Selasa, 28 Desember 2021

Kunjungan Komunitas Offroad Dede Amar ke Wisata Airpanas Cileungsing


Qodarullah, secara kebetulan Komunitas Offroad
yang diketuai pak Dede Amar bertemu dengan
Jurnalis Kisunda-10 Kang Nana di Lokasi
Wisata Air Panas Cileungsing (25/12)


Offroad menjadi salah satu aktivitas unik dan menarik bagi sebagian orang. Setidaknya untuk menyalurkan adrenalin sekaligus menjajal kendaraan yang digunakan. Menyusuri medan-medan menantang seperti jalanan berbatu, berpasir, berlumpur hingga lintasan yang terjal pun seringkali justru menjadi sebuah kepuasan tersendiri.


Seperti itulah yang dilakukan Komunitas Offroad Kaum Purnabhakti yang dikomandani oleh Ketua PGRI Jabar, Drs. H. Dede Amar, M.Pd.

Kali ini offroad yang diikuti 10 kendaraan Jimni ini mengunjungi tempat wisata Air Panas Cileungsing, Conggeang, Buahdua, Sumedang (25/12/22).

Menurut Dede Amar, perjalanan offroad kali ini walaupun tidak memasuki hutan belantara seperti biasanya, namun diakui memang cukup melelahkan.

"Walaupun cukup melelahkan, namun tetap saja dirasakan enjoy-surenjoy. Apalagi sebelum memasuki kawasan wisata air panas di kawasan Buahdua Sumedang, terlebih dahulu bersilaturahmi dengan beberapa anggota komunitas yang dilewati selama perjalanan,  yakni berkunjung ke rumah Pak Nunung, Pak Guntara dan Pak Yusuf," kata Dede Amar kepada Jurnalis Kisunda-10, Nana  Suryana, yang qodarullah, secara kebetulan bertemu di lokasi wisata Air Panas, Conggeang, Buahdua, Sumedang.

Menurut Dede Amar, berkendara offroad merupakan sebuah hobi yang telah digeluti selama beberapa tahun terakhir ini. Tak hanya sebagai medium untuk menguji kendaraan melintasi jalur-jalur sulit, tetapi juga untuk manyalurkan adrenalin  serta  sekaligus untuk bertafakur menikmati keindahan panorama alam,” ujar Dede Amar yang juga sebagai Ketua RW-10 Antapani Kidul, Presiden Toleransi RW-10, dan Gegedug Komunitas KisundaBiker-10 dan KisundaGowes-10, RW-10 Antapani Kidul Kota Bandung.

Berikut ada 5 saran dari kabaroto.com, yang perlu mendapat perhatian offroader sebagai faktor keselamatan sekaligus guna menikmati petualangan. 

1. Tentukan dan Pahami Jenis Medan Offroad yang Dituju

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh offroader. Salah satunya dengan memahami terlebih dahulu jenis atau medan offroad yang akan ditempuh. Kegiatan offroad sendiri dapat terbagi menjadi beberapa jenis pilihan, seperti fun offroad, extreme offroad, speed offroad, adventure offroad dan touring offroad. Hal ini penting untuk dipahami agar seseorang bisa memilih kegiatan offroad sesuai dengan kemampuan dan jenis kendaraan yang dibutuhkan.

2. Kuasai Teknik Berkendara Offroad

Ada beberapa teknik yang perlu diketahui, seperti menggunakan kecepatan yang rendah saat menghadapi medan tanjakan atau turunan. Semakin pelan Anda mengemudi, akan semakin mudah.

Kemudian, tetap rileks dan jangan panik, tarik nafas dalam-dalam dan pikirkan trik untuk lolos dari rintangan. Sebagai contoh, saat Anda menyeberangi sebuah lintasan air seperti sungai, sangat penting mengecek kedalaman air dan mengamati seberapa deras aliran air tersebut sebelum Anda menyeberanginya.

