Minggu, 27 Maret 2022

RW-10 Ankid Bandung Selenggarakan Pelatihan Tata Kelola Administrasi RT dan SOP Keamanan/Kebersihan

"Tata Kelola Adminsitrasi RT dan SOP Kebersihan/Keamanan
harus sudah mulai dibenahi  dengan baik," tegas Dede Amar

Seperti dimaklumi bahwa tugas, fungsi, kewajiban dan kegiatan RT dan RW, sesuai Pasal 2 dan 3, Perwal Kota Bandung Nomor 215 Tahun 2018, sebagai berikut:

RT dan RW mempunyai tugas membantu Pemerintah Daerah Kota dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan.

Dalam melaksanakan tugasnya, keberadaan RT berfungsi:

a. Melakukan pendataan kependudukan dan pelayanan administrasi pemerintahan lainnya;
b. Menjembatani hubungan antar penduduk di wilayah kerja RT;
c. Membantu penanganan masalah kependudukan, kemasyarakatan, dan pembangunan di wilayah kerja RT;
d. Pengoordinasian antar penduduk di wilayah kerja RT;
e. Menjaga kerukunan antar tetangga, memelihara dan melestarikan kegotongroyongan dan kekeluargaan dalam rangka meningkatkan ketentraman dan ketertiban;
f. Menampung dan mengusulkan aspirasi warga dalam rencana dan pelaksanaan pembangunan di wilayah kerja RT;
g. Membantu RW dalam menjalankan tugas pelayanan kepada masyarakat yang menjadi tanggung jawabnya di wilayah kerja RT;
h. Menggali potensi swadaya murni masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan dan menumbuhkembangkan kondisi dinamis masyarakat di wilayah kerja RT; dan
i. Membantu sosialisasi program Pemerintah Daerah Kota kepada masyarakat di wilayah kerja RT.

Mengingat bergitu beragamnya fungsi dan tugas yang harus dilaksanakan RT, maka untuk tahap pertama diselenggarakan Pelatihan Tata Kelola Administrasi RT dan RW termasuk membahas SOP keamanan dan kebersihan, yang dilaksanakan di Gazebo Pos Toleransi (Postol) RW-10 Antapani Kidul, Sabtu Malam kemarin (26/3/22).

Ketua RW-10 Ankid, Dr.H. Dede Amar, M.Pd., menyampaikan agar tata kelola administrasi di tingkat RT dan sop keamanan/kebersihan secara bertahap harus sudah mulai ditertibkan sesuai dengan Perwal Kota Bandung tersebut. Terutama dalam hal pembuatan Surat Pengantar atau Surat Serbaguna yang seringkali diminta Warga.

"Misalnya ketika ada warga ingin membuat KTP baru yang hilang, maka Surat Keterangan Pengantar dari RT itu harus didasarkan pada adanya Surat Keterangan Kehilangan dari Kepolisian," kata Dede Amar yang lebih akrab dengan panggilan Kang Dammar ini.

Apa Saja Macam Buku Administrasi RT (Rukun Tetangga)?

Menurut Sekretaris RW-10 Ankid, Dede Hamam, bahwa berdasarkan Permendagri No.18/2018 yang dijadikan acuan dalam Perwal Kota Bandung No.215/2018, idealnya Susunan Organisasai Rukun Tetangga itu sebagai berikut:
macam buku administrasi rt
Namun demikian di lingkungan tingkat RT kecenderungannya memiliki kepengurusan sederhana. Umumnya hanya ada Ketua RT, Sekretaris dan Bendahara saja, dengan sedikit dukungan buku administrasi RT.

Padahal seharusnya di tingkat RT itu ada kepengurusannya dengan tata kelola administrasi yang lengkap, namun yang terjadi hampir di semua daerah praktis tidak ada sama sekali.

