesia merupakan tahun yang keempat sejak pencanangan pertama kali tahun 2018. WCD sendiri merupakan salah satu gerakan sosial terbesar di dunia yang menggerakkan masyarakat di beberapa negara untuk membersihkan planet bumi.

Faktanya, memang, belum banyak yang tahu tentang gerakan bersih-bersih ini. Tidak terkecuali di Indonesia. Padahal dalam tiga tahun belakangan, Indonesia mulai aktif bergabung dan berkontribusi dalam gerakan WCD. Bahkan telah mampu menarik dan menggerakan sejumlah relawan untuk bergabung serta melakukan kegiatan bersih-bersih di beberapa daerah di Indonesia.

Kecamatan Antapani Kota Bandung, tidak ketinggalan untuk memanfaatkan momentum ini. Kegiatan untuk tingkat kecamatan Antapani dipusatkan di Lapangan Gasmin (Gasibu Mini), Jalan Purwakarta, Antapani, Kota Bandung, Selasa Pagi (21/9), dalam suatu upacara yang dipimpin langsung Camat Antapani, Dra. Rahmawati Mulia, M.Sc., yang dihadiri Lurah dan jajaran ASN di bawahnya, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kec. Antapani, LKK (Tim Penggerak PKK) Kec. Antapani, Taruna Karya, Tim Gober serta Unsur Terkait lainnya.

Setelah dilakukan pembersihan di lingkungan Lapangan Gasmin, yang sedang dalam proses renovasi ini, kegiatan bersih-bersih berlanjut ke lingkungan wilayah kelurahannya masing-masing. Perlu diketahui, bahwa Lapangan Gasmin saat ini sedang didesain dengan konsep revitalisasi kekinian yang rencananya akan disulap menjadi seperti Alun-Alun Ujungberung.  Adapun biaya renovasi dibebankan melalui APBD yang mencapai Rp 4 milyar.

Terkait Program WCD atau bersih-bersih lingkungan di tingkat Kecamatan Antapani, bersyukur RW-10 Antapani Kidul mendapat kehormatan pertama kali mendapatkan kunjungan langsung dari Camat Antapani Dra. Rachmawati Mulia, M.Si., dan Lurah Antapani Kidul Dedy Djuardi, S.P.

Di RW-10 Ankid, bu Camat dan pak Lurah mendapat sambutan hangat dari jajaran Pengurus RW-10 bersama Tim Penggerak PKK RW-10. Acara yang digelar di Gasemin RW-10 Pojok Toleransi RT-06 ini, berlangsung akrab penuh canda tawa. Setidaknya ini telah menunjukkan semakin mempererat silaturahmi antara Jajaran Pengurus RW-10 dengan Camat Antapani dan Lurah Ankid beserta jajarannya serta ibu-ibu dari Penggerak PKK , serta bapak-bapak dari Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM).

Peringatan WCD melalui program bersih-bersih di seluruh wilayah Antapani ini, diselenggarakan bersamaan dengan HUT Kota Bandung Ke-211. Karena itu slogan yang didengungkan: "Bersih Kotanya, Bersih Hatinya dan Bersih Covid-nya..."

"Alhamdulillah Antapani saat ini telah hampir terbebas dari Penularan Covid-19. Data penularannya sudah sangat melandai. Namun, kita tetap harus waspada dan tetap melaksanakan protokol kesehatan sebagaimana yang biasa kita lakukan," ucap Bu Lurah yang mendapat applaus dari hadirin.

Dalam rangka memeriahkan HUT Kota Bandung ke-211, Lurah Antapani mengimbau agar seluruh warga turut merayakannya, selain melalui kegiatan bersih-bersih lingkungan, juga  dengan pemasangan bendera mulai Rabu 22 September sampai dengan tanggal 29 September 2021. "Dan pada tanggal 30 September, 
sebagai Peringatan Gerakan Penghianatan PKI, maka jangan lupa untuk memasang benderanya setengah tiang," tambahnya.

Ketua RW-10, Drs. Dede Amar, M.Pd.,menyampaikan ucapan terima kasihnya dan rasa bangganya atas kunjungan Bu Camat dan Pak Lurah ke RW-10. "In syaa Allah, kami siap melaksanakan program WCD ini di lingkungan RW-10 dan melaporkan hasilnya," sambutnya seraya memohon bantuan pihak Kecamatan/Kelurahan untuk memberikan solusi masalah banjir di RW-10 serta memasang Papan Pengumuman Kepemilikan Aset Lapangan di RT-06 yang kerap menjadi sasaran oknum-oknum melakukan klaim kepemilikan .