Disarankan untuk melihat kondisi medan tanpa kendaraan terlebih dahulu untuk mengetahui kedalaman serta menemukan rintangan yang mungkin dihadapi.
Keamanan merupakan faktor utama

3. Aspek Keamanan merupakan kunci nomor satu

Selain memahami teknik berkendara offroad yang benar, hal yang harus diutamakan adalah aspek keamanan (safety). Hal ini tidak boleh dianggap remeh karena aktivitas offroad juga memiliki risiko yang terkait dengan keselamatan.

Berbagai fitur untuk menjaga keselamatan saat berkendara, juga diperlukan dalam membantu pengemudi. Sebut saja Hill Launch Assist (HLA) yang membantu menahan kendaraan Anda saat berhenti di tanjakan, dan Hill Descent Control (HDC) yang membantu mengontrol kecepatan pada saat jalanan menurun.

Lalu ada Electronic Stability Control (ESC), yang mengaktifkan tekanan rem saat ban menahan kekuatan mesin dan mencegah kendaraan kehilangan kontrol ketika tergelincir, serta Traction Control (TC) untuk menjaga kestabilan serta kembali mengendalikan kendaraan secara cepat, saat traksi hilang karena kondisi jalanan.

4. Sediakan Bahan Bakar Cadangan

Persiapan bahan bakar cadangan juga menjadi hal yang penting, sebelum melakukan petualangan menantang menelusuri alam bebas menggunakan mobil offroad. Pada umumnya, di jalur yang bakal dilalui biasanya akan sulit menemukan penjual bahan bakar.

5. Mulai dengan Komunitas-Komunitas Offroad

Apabila Anda belum memiliki pengalaman dan baru pertama kali mencoba, sangat disarankan untuk bergabung dengan klub offroad atau menumpang kendaraan offroader lain yang sudah berpengalaman. Jangan langsung melakukan kegiatan offroad sendiri, karena akan sangat berbahaya.

Standar safety untuk offroad yang berlaku umum adalah minimal berdua atau akan lebih baik lagi jika bertiga. Bergabung dengan klub akan menjadi pilihan terbaik karena bisa menambah ilmu sekaligus berbagi pengalaman. Selain itu, jangan berperilaku arogan dan selalu menjaga kelestarian lingkungan. (kabaroto.com//kisunda-10.com//nas).







Kamis, 16 Desember 2021

Gowes Tipis Nyosor Gule Mastaka Embe

 

Eta mastaka embe dugi ka dikecrokan
ku Kang Dammar ambuing-ambuing....


Tah nu kieu nu disebat aki-aki garumasep teh
siga na tos kieu mah harilap we ka incu teh

Kalau cinta sudah melekat, tai kotok rasa coklat. Kalau sudah ketagihan gule pak Nono, eta rangka hulu domba na dugi ka dikecrokan.

Itulah yang terjadi pada enam Goweser Kisunda, ketika bergowes tipis di ahad ini (15/21). Keenam goweser itu adalah; Kang Dammar, Kang Jaja, Kang Isa, Kang Rusdi, Kang Dwi dan Kang Nana.

Sedianya sih mau menikmati Bubur Ayam Capitol. Namun di tengah perjalanan diurungkan. Apa sebab?

"Wah, kalau makan bubur ayam, apalagi sampai dua mangkok, sepertinya  ntar pulangnya pada letoy, gimana nich?," kata Kang Isa.

"Bener juga ya, kayak bang Tampu tuh, kan langganannya bubur ayam Capitol tuh, kabarnya bang Tampu sekarang sudah loyo makanya gak pernah ikutan gowes lagi," kata Kang Nana.

"Ya, sudah kalau begitu kita pastikan saja ke Gule Pak Nono, langganan kita, yang ketahuan gulenya maknyus dan bikin tambah gairah luar dalam," seru Kang Rusdi sambil melentikan jempol tangannya.

"Bagaimana kang Jaja setuju gule kepala kambuing?," tanya kang Dwi.

"Siyap, abdi mah mangga kumaha sae na wae," timpal Letkol Jaja dengan eksperesi khas senyum dikulum.