Sesuai Perewal Kota Bandung No.215Tahun 2018, berikut ini daftar buku administrasi RT (Rukun Tetangga) yang minimal harus diadakan di setiap RT, antara lain:

Dalam melaksanakan tata kerja, pengurus RT dan pengurus RW perlu didukung dengan administrasi dan alat kelengkapan sebagai berikut: 

a. Administrasi: 

1. Buku induk penduduk tetap; 2. Buku penduduk sementara/musiman dalam Daerah, luar Daerah di wilayah Provinsi Jawa Barat dan luar wilayah Provinsi Jawa Barat; 3. Buku perubahan penduduk tetap; 4. Buku perubahan penduduk musiman dalam/luar Kota Bandung dari/luar Provinsi Jawa Barat; 5. Buku perkembangan penduduk; 6. Buku data pengurus RW, RT dan perlindungan masyarakat; 7. Buku daftar proyek pembangunan; 8. buku kejadian; dan 9. Buku profil RW.

b. Alat Kelengkapan:

1. Stempel RT/RW; 2. Papan nama Ketua RT/Ketua RW; 3. Kop surat RT/RW; dan 4. Tata Naskah Surat.

Jika ingin mendapatkan contoh formatnya,dapat menggunakan  aplikasi Simpeldesa. Karena seluruh File administrasi tersebut ada di dalam aplikasi Simpeldesa, termasuk buku administrasi RT.///***naskisunda/doc:deden.







Jumat, 18 Maret 2022

Touring KisundaRODA RW-10 Ankid Satroni Desa Jayagiri Lembang

Briefing sebelum berangkat menuju
Perbukitan Jayagiri Lembang

berfose di lapangan MMJ
(Manokawari-Merauke-Jayapura)

Melati dari Jayagiri...
Kuterawang keindahan kenangan...
Hari-hari lalu di mataku...
Tatapan yang lembut dan penuh kasih...


Itu adalah sebaik syair lagu Melati dari Jayagiri yang sangat melegenda. Memang nama  Jayagiri, sebuah desa di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, menjadi tidak terasa asing di telinga. Hal itu tentu berkat lagu populer Bimbo yang berjudul Melati dari Jayagiri. Lagu ini  diciptakan oleh Iwan Abdul Rachman alias Abah Iwan di Gunung Jayagiri pada Maret 1967.

Desa Jayagiri sendiri terletak di posisi di jalur menuju Gunung Tangkuban Perahu. Dengan luas sekitar 950 hektar yang mencakup persawahan, perkebunan dan hutan lindung. Bahkan desa ini kini terus dibenahi karena memiliki peluang untuk dikembangkan menjadi salah satu objek  wisata alam andalan Jawa Barat.

Untuk itulah mengapa Komunitas Touring Biker KisundaRODA RW-10, Ankid, memilih tempat ini sebagai ajang aktivitas Touring Jilid-III. Alasannya cukup sederhana. Ingin membeli rasa penasaran tentang keindahan seperti apa yang ditawarkan desa Jayagiri yang kabarnya lumayan menarik untuk disatroni.

Delapan biker plus satu mobil pendamping

Kamis, 17 Maret 2022, kedelapan biker KisundaRODA, tampil untuk menjajal jalanan menuju Jayagiri Lembang. Kedelapan aki-aki pemberani itu adalah:

1. Kang Dede Amar dengan Honda Adv.
2. Kang Purnomo dengan Yamaha Nmax
3. Kang Iman Wagiman dengan Yamaha Nmax
4. Kang Nana dengan Yamaha Nmax
5. Kang Irsan dengan Yamaha Aerox
6. Kang Bubun dengan Honda New Vario
7. Kang Rusdi dengan Honda Scoopy
8. Kang Muryono dengan Yamaha Fino.

Kali ini mendapat pendampingan satu kendaraan Kijang, yang diawaki:
1. Kang Hendrik (Pengendara)
2. Kang Isa (Pendamping)
3. Kang Rochadi (Pendamping)
4. Kang Yopie (Pendamping).

Bagi kami, Jayagiri memang merupakan bagian kenangan masa lalu. Ketika ada Lomba Hiking atau sekedar ingin berkemah ke  Tangkuban Perahu, sudah dipastikan akan melewati hutan Jayagiri. Jaraknya kurang lebih delapan kilometer sampai ke kawah Tangkuban Perahu

Warga dan aparat desa hasil pemekaran Desa Lembang tampaknya tidak menyia-nyiakan peluang dan potensi yang ada di hadapan mereka. Dengan bekerja sama dengan Perhutani, mereka mengembangkan area hutan desa menjadi destinasi wisata alam tanpa merusak ekosistemnya.