Acara dihadiri dengan makan siang bersama yang menyajikan menu khas Sunda antara lain: Nasi Liwet, Sambel lengkap dengan lalapannya, Goreng Jengkol, Asin Sepat, balado terong, ikan tongkol, dll.

Awal Mula Gerakan World Cleanup Day



Gerakan WCD berada di bawah naungan Yayasan Let's Do It World (LDIW), yang bertujuan untuk menyatukan komunitas global dan meningkatkan kesadaran serta melakukan perubahan dalam mewujudkan aksi untuk bumi yang bersih dan sehat.

Kegiatan bersih-bersih pertama kali dilakukan pada tahun 2008 di Republik Estonia, Eropa Utara; dan berhasil mengumpulkan 50.000 orang untuk membersihkan seluruh negara dalam waktu lima jam. Melihat kesuksesan ini, pada tahun 2011 Yayasan LDIW didirikan untuk menyebarkan dan menerapkan pola kegiatan bersih-bersih di suatu negara dalam satu hari, yang serentak dilakukan di seluruh dunia.

Saat ini Yayasan LDIW sedang berfokus pada rencana besar menuju dunia bebas sampah 2021, dengan meluncurkan program Keep it Clean, yang mengacu pada prinsip dengan melakukan circular Economy dengan  tiga kegiatan utama, yakni:

1. Pendidikan untuk pembangunan yang berkelanjutan - memberikan edukasi di beberapa sektor yang bertujuan untuk menggiring perubahan sikap.

2. Bekerjasama dengan pemerintah dan pemangku kepentingan untuk memfasilitasi proses untuk mengadopsi dan menjalankan sistem Manajemen Sumber Daya yang berkelanjutan dan mengedepankan lingkungan.

3. Peningkatan kesadaran melalui kegiatan sipil besar-besar seperti World Cleanup Day, pemetaan limbah, dll.

World Cleanup Day Dilakukan Serentak di 157 Negara

Gerakan WCD berhasil kejar mimpi menghasilkan komitmen dari jaringan-jaringan negara yang tergabung di dalamnya, yang memiliki tujuan untuk membebaskan planet bumi dari permasalahan sampah.

Pada tahun 2018, gerakan WCD berhasil mengumpulkan 18 juta relawan di 157 negara dan berhasil mengumpulkan sampah terbesar sepanjang sejarah manusia. Lima tahun terakhir, Indonesia adalah berpartisipasi dalam gerakan WCD dan konsisten dalam melakukan kegiatan bersih-bersih di beberapa daerah di Indonesia.

World Cleanup Day di Indonesia


Penyelenggaraan World Cleanup Day dilaksanakan oleh Let's Do It Indonesia (LDII), yang merupakan jaringan dari Yayasan Let’s Do It World. World Cleanup Day di Indonesia digerakkan oleh 10 komunitas Lokal, yaitu: Let’s Do It Indonesia, Clean Up Jakarta Day, DFW Indonesia, Indorelawan, Peduli Ciptaan Indonesia, Trash Hero Indonesia, JCI Indonesia, Forum Indonesia Bebas Sampah 2020, Gerakan Mari Berbagi dan Lions Club Jakarta Pusat Magnolia.

Pada tahun 2018, Indonesia menjadi negara dengan jumlah relawan terbesar di dunia, yaitu sebanyak 7.688.332 (7,6 juta) orang. Jumlah relawan ini menempati peringkat nomor satu di dunia, mengalahkan Pakistan dan Amerika Serikat. Para relawan berasal dari 1.000 komunitas yang tersebar merata di 34 provinsi, dan berhasil mengumpulkan sampah sebanyak 14,8 juta kg. Pencapaian ini pun diakui oleh internasional.

Berdasarkan studi yang dirilis oleh McKinsey and Co. dan Ocean Conservancy, Indonesia adalah negara penghasil sampah terbesar di dunia setelah Cina. Aksi Indonesia di gerakan WCD merupakan wujud nyata bangsa Indonesia dalam mengurangi sampah.

Berkat keberhasilan ini, Indonesia terpilih menjadi tuan rumah untuk Leaders Academy Asia & Oceania 2019, yang merupakan kegiatan pelatihan untuk semua leaders yang memimpin kegiatan WCD di negaranya masing-masing. Indonesia akan menghadirkan 29 provinsi untuk mengikuti pelatihan ini.