"Okeh, kalau begitu, batal ke bubur Capitol, kita belok kiri saja Kang Dwi," tegas Kang Dammar bagai ngasih disposisi ke Kang Dwi yang posisinya paling depan.

Eh, tahunya Kang Dwi malah belok ke kiri ke Jalan Otista. Karuan saja semua pada bingung dan segera mengejar.

"Ari sampeyan, bade kamana juragan?" teriak pak Dammar.

"Oh, iya lupa, harusnya beloknya di depan ke Jalan Astana Anyar ya?" jawab Kang Dwi bari cengengesan.

Akhirnya segera diambil tindakan dari Otista dibelokan ke Jalan Kalipah Apo menuju jalan Astana Anyar hingga sampai ke Tempat Kejadian Perkara alias TKP, Gule Kepala Kambing pak Nono yang legendaris yang diracik tanpa cipati.

Sambil menunggu pesanan, terbetik kabar dari Kang Dammar dalam kapasitas sebagai Ketua RW-10 Antapani Kidul, katanya di RT.01 ada yang terindikasi varian baru.

"Walah gawat, kalau varian baru, kalau tidak salah namanya Camerun tuh, memang siapa yang kena kang?," kata Kang Isa seperti penasaran pakai banget.

"Silahkan saja tebak sendiri, yang sekarang gak ikutan, ciri-cirinya kalau makan porsinya banyak banget, terutama porsinya gule mastaka embe ieu" timpal Kang Dammar yang sesungguhnya berseloroh karena teringat seseorang yang memang sangat fanatik pada gule pak Nono yang kabarnya hasil racikan keluarganya secara turun temurun ini.

"Waduh, siapa ya, tapi kenapa jenisnya Camerun ya? perasaan gak ada varian begituan tuh, yang ada sih Omicron," respon Kang Rusdi berusaha meluruskan selurus-lurusnya.

Belum tuntas pembicaraan, terlanjur pesanan sudah datang. Mulailah adat kebiasaan lama. Tiada lagi suara, kecuali paketrok sendok, garpuh, mangkok dan piring, sambil terdengar sesekali aya nu ngecrokan bagian rangka kepalanya. Aduh-aduh...meuni ngalimed pisan euyyy...

Setelah tuntas nyosor gule, tampak wajah-wajah kaum lansia itu begitu marahmay, bagai dikedipin mata oleh para mojang priangan.

Setelah diselesaikan Boss Bendahara, Kang Isa, satu persatu goweser Kisunda mulai nenteng sepedah kecintaannya untuk kembali Gazebo Pojok Toleransi yang telah berganti nama menjadi Gasemin Kisunda-10.//*nas


Pan genepan, ari kang Nana kamana?
"Idih, pan nuju moto kang bro..."

Sidakep bari balem, emut waktos
sakola di SD Inpres...

Optimis merambah masa tua dengan berbagai aktivitas
Salah satunya Gowes, selain Touring dan Mancing Mania


Jangan tanya soal usia,
tanyalah kehebatan tenaga ekstranya

Pertama kalinya Letkol Jaja menikmati
Gule Kepala Kambing
"Saya, puas.." kesannya

Tah nu kieu, yeuh yg suka bikin onar teh
Kirain beneran Kang Dede Hamam terjatuh 
hingga teu walakaya...
Eeehhh, sihoreng hoax kabina-kabina


Senin, 13 Desember 2021

PKK RW-10 Ankid, Turut Ambil Bagian dalam Sosialisasi TPPO

 



PKK RW-10 Antapani Kidul, beserta Pengurus RT di lingkungan RW-10 turut ambil bagian dalam Sosialisasi TPPO bertempat di Gasemin RT.06/10 Ankid (13/12).

Sosialisasi TPPO (Tindak Pidana Perdagangan Orang) yang diselenggarakan secara online menggunakan Zoom ini bertujuan dengan harapan para peserta sosialisasi dapat meningkatkan pengetahuan sikap dan keterampilan tentang pendidikan pencegahan tindak pidana perdagangan orang di wilayahnya masing-masing.