Kami pun sampai di lokasi setelah sekitar satu jam perjalanan tanpa kendala berarti. Tampak di lokasi rupanya telah berkembang dengan munculnya berbagai  kantung-kantung pariwisata seperti rumah-rumah baambu yang disewakan layaknya kamar hotel serta tempat-tempat perkemahan dan  panggung-panggung seni dan hiburan bernuansa alam.

Kabarnya sejak tahun 2015,  pemerintah desa memang mulai membangun jalan yang lebih baik menuju tempat-tempat wisata. LOkasi pun semakin tertata rapih dan asri, sehingga kini setiap tahun tidak kurang sekitar 25 ribu wisatawan yang mengunjungi perbukitan Jayagiri ini.

Kami pun bisa menikmati hutan Jayagiri yang lebat, rindang, dan asri dengan pepohonan pinus dan pohon-pohon besar lain. Hawanya sejuk namun tak sampai menusuk tulang sumsum. Di kawasan hutan itu sudah ada papan-papan petunjuk jalan bagi para pendaki, tempat berlindung, pos jaga, toilet, dan tempat sampah.

Kami pun mendapat informasi dari pengelola setempat bahwa di lokasi ini para wisatawan bisa berkemah, menggelar kegiatan pelatihan, bersepeda, hiking, offroad atau sekedar menikmati alam yang konturnya bergelombang. 

Kami pun merasakan pengalaman makan siang di hutan. Makan siang yang disajikan pasangan suami istri yang mengelola kuliner di lokasi, menyediakan menu makan siang yang lezat. Selain nasi liwet yang enak juga ada goreng ikan nila, ikan asin, goreng jengkol, urapan lengkap dengan tahu tempenya, tentu saja dipadu dengan sambal cikur yang membuat kami tak sudi untuk berhenti mengunyah.

Dari kami berenam ada yang menjajal masuk ke perbukitan atas untuk sekedar menikmati nuansa hutan yang jarang kami rasakan selama hidup di lingkungan kami. Sementara yang lainnya lebih suka berkaraoke ria yang juga disajikan oleh Kang Anung pemilik warung makan tampat kami berkunjung.

Alhamdulillah touring KisundaRODA Jilid-III ini semuanya telah berjalan dengan baik, lancar dan membahagiakan. Kembalinya kami menggunakan jalur Punclut ke arah Cimbuluit dengan terlebih dahulu mengunjungi Pabrik Susu Lembang yang sangat terkenal itu.

Semoga sektor pariwisata Jayagiri ini semakin berkembang. Silahkan jika ada yang mau berkunjung ke tempat ini. Apalagi kini telah tumbuh pula usaha untuk memenuhi kebutuhan wisatawan lokal dan mancanegara, termasuk menyediakan kayu bakar untuk api unggun dan pasokan berbagai kuliner dan minuman seperti bandrek, teh dan kopi yang tersedia di kedai-kedai di sekitar Jayagiri. Penginapan pun sangat memadai dan nyaman untuk mengisi liburan keluarga anda. 

Sampai jumpa di Touring Biker KisundaRODA Jilid-IV yang rencananya sehabis Idul Fitri di Sekitaran Situ Cileunca, Pangalaengan Jawa Barat. Cag, Ah...!!!///**nanakisunda...











Tah ieu yeuh nu pikahariwangeun teh...
"Hoyong naon saurna teh...???"












Sabtu, 05 Maret 2022

Tata Cara Mengurus Jenazah dalam Islam, Umat Muslim Wajib Tahu

Pengantar: Jamaah Al-Muhajirin dan Warga RW-10 yang dirahmati Allah Subhanahu Wata'ala, In syaa Allah, ahad besok (6/3/22) akan diselenggarakan pelatihan tata cara pemulasaraan jenzah yang akan diikuti sedikitnya 60 peserta. Berikut ini adalah pengantar tentang tata-cara bagaimana cara memulasara jenazah menurut Islam. Semoga bermanfaat.