Sneak Peek Seputar World Clean Up Day 2019 di Indonesia

Mengusung tema Cleanup for Peaceful Indonesia. Tema ini diharapkan bisa menjadi momentum persatuan untuk seluruh masyarakat Indonesia yang terlibat, yang berasal dari agama, suku dan budaya yang berbeda.
  • Melibatkan 14 juta relawan yang serentak akan melakukan kegiatan bersih-bersih di 34 provinsi di Indonesia.
  • Melakukan pemetaan 1.500 titik sampah ilegal di 34 provinsi di Indonesia.
  • Minimal 50% dari jumlah sampah yang dikumpulkan dapat dikelola dengan baik melalui bank sampah, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi dan Kota, serta perusahaan daur ulang.
  • Melakukan aksi berkelanjutan yang menyasar kepada 13 isu persampahan nasional, yaitu: Pendidikan, Pengelolaan sampah wilayah terluar, Pengelolaan sampah dari hulu ke hilir; Sampah bercecer; Gerakan dan kampanye; Scale Sustainability; Peraturan; Sampah organik; Sampah tidak organik; Strategi pengurangan sampah di sungai, laut, gunung dan daratan; Teknologi, Kepemimpinan dan kelembagaan, dan Isu pembiayaan.
  • Penandatanganan petisi Aspirasi Bebas Sampah yang mampu mencapai 100.000 tanda tangan relawan. Petisi ini akan disampaikan ke Presiden RI sebagai komitmen penegakan hukum penanganan sampah di Indonesia.

World Cleanup Day menjadi momentum sinergi komunitas dengan instansi Pemerintah Daerah terkait, pemangku kebijakan, komunitas peduli lingkungan dan lapisan masyarakat. Seluruh pihak menjadi satu kesatuan untuk meningkatkan kesadaran dalam mengelola sampah dengan lebih bijaksana. Untuk kejar mimpi planet bumi bersih dan sehat tentunya membutuhkan bantuan seluruh pihak, bukan?

World Cleanup Day (WCD) Indonesia setelah sukses melibatkan 9.5 juta relawan pada 2019, WCD Indonesia tahun 2020 kembali dilaksanakan bersama lebih dari 2 juta relawan. Kegiatan ini diadakan oleh 180 lebih negara di dunia. Selama dua tahun berturut-turut yaitu tahun 2018 dan 2019 Indonesia menjadi negara yang memimpin aksi cleanup terbesar di dunia, disusul negara kedua yaitu Pakistan.

Kegiatan WCD Indonesia 2020 lalu mendapatkan dukungan yang baik dari pemerintah Indonesia, terutama dengan keluarnya surat dukungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Selain itu KLHK juga meminta seluruh gubernur, bupati dan walikota di daerah mendukung aksi ini. Tidak hanya dukungan surat, Menteri LHK, Siti Nurbaya, juga mengeluarkan radiogram kepada seluruh kepala daerah yang meminta peranan dukungan mereka.

“Mohon peranan gubernur, bupati, walikota untuk mendukung pelaksanaan kegiatan World Cleanup Day tersebut dengan mendorong masyarakat dengan melaksanakan aksi cleanup dan pilah sampah dari rumah secara serentak di daerah,” tulis Siti Nurbaya dalam radiogramnya.

Pandemi COVID-19 yang melanda dunia tidak menghentikan terlaksananya kegiatan bersih-bersih terbesar ini. Beberapa negara melakukan kampanye yang berbeda, seperti digital cleanup, individual cleanup dan regular cleanup. Di Indonesia, Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah Limbah dan B3 (PSLB3), Rosa Vivien Ratnawati, mengatakan WCD Indonesia 2020 dilakukan khusus di zona covid resiko rendah dengan aksi utama individual cleanup yaitu masyarakat diajak terlibat untuk ikut aksi cleanup dan pilah sampah dari rumah selama 7 hari (13-19 September 2020).

Kegiatan WCD pada tahun 2021 ini berfokus pada "Pilah Sampah dari Rumah",  sudah lebih dari 2 juta relawan yang terdata yang melaporkan kegiatan WCD di daerahnya. Sedangkan pada tahun 2022, Indonesia akan menjadi tuan rumah kegiatan WCD dan prinsipnya pemerintah sangat mendukung. Kita harus menyampaikan ke dunia tentang pembelajaran-pembelajaran yang baik dan sukses dari Partisipasi Publik di Indonesia ke Dunia dalam konteks tersebut, sehingga dunia tahu bahwa kekuatan partisipasi publik di Indonesia dapat menjadi contoh-contoh bagi negara lainnya. Harapannya Indonesia kembali menjadi yang terdepan bagi kegiatan ini di dunia.