Tampil sebagai Narasumber yakni Ema Kusumah Cahyaningsih, SH, MM, dalam kapasitas beliau sebagai Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak DP3AKB Prov. Jabar; Iptu Tuti Purwati (Kanit UPPA Polrestabes Kota Bandung); dan Dianawati, M.Pd. (Lembaga Perlindungan Anak Prov. Jabar). Adapun yang bertindak sebagai moderator yakni Misra Sumarni, M.Pd., dari Lembaga Perlindungan Anak Prov. Jabar.

Seluruh narsumber pada intinya sepakat dan menyadari bahwa salah satu dampak negatif dari globalisasi yaitu perdagangan orang yang saat ini semakin masif dan semakin beragam modusnya yang antara lain dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi komunikasi. Untuk itu perlunya penanganan masalah ini dari hulu sampai hilir yang melibatkan semua elemen baik dari pemerintah dan kalangan masyarakat.

berdasarkan bukti empiris, perempuan dan anak adalah kelompok yang paling banyak menjadi korban TPPO. Tindakan ini telah meluas dalam bentuk jaringan kejahatan yang terorganisir maupun tidak.

TPPO terhadap perempuan dan anak merupakan fenomena sosial dan menjadi permasalahan serius yang dihadapi pemerintah provinsi mengingat jumlah penduduknya terbesar se-Indonesia

Data dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jabar, yang disampaikan Gubernur Jabar Ridwal Kamil, menyebutkan kasus TPPO di Jabar dalam kurun waktu tahun 2015-2021 yakni 29 kasus (2015), 30 kasus (2016), 51 kasus (2017), 17 kasus (2018), 13 kasus (2019), 10 kasus (2021) dan 12 kasus (sampai Maret 2021).

Upaya pencegahan dan penanganan korban TPPO terhadap perempuan dan anak telah dilakukan Pemda Provinsi Jabar dengan membentuk Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan TPPO sebagai task force atau lembaga koordinatif dengan diterbitkannya Keputusan Gubernur Nomor 467/KEP.402-YANBANGSOS/2019.

Adapun tugas utama gugus tugas ini adalah melakukan upaya preventif, penegakan hukum, kuratif dan rehabilitatif korban TPPO.





Goweser Srikandi dan Arjuna Pecah Kongsi: Gowes Deet Berakhir Liwet Jambal Roti

Gowes Ahad kali ini terhitung tak terlalu jauh (deet)
Hingga Berakhir Menikmati Liwet Ala Kisunda

Pecah Kongsi: Goweser Srikandi Kisunda-10
Ke Kampus ITB, Goweser Arjuna Kisunda
ke Arah Cibiru (5/12/21)

Gowes Gabungan Antara Goweser Srikandi
Kisunda-10 dan Goweser Arjuna Kisunda-10
Menusuk ke Summarecon Bandung (28/11)


Nasi Liwet ala Kisunda olahan Ny. Dede Hamam, tak boleh dibilang biasa-biasa saja. Rasa dan aromanya khas Liwet ala Kisunda: Gurih, liket, pulen dan pastinya nyaman di lidah. Cihuy we lah pokon mah.

Apalagi dipadu dengan Asin Jambal Roti Mentega oleh-oleh Kang Dammar (Dede Amar) dari Pangandaran. Alamaakk, sampai lupa pada usia, kalau kebanyakan makan jambal roti itu bisa berefek pada meningkatnya tensi darah.

"Tenang saja, soal kesehatan itu bukan dari faktor makanan, tapi lebih banyak dari suasana hati dan pikiran. Kalau hati dan pikiran positif, dijauhkan dari sirik, pidik, iri, dengki, jail, aniaya, sifat ujub, sombong, takabur, maka in syaa Allah, kita akan sehat-sehat saja. Jadi nikmati saja," kata Ust. Mumu dalam wejangan singkatnya.

"Satuju pisan 'tadz. Hanya saja, saya itu heran kenapa kalau bersepeda tidak berkeringat, tapi kalau makan, lihat nih, keringat sampai ngocor, bahkan basah sampai ke dalam-dalam," kata Kang Dammar sambil beberapa kali nyeka keringat.