Tata Cara Mengurus Jenazah


Seperti yang sudah diketahui, ajal bisa menimpa kapan dan kepada siapa saja setiap saat. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban setiap muslim untuk mengurus jenazah, jika ada orang yang meninggal dunia. Seperti dikutip dari Liputan6.com, berikut ini tata cara mengurus jenazah dalam Isalam:

Memandikan Jenazah

Tata cara mengurus jenazah yang pertama adalah memandikan jenazah. Hal ini sebagai tindakan untuk memuliakan dan membersihkan tubuh orang yang sudah meninggal dunia. Adapun tata cara memandikan jenazah dalam Islam yang benar adalah sebagai berikut:

1. Meletakkan jenazah dengan kepala agak tinggi di tempat yang disediakan. Pastikan orang yang memandikan jenazah memakai sarung tangan.

2. Setelah itu, ambil kain penutup dari jenazah dan ganti dengan kain basahan agar auratnya tidak terlihat. Bersihkan giginya, lubang hidung, lubang telinga, celah ketiaknya, celah jari tangan, dan kaki serta rambutnya.

3. Langkah berikutnya, bersihkan kotoran jenazah baik yang keluar dari depan maupun dari belakang terlebih dahulu. Caranya, tekan perutnya perlahan-lahan agar apa yang ada di dalamnya keluar. Kemudian siram atau basuh seluruh anggota tubuh jenazah dengan air sabun.

4. Setelah itu, siram dengan air yang bersih sambil berniat sesuai jenis kelamin jenazah.

Niat memandikan jenazah laki-laki:

Nawaitul ghusla adaa 'an hadzal mayyiti lillahi ta'aal

Artinya: "Aku berniat memandikan untuk memenuhi kewajiban dari jenazah (pria) ini karena Allah Ta'ala."

Niat memandikan jenazah perempuan:

Nawaitul ghusla adaa 'an hadzihil mayyitati lillahi ta'aalaa

Artinya:

"Aku berniat memandikan untuk memenuhi kewajiban dari jenazah (wanita) ini karena Allah Ta'ala."

5. Setelah membaca niat, miringkan jenazah ke kanan, basuh bagian lambung kirinya sebelah belakang. Setalah itu, siram dengan air bersih dari kepala hingga ujung kaki dan siram lagi dengan air kapur barus.

6. Jenazah kemudian diwudhukan seperti orang yang berwudhu sebelum sholat. Perlakukan jenazah dengan lembut saat membalik dan menggosok anggota tubuhnya.

7. Jika keluar dari jenazah itu najis setelah dimandikan dan mengenai badannya, wajib dibuang dan dimandikan lagi. Jika keluar najis setelah di atas kafan, tidak perlu diulangi mandinya, cukup hanya dengan membuang najis tersebut.

8. Bagi jenazah wanita, sanggul rambutnya harus dilepas dan dibiarkan terurai ke belakang. Setelah disiram dan dibersihkan, lalu dikeringkan dengan handuk dan dikepang. Keringkan tubuh jenazah setelah dimandikan dengan handuk sehingga tidak membasahi kain kafannya.

9. Selesai memandikan jenazah, berilah wangi-wangian yang tidak mengandung alkohol sebelum dikafani. Biasanya menggunakan air kapur barus.

Tata cara mengurus jenazah berikutnya yaitu mengafani jenazah. Ada beberapa perbedaan cara mengafani jenazah laki-laki dan perempuan. Adapun tata cara mengafani jenazah perempuan adalah sebagai berikut:

Cara Mengafani Jenazah Perempuan

1. Langkah pertama, bentangkan dua lembar kain kafan yang sudah dipotong sesuai ukuran jenazah. Letakkan kain sarung tepat pada badan antara pusar dan kedua lututnya. Setelah itu, persiapkan baju gamis dan kerudung di tempatnya.

2. Selanjutnya, sediakan 3–5 utas tali dan letakkan di paling bawah kain kafan. Sediakan juga kapas yang sudah diberikan wangi-wangian, yang nantinya diletakkan pada anggota badan tertentu. Jika kain kafan sudah siap, angkat dan baringkan jenazah di atas kain kafan.