Tim WCD Indonesia yang pernah terpilih sebagai salah satu dari 6 tim terbaik di dunia dalam memimpin WCD ini mengampanyekan tema "Bersatu untuk Indonesia Bersih". Leader World Cleanup Day Indonesia 2020, dengan harapan menjadikan momentum ini sebagai ajang persatuan untuk seluruh pihak yang terlibat.

Sebagai informasi, Clean World Conference tahun 2021 ini dilaksanakan di Jerman, diselenggarakan oleh tim Jerman dan disupport oleh tim Indonesia. Tahun 2022 WCD akan dilaksanakan dan di host oleh Indonesia dan disupport tim Jerman. Selain itu ada juga 34 Islands Project, yaitu proyek jangka panjang untuk mengumpulkan pendapat masyarakat lokal atas solusi pengelolaan sampah di daerah mereka. 

Pelaksanaan 34 Islands Project ini nya bekerja sama dengan tim WCD Indonesia Daerah. Lalu, ada juga Waterways Project - Pengiriman 50 kayak berbahan daur ulang dari perusahaan Estonia, untuk melakukan aksi cleanup di sungai-sungai dan daerah pariwisata. Project ini sudah bekerjasama dengan Kemenkomarvest dalam pengelolaan dan pengirimannya//**nk/nanakisunda//(dari berbagai sumber).

Berikut dokumentasi kegiatan World Cleaup Day di Kelurahan Ankid, Kecamatan Antapani, serta di wilayah RW-10:



















Minggu, 19 September 2021

KisundaGowes-10 (19/09): "Ternyata Ada Lontong Kari Paling Top Se-Bandung..."




Bagi orang Bandung, lontong kari, termasuk makanan yang dicari para penikmat kuliner. Tak peduli dimana lapaknya, kalau mampu memanjakan selera lidah penikmatnya, pasti akan diburu dan banyak dikunjungi. Lontong Kari Tegalega, misalnya, kabarnya merupakan salah satu yang menjadi incaran para pemburu kuliner. Ah, bikin penasaran aja!!!

Komunitas KisundaGowes-10 "NKRI" RW-10 Antapani Kidul, sebagai komunitas gowes pemburu kuliner berniat untuk membuktikan kelezatan kuliner Lontong Kari yang katanya berlokasi di ujung Jalan Otista Bandung. Ide tempat kuliner ini diusulkan Kang Kiali, pada saat semua goweser kebingungan mau kemana dan kuliner apa yang akan dituju.

Usulan Kang Kiali itu rupanya diterima dengan baik. Kemudian 13 Goweser Kisunda-10 pun langsung mempersiapkan diri untuk menusuk ke sasaran yang dituju ke arah Lapang Tegalega. Mereka adalah:

1. Kang Dammar (Dede Amar)
2. Kang Isa Subarsa
3. Kang Kiali
4. Kang Bubun
5. Kang Purnomo
6. Kang Yaya
7. Kang Aam
8. Kang Yopie
9. Kang Irsan
10. Kang Mumu
11. Kang Muryono
12. Kang Sopro
13. Kang Nana

Perjalanan ke arah kota biasanya di tempuh melalui jalur yang biasa dilalui. Tapi kali ini agak berbeda. Ada delapan goweser mengambil rute melewati Jalan Malabar, Palasari, Sadakeling, Jalan Peta, lalu sampai Tegalega di tempat kuliner yang dituju. Sedangkan lima goweser lainnya mengammbil rute melalui Jalan Asia Afrika, Lengkong Besar, Inggit Garnasih, Otista. Walau jalur yang ditempuh berbeda, namun sampainya di lokasi hampir bersamaan.

Menunggu Antrian

Benar saja, Lontong Kari Tegalega, yang tepat berada di samping kanan Lapangan Tegalega ini dipenuhi pembeli yang ternyata adalah para pelanggannya. Kami harus bersabar menunggu antrian pembeli.

Sambil menunggu, jurnalis Kisunda-10 menghampiri Pak Haris, pedagangnya, untuk sekedar mendapatkan info.

Ternyata Pak Haris ini merupakan generasi ketiga. Generasi pertama atau kakeknya adalah Pak Kapir yang sudah mulai berdagang sejak tahun 1960-an atau tepatnya mulai berdagang tahun 1966. Waktu itu, katanya, dagangannya masih ditanggung dan dibawa keliling kota. Namun tempat mangkal akhirnya di seputaran Tegalega.