"Ah, itu mah, karena terlalu semangat saja, rampus teuing...Tuh, kan, nasi belum habis sudah nambah lagi," respon Kang Isa, salah satu sesepuh goweser Kisunda yang dikenal suka usil.

"Leres pisan, rupina mah rusuh teuing kang, tapi mungkin juga karena dikejar waktu mau ke undangan nikahan anaknya pak Dwi," timpal Kang Wibowo yang kabarnya ogah dipanggil Kang Purnomo.

Kang Dammar cukup meresponnya dengan cengengesan seraya bertanya penuh misteri: "Saya heran kenapa yang diundang Kang Dwi itu hanya Ketua RW dan Sekretaris RW, sedangkan Kang Isa yang notabene Bendahara RW, bahkan posisi rumahnya itu persis di depan rumah Kang Dwi gak diundang? Hayo kenapa?" tanya Kang Dammar.

"Sssttt..sudah jangan dibahas yang itu mah, biar Kang Dwi dan Allah saja yang tau," kata Kang Sigit yang juga lepas dari undangan Kang Dwi padahal posisinya sebagai Ketua DKM Al-Muhajirin.

Yah, begitulah, suasana obrolan liar di Gazebo Pojok Toleransi, sentil sini, sentil sana, seraya menikmati Nasi Liwet ala Kisunda olahan Ketua PKK RW-10, Ibu Hertin alias Ny, Dede Hamam.

Bagai Pecah Kongsi

Liputan kali ini sekaligus merupakan hasil liputan tiga pekan ke belakang. Maklum jurnalis Kisunda, Kang Nana, berhalangan hadir karena harus ke Banten dalam rangka nyacapkeun elmu panggih-pinanggih jeung incu-incuna.

Pada tanggal 28 Nopember, misalnya, terjadi sejarah baru di Goweser Kisunda RW-10, Antapani Kidul, dimana telah bergabungnya goweser teteh-teteh dan akang-akang. 

Agar lebih eksis dan rada gaya, maka sandangan pun diberikan menjadi bersatunya Goweser Srikandi Kisunda dan Goweser Arjuna Kisunda. Walaupun pada umumnya sudah menyandang predikat Lansia, tapi tetep we hayang garumeulis jeung garumasep.

Mereka gowes bersama penuh gembira dan sukacita. Summarecon Bandung menjadi tujuannya. Pada umumnya perjalanan dapat ditempuh dengan lancar dengan tetap menjaga kebersamaan. Sebelum kembali ke Pojok Toleransi sempat singgah di Jalan Irigasi untuk menikmati Pecel Kediri dan Baso Rusuk yang memang sudah beberapa kali menjadi tujuan kuliner goweser Kisunda.

Hanya amat disayangkan itu terjadi hanya sekali saja. Gowes Minggu tanggal 5 Desember, rupanya bagai pecah kongsi menjadi berpisah kembali. Goweser Srikandi Kisunda ke arah Kampus ITB, sedangkan Goweser Arjuna Kisunda ke arah Cibiru. Alamaakkk...!!!

Begitupun dengan Gowes Pekan ini (12/12), masing-masing punya tujuan sendiri. Srikandi ke arah Cikapayang Dago, sedangkan Arjuna memilih seputaran Kircon, Pindad, Bypass, Parakan Saat, Antapani.

Namun tak mengapa, barangkali ke depan bisa dipersatukan kembali. Terutama gowes bareng dalam upaya menjaga kekompakan dan kebersamaan kaum Goweser Kisunda, RW-10 Antapani Kidul, Antapani. Yang terpenting aktivitas bergowesnya senantiasa diberikan kemudahan, kelancaran, kesehatan, lindungan Tuhan dan memberikan keberkahan untuk semuanya.//nas












Gowes Jelang Shaum Ramadhan 1445-H

Sembilan goweser NKRI tampil sambut gembira datangnya Ramadhan 1445-H Minus Kang Muryono (fotografer) Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an s...