3. Letakkan kapas yang sudah diberi wangi-wangian tadi ke tempat anggota tubuh seperti halnya pada jenazah laki-laki. Kemudian, selimutkan kain sarung pada badan jenazah, antara pusar dan kedua lutut. Pasangkan baju gamis berikut kain kerudung. Untuk yang rambutnya panjang bisa dikepang menjadi 2/3, dan diletakkan di atas baju gamis di bagian dada.

4. Terakhir, selimutkan kedua kain kafan selembar demi selembar mulai dari yang lapisan atas sampai paling bawah. Setelah itu ikat dengan beberapa utas tali yang tadi telah disediakan.

Cara Mengafani Jenazah Laki-laki

1. Pertama, siapkan tali-tali pengikat kafan secukupnya. Kemudian, letakkan secara vertikal tepat di bawah kain kafan yang akan menjadi lapis pertama. Bentangkan kain kafan lapis pertama yang sudah dipotong sesuai ukuran jenazah.

2. Langkah berikutnya, beri wewangian pada kain kafan lapis pertama. Setelah itu, bentangkan kain kafan lapis kedua yang sudah dipotong sesuai ukuran jenazah.Beri wewangian pada kain kafan lapis kedua.

3. Setelah itu, bentangkan kain kafan lapis ketiga yang sudah dipotong sesuai ukuran jenazah. Beri wewangian pada kain kafan lapis ketiga dan letakkan jenazah di tengah-tengah kain kafan lapis ketiga.

4. Tutup dengan kain lapis ketiga dari sisi kiri ke kanan, kemudian kain dari sisi kanan ke kiri. Kemudian tutup dengan kain lapis kedua dari sisi kiri ke kanan, kemudian kain dari sisi kanan ke kiri.

5. Selanjutnya,tutup dengan kain lapis pertama dari sisi kiri ke kanan, kemudian kain dari sisi kanan ke kiri dan Ikat dengan tali pengikat yang telah disediakan.

Setelah selesai memandikan dan mengafani jenazah, tata cara mengurus jenazah berikutnya menyolatkan jenazah. Adapun tata cara menyolatkan jenazah adalah seperti berikut:

1. Berniat (di dalam hati).

2. Berdiri bagi yang mampu.

3. Melakukan empat kali takbir (tidak ada ruku’ dan sujud).

4. Setelah takbir pertama, membaca Al Fatihah.

5. Setelah takbir kedua, membaca shalawat "allahumma sholli ‘ala Muhammad"

6. Setelah takbir ketiga, membaca doa untuk jenazah sebagai berikut:

Allahummaghfirla-hu warham-hu wa ‘aafi-hi wa’fu ‘an-hu wa akrim nuzula-hu, wa wassi’ madkhola-hu, waghsil-hu bil maa-i wats tsalji wal barod wa naqqi-hi minal khothoyaa kamaa naqqoitats tsaubal abyadho minad danaas, wa abdil-hu daaron khoirom min daari-hi, wa ahlan khoirom min ahli-hi, wa zawjan khoirom min zawji-hi, wa ad-khilkul jannata, wa a’idz-hu min ‘adzabil qobri wa ‘adzabin naar.

Artinya:

"Ya Allah, ampunilah dia (mayat) berilah rahmat kepadanya, selamatkanlah dia (dari beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah dia dan tempatkanlah di tempat yang mulia (Surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran, berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga (atau istri di Surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia), istri (atau suami) yang lebih baik daripada istrinya (atau suaminya), dan masukkan dia ke Surga, jagalah dia dari siksa kubur dan Neraka." (HR. Muslim no. 963)

7. Takbir keempat membaca doa sebagai berikut:

Allahumma laa tahrimnaa ajro-hu wa laa taftinnaa ba’da-hu waghfir lanaa wa la-hu

Artinya:

"Ya Allah, jangan menghalangi kami untuk tidak memperoleh pahalanya dan jangan sesatkan kami sepeninggalnya, ampunilah kami dan ampunilah dia".

Untuk jenazah perempuan, kata –hu diganti –haa.

8. Salam. Selesai.

Semoga bermanfaat...///(merdeka.com)//nas/humas/dkm/rw-10

Gowes Jelang Shaum Ramadhan 1445-H

Sembilan goweser NKRI tampil sambut gembira datangnya Ramadhan 1445-H Minus Kang Muryono (fotografer) Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an s...