Adapun resep yang dibuatnya merupakan warisan keluarga secara turun temurun. Ciri khas Lontong Kari Tegalega ini kuahnya kental dan gurih, lontongnya lembut, serta potongan kikilnya yang kenyal dan empuk.

Wajar kalau lontong kari yang dipatok dengan harga Rp 17 ribu per porsi ini menjadi incaran penikmat kuliner kota Bandung. Tidak terkecuali para goweser kota Bandung yang banyak menikmatinya.

Terbukti sudah kalau Lontong Kari Tegalega ini rasanya memang bukan kualitas kaleng-kaleng, tapi benar-benar premium. Terbukti pula dengan pujian 13 goweser Kisunda-10 ini sesaat setelah menikmatinya. Bahkan beberapa goweser harus terpaksa menikmatinya dengan cara standing party, karena tidak kebagian tempat duduk.

Harum aroma rempah berkuah kental kari dengan warna kemerahan berpadu dengan putihnya lontong menjadi padanan pas hingga siapaun tak akan sanggup berlama-lama menanti hidangan datang. Siapapun bagai tak sabar untuk segera mencicipinya. Apalagi, karena kuah karinya rupanya dimasak dengan arang. Efeknya selain bikin panasnya awet juga ada sedikit aroma bakaran arang kayu yang khas.

Saat suapan pertama dimulut, alamak rasanya nendang banget. Pasalnya, rasa gurih kuahnya dapet dari santan kelapa, dan ada sedikit rasa pedas dari cabai sehingga kuahnya berwarna agak kemerahan. Potongan kikilnya juga tidak alot, jadi tak perlu perjuangan untuk melumatkannya.

Sebagai pelengkap, ada kerupuk aci putih, dan ada juga yang diberi terasi sehingga warnanya merah. Nah, kerupuknya ini sendiri merupakan kerupuk khas kota Bandung dari daerah sukaleueur Kopo yang dibuat secara home industri.

Meski dipinggir jalan, namun yang antri selalu panjang karena sudah punya pelanggan tetap, dan rasanya tidak berubah alias resepnya dipertahankan secara turun temurun. Jadi jika akhir pekan, agak siang sedikit saja, anda tidak akan kebagian karena sudah habis dinikmati para pelanggannya.

Alhamdulillah perjalanan Gowes Kisunda-10 pada ahad kali ini telah mendapatkan kuliner baru yang memang layak untuk didatangi dan didatangi lagi. Dan alhamduillah pula biaya kuliner ahad ini telah ditanggulangi oleh Kang Kiali. Hatur Nuhun kang atas traktirannya. In syaa Allah, rezekinya semakin berkah, bertambah dan melimpah.**//nks







Kamis, 16 September 2021

Kisah Bonek Kisunda-10, Sempat Menangis Dua Kali

Ini dia Bonek Kisunda-10, bang Tampu, yang mengisahkan
Perjalanan Gowesnya Sejauh 160 Km

Sembilan goweser Kisunda-10.com plus fotografer
bersiap menyatroni Sate Gule Cimandiri

Terus terang saya menangis ketika melihat tanjakan yang begitu menjulang tinggi bagai membelah gunung. Sebelah kiri tebing, kanannya jurang. Aku sempat berpikir mau pulang balik, tapi, ah, kalau balik pun perjalanan tak mudah dilakukan. Lagi pula macam mana pula kata dunia, gengsiku bisa roboh. Aku pun bertekad untuk melanjutkan perjalanan. Beruntung ada tempat peristirahatan. Setidaknya bisa dimanfaatkan untuk sekedar berpikir dan mengambil keputusan.

Begitulah cerita seorang bonek (bocah nekad) Kisunda-10, bang Tampubolon, ketika melakukan solo gowes alias gowes sorangan Bandung - Pameungpeuk Garut sejauh 160 Km menggunakan jalur Pangalengan.

Cerita berlanjut. Sesaat sedang melamun, tiba-tiba, ada perempuan muda yang lumayan cantik, tentu kalau dibandingkan istri-istri goweser Kisunda-10 yang sudah pada jadi nenek-nenek. Perempuan itu pun menegur saya:

"Bang, kalau abang bisa melaju melintasi tanjakan ini, abang saya mandiin sekaligus saya pijitin bang," kata perempuan itu menantang yang membuat saya terkejut sesaat. Tapi sepertinya dia tahu persis kalau aku gak bakalan sanggup melintasi tanjakan menjulang dengan sudah elevasi sekitar 60 derajat itu.

"Bener nih mau mandiin dan pijitin abang?, kataku pura-pura jadi jagoan.

"Bener, saya serius bang, silahkan coba saja, nanti kalau abang sudah diatas, nanti saya susul ke atas untuk mandiin dan pijitin bang," kata perempuan itu memberi janji.

Obrol punya obrol, (dengan logat Batak): Ah, macam mana pula ini, ujung-ujungnya si perempuan itu menawarkan jasa untuk membawa sepedaku ke puncak tanjakan dengan tarif Rp 50 ribu rupiah.

Ya sudah, daripada mandeg, kubilang setuju saja. Rupanya itu si perempuan kucluk juga, ternyata sepedaku dibawakan suaminya pakai sepeda motor. Alamak, rupanya si perempuan ini sudah berpengalaman untuk membantu para goweser yang lewat melalui jasa pemindahan sepeda dari bawah ke atas puncak tanjakan.

Itulah sepenggal kisah pengalaman solo gowes bang Tampu ini yang diceritakan di tempat Sate Gule Cimandiri, yang memang telah dijadikan sasaran kuliner Sembilan Goweser Kisunda-10 pada Rabu kemarin (15/9). Kesembilan Goweser itu yakni: Kang Dammar, Kang Rochadi, Kang Bubun, Kang Purnomo, Kang Saptono, Kang Sigit, Kang Dwi, Kang Rusdi, dan Kang Nana. Kemudian bertemu di lokasi kuliner Sate Gule Cimandiri dengan salah satu goweser lainnya yang kini mendapat gelar sebagai goweser bonek Kisunda-10, bang Tampu.

Selama masih menunggu pesanan, bonek itu pun bercerita kembali.

Selama perjalaanku, memang aku sempat menangis dua kali. Terutama ketika dalam kondisi yang sudah lunglai, sekonyong-konyong harus melintasi tanjakan lagi yang begitu membentang ke atas. Ya, terpaksa untuk menghadapi tanjakan yang kedua ini, kupapah sepedaku bersama linangan air mata. 

"Terus terang aku kapok, aku tak sanggup melakukannya untuk yang kedua kalinya," cerita dia yang didengarkan oleh sembilan goweser lainnya dengan penuh haru biru. Bahkan mendengar cerita yang mengharukan itu, hampir saja kang Dammar ikut menangis.

Perjalanan itu, tambahnya, kutempuh sejauh 160 Km. Aku ambil rute dari Bandung melintasi Pangalengan, terus menyusuri perkebunan teh ke arah selatan hingga Pantai Santolo hingga Pantai Pameungpeuk Garut. Sebenarnya sih, dari total perjalanan itu 75% jalannya menurun. Kalau bicara soal pemandangan memang luar biasa indah. 

Sempat pula, beberapa kali aku ketemu dengan goweser lainnya, saat kuceritakan tujuan perjalananku, banyak yang mengatakan kalau aku sudah gila. Bahkan ada yang melintangkan jari telunjuk ke jidatnya. 

"Abang sudah gila!!!" kata seorang seorang goweser yang kutemui. Sekalian saja aku bilang, kalau aku memang baru sembuh dan lagi kumat.

Yah, begitulah perjalananku itu selama dua hari dua malam. Berangkat tanggal 7 September jam 03.00 Subuh dan pulang pada tanggal 9 September jam 03.00 subuh. Jadi setelah sampai Pameungpeuk Garut, apa boleh buat, kembali pulang ke Bandung menggunakan kendaraan Colt Sayur dan berhenti di Cileunyi. Dari Cileunyi menuju Antapani, aduhai, terpaksa aku nggowes lagi, padahal ini selangkangan masih terasa panas.

Sesampainya di rumah selama tiga hari jalanku jadi egrang. Sampai istriku bertanya, "Ah, kenapa pula jalan kau macam begitu bang, macam habis sunat saja kau bang?" (hahaha, maaf, ini mah karangan jurnalis).

Yah, begitulah kisah goweser Kisunda-10 di Rabu Pertengahan September Ceria ini. Tak banyak yang bisa diceritakan perjalanan goweser NKRI, selain kisah bertemunuya dengan  goweser bonek Kisunda-10.com. Dan kita bersyukur dan mengucapkan terima kasih kepada bang Bonek yang dengan kebaikannya telah membayarkan seluruh biaya kuliner kali ini. 

Semoga menghibur dan mohon maaf kalau terdapat beberapa rekayasa cerita. Ya, begitulah, supaya berita Kisunda-10 ini tetap lucu dan menggemaskan.//*nk (nanakisunda).






















Kamis, 09 September 2021

KisundaRODA-10: Touring Munggaran Menjelajah Gunung Manglayang

Nuju naon kang Dammar, meuni ngengklak kitu...

13 Biker RODA-10, bersiap menjelajah Perbukitan Cibodas
Lembang dan Pegunungan Manglayang

Ketika diperdengarkan musik karaoke lagu KANDAS yang dipopulerkan oleh Evie Tamala, otomatis Kang H. Dede Amar, langsung ngengklak alias meliuk-liuk joget dangdutan. Tak hanya itu, ia pun mulai meraih mike dan melantunkan syair lagunya yang mendayu-dayu. Tak tanggung-tanggung yang diajak menjadi lawan vokalnya adalah istri pemilik Villa Cibodas, Lembang, Ibu Angger Pramundito.

Tak urung terjadi percakapan diantara para biker lainnya.

"Itu pak Dede Amar kalau dikasih lagu dangdut, semangat sekali dan tampak langsung bungah sumringah yah...," komentar kang Yaya, saat melihat semangat Pak RW-10 maju ke arena sambil bergoyang.

"Wah, beliau mah, kalau sudah dengar atau nyanyi lagu dangdut, selain suaranya lekoh, goyangannya pun maut, hingga dunia ini seperti sudah miliknya saja, bahkan yang hadir disekelilingnya pun mungkin sudah dianggap sebagai patung saja," respon kang Irsan.

"Emang iyah, coba saja lihat tuh ngengklaknya saja sudah mirip Mansyur S," timpal kang Bubun.

"Pantesan kalau dikasih lagu barat atau pop, seeperti kurang gairah, bahkan kalau nyanyipun suaranya agak fals-fals gitu yah," kata kang Nana yang direspon para biker dengan cengengesan.

Yah, begitulah sekedar obrolan liar kaum Goweser NKRI (Neangan Karuni Ridho Illahi) yang kini bertransformasi sementara menjadi bikerRODA-10. Tempatnya di Villa Cibodas Lembang, milik mantan Bos Telkom, pak Angger Pramundito. Kebetulan pak Angger itu adalah sahabat Kang Sigit di Telkom Padang, bahkan Kang Angger dan Ibu Angger menjadi rekan bermain bulutangkis hingga saat ini. Beliau juga rupanya sempat juga menjadi bos Kang Nana sewaktu beliau berdinas di Makassar. Jadi jangan heran kalau menempati villa itu secara cuma-cuma alias gratis. Kami hanya menaggulangi biaya makannya saja.

Di Villa itulah para biker dadakan, mulai menunjukkan kebolehannya bernyani. Bahkan di luar dugaan bagai tersimpan bakat-bakat terpendam. Selain Kang Dammar yang piawai menyanyikan lagu-lagu dangdut, juga ada Kang Bubun misalnya, yang piawai menyanyikan lagu-lagu Benny Panjaitan, Kang Purnomo menyanyikan lagu Pance Pondag, Kang Hasan Munawar lebih suka beraliran jazz, rock and blues, Kang Irsan lagu-lagu Nostalgia, Kang Rusdi segala lagu bisa walau vokalnya masih kurang terasah, begitu juga ada vokalis  lainnya seperti Kang Yaya, Kang Wagiman, Kang Tisna telah menunjukkan kabisanya dalam bernyanyi walau masabodo dengan kualitas vokalnya. Lalu bagaimana dengan vokal Kang Nana? Ah, Kang Nana mah, menurut pengakuannya, adalah mantan pegawai band masa remaja dan pernah jadi juara-I Pop Singer di SMA-nya dulu (bukan hoax). Edun teu? (Maaf ya, kalau  jurnalis mah boleh ngkali memuji diri sendiri hahaha)

Awal Kisah RODA-10

Bermula dari obrolan iseng saat latihan tenis meja antara pak RW-10 Kang Dammar (Dede Amar), Kasie Pemuda dan OR Kang Yopie dan Kasie Infokom Kang Nana. Awalnya terlontar bagaimana caranya untuk membunuh kebosanan bergowes. Lalu muncul ide atau usulan bagaimana kalau mencoba melakukan touring sepeda motor saja.

Ide itu ditangkap dengan baik dan mendapat sambutan pak RW-10. Beliau setuju dan akan mecoba melakukan bewara (pengumuman) melalui WAG. Keesokan harinya munculah bewara itu yang ternyata mendapat sambutan luar biasa. Secara bertahap setiap peserta menulis kesediaannya sebagai peserta touring. Hanya dalam dua hari terdaftar ada 13 peserta touring.

Nama komunitas barunya adalah KisundaRODA-10. RODA-10 merupakan akronim dari Rekreasi Olahraga Sepeda Motor RW-10. Nama ini melengkapi dua nama sebelumnya sebagai ciri khas atau brand image RW-10, yakni KisundaGOWES-10"NKRI" dan KisundaMARET-10.

Jadi pada tanggal 8 September 2021 telah terjadi ukiran sejarah baru terbentuknya komunitas touring sepeda motor di lingkungan RW-10 Antapani Kidul dengan nama "KisundaRODA-10"

Tentang Villa Kang Angger

Villa Kang Angger di kawasan Cibodas Lembang itu memang sangat nyaman dan menawan. Diatas lahan lebih dari satu hektar itu, berbagai fasilitas tersedia disana. Ruang utama dua lantai dengan ruang tengah yang representatif. Selain view-nya yang indah, disediakan juga arena hiburan seperti karaoke. Di area ini memadai juga sebagai arena berjingkrak atau berjoget ria.

Berbagai fasilitas yang ada selain beberapa kamar tidur, juga di bagian bawah ada area untuk berolahraga, seperti Tenis, Volley atau Bulu Tangkis. Yang mau mancing pun tersedia kolam pancing yang nyaman. Dilengkapi juga dengan Mushola dan area khusus untuk berfoto atau sekedar menikmati view di sekelilingnya.

Bu Angger juga ternyata, pebisnis sayuran. Ada berbagai jenis sayuran yang didistribusikan ke berbagai Supermarket, tak hanya ke Bandung Area, namun juga sampai ke Jakarta. Hingga saat ini tersedia tiga kendaraan yang khusus mengangkut sayuran untuk memenuhi permintaan sejumlah seller di berbagai kota. Berminat berbisnis sayuran? Hubungi KisundaMaret-10 sebagai mediator untuk menghubungkan dengan beliau.

Dalam pengadaan konsumsi juga menerima pesanan pasakan sesuai permintaan. Namun jika berkeinginan untuk masak sendiri pun tersedia dapur yang dilengkapi dengan berbagai peralatan masaknya. Luar biasa. Lalu berapa tarif sewa Villanya? Dipatok harga antara Rp 3 juta s/d Rp 4 jt permalam, tergantung dari pilihan fasilitas yang digunakan. Berminat untuk sewa villa ini? Hubungi saja KisundaMARET-10.

Rute Touring Roda-10

Touring munggaran atau yang pertama kali ini dilakukan dengan mengambil rute yang lumayan menantang. Dari Antapani, Ters Jkt, Supratman, Pasteur, Sukajadi, Lembang, Maribaya, Villa Cibodas. Kepulangannya dari Cibodas mengambil jalan melalui perkebunan kina Bukit Tunggul PTPN VIII, kemudian merambah daerah pegunungan Manglayang, hingga tembus ke Cigending, Ujungberung dan kembali ke Antapani. Total jarak tempuh dari Antapani - Cibodas - Manglayang - Ujungberung - Antapani sekitar 100 km.

Peserta biker RODA"10" diikuti 13 peserta yang telah menunjukkan nyalinya yang boleh dibilang membanggakan. Mereka adalah: 1. Kang Dede Amar (pak RW-10); 2. Kang Rochadi; 3. Kang Purnomo; 4. Kang Bubun; 5. Kang Sigit; 6. Kang Hasan Munawar; 7. Kang Wagiman; 8. Kang Irsan ; 9. Kang Yaya; 10. Kang Tisna; 11. Kang Saptono; 12. Kang Alex; dan 13. Kang Nana.

Selama perjalanan tak ada kendala berarti. Semuanya berjalan mudah, lancar, dan selamat sampai tujuan hingga kembali, serta in syaa Allah membawa keberkahan untuk semuanya. Tidak terkecuali membawa berkah peningkatan imun hingga 1000%. Nikmat mana lagi yang engkau dustakan...!!!//*nk/nanakisunda.












Sekali gebrak kencleng terkumpul lebih
dari Rp 700 rb. Lumayan buat maksi...




Gowes Jelang Shaum Ramadhan 1445-H

Sembilan goweser NKRI tampil sambut gembira datangnya Ramadhan 1445-H Minus Kang Muryono (fotografer) Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an s...