Rabu, 31 Maret 2021

Lagi-Lagi Menikmati Sate Guling Cimandiri




Dari kiri ke kanan: Berdiri: Kang Bubun, Pak De Rochadi, Kang Randhi,
Kang Irsan, Kang Dede Hamam, dan Kang Isa.
Bawah: Kang Nana, Kang Hasan dan Kang Tisna
Minus: Kang Rusdi (Fotografer) dan Kang Iskandar tengah melobi Goweser lain
untuk menjalin silaturahmi


Liputan Goweser NKRI Ankid-10 Rabu Nan Indah 31 Maret 2021:

Kalau dihitung-hitung sudah yang ke empat kalinya Goweser NKRI Ankid-10 menikmati Sate Gule Kambing Cimandiri. Memang, seperti menghadapi semacam ultimatum dari pedagangnya: "Barangsiapa satu kali saja menikmati sate gule kambing Cimandiri, maka pihaknya tidak bertanggung jawab kalau sampai kembali lagi karena ketagihan."

Barangkali seperti itulah yang tengah dihadapi 11 Goweser yang akan menjajal jalur ke Taman Hutan Raya (TAHURA) Djuanda Bandung ini. Empat goweser diantaranya pernah sampai ke TAHURA dan tujuh goweser lainnya ingin mencoba kekuatannya untuk melintas jalur yang terbilang ekstrim itu.

Menunggu menu favorit: Sate dan dan
Gule Kambing Cimandiri

Ada cara yang baru dari perjalanan kali ini. Biasanya, gowes dulu, baru menusuk ke kuliner. Kini caranya dibalik yakni menuju ke tempat kuliner dulu baru melakukan perjalanan ke tempat yang dituju. Tujuannya, agar para goweser yang belum sarapan dapat terpenuhi. Serta mencoba jika melakukan sarapan berat terlebih dahulu, bagaimana kekuatan untuk menyusuri jalan-jalan yang akan disasar.

Tepat pukul 08.00, setelah dibuka pak Isa dan penyampaian doa oleh Kang Nana, ke-11 goweser pun mulai melakukan perjalanannya langsung menuju tempat kuliner di Cimandiri. Setelah rehat sejenak di IBCC, dilanjutkan langsung ke Cimandiri. Hanya dalam beberapa saat telah sampai di tujuan.

Permohonan agar segera disajikan

Walaupun pemgunjung banyak, namun karena realtif masih pagi, stok sate dan gule tampaknya masih melimpah. Sate dan gule pun tampak dinikmati para pegowes dengan penuh antusias. Suasana pun menjadi hening selain kriuk-kriuk suara kerupuk, serta beradunya piring dan sendok.

Setelah puas, perjalanan dilanjutkan ke arah Dago. Tampaknya sarapan berat sate dan gule itu tidak sia-sia, karena tenaga para goweser sepertinya ada peningkatan. Menyusuri jalan Dago yang terus menanjak sampai depan Bank BRI mulai tampak ada yang kedodoran dan mulai bermandi keringat. Di tempat ini sebetulnya beristirahat cukup lama. Namun dari tempat ini pula ada yang berniat pulang kembali.

Tujuh goweser sejati, minus fotografer

"Kang, kalau sampai ke Tahura sepertinya kami tidak akan kuat nih, jadi saya dan pak Bubun mau pulang duluan saja," kata pak De Rochadi kepada Kang Nana dalam kapasitas sebagai PLT Pimpinan.

"Terus mau kembali lewat mana?"

"Ya, nanti di persimpangan lampu merah depan, mau belok ke kanan ke jalan Dipatiukur," katanya seraya mempersiapkan untuk berangkat duluan. Goweser yang lain hanya bisa menyetujui seraya mengingatkan agar tetap berhati-hati. Kini Goweser yang tersisa menjadi 9 orang dan langsung melanjutkan perjalanan ke arah Dago Atas. Setelah lewat lampu merah, tampaknya ada dua goweser lagi yang putar balik ke jalan Dipatiukur, yaitu Kang Iskandar dan Kang Dede Hamam. Alasannya karena di bagian perut agak sakit.

Menikmati es cingcau di dago atas

Goweser pun kembali berkurang, kini menjadi 7 orang. Akhirnya The Seven Heroes inilah yang bertekad melanjutkan perjalanan. Mereka adalah: Kang Tisna, Kang Isa, Kang Hasan, Kang Rusdi, Kang Nana, Kang Irsan, dan Kang Randhi. 

Namun sebelum sampai ke Tahura, terlebih dahulu rehat sejenak di Cafe Cingcau dan Kue Balok Dago Atas. Disinilah Kang Tisna memberikan jamuan spesial Pra Ultahnya kepada enam goweser lainnya. Ketujuh goweser pun begitu tekun dan khidmat menikmati Cingcau Hijau yang diakui sangat nikmat hingga sanggup melepas dahaga seketika. Dilanjut dengan sajian minuman Greeentea Gulamerah hangat yang menyegarkan yang ditengarai mampu memicu tenaga baru.

Setelah menikmati cingcau dan greentea hangat, terjadi pro-kontra apakah akan dilanjutkan ke Tahura atau kembali pulang. Setelah melihat kondisi cuaca yang mulai panas, akhirnya diputuskan rencana melanjutkan perjalanan ke Tahura diurungkan. Tentunya ini demi kebaikan bersama, terutama demi kesehatan dan keselamatan goweser.

The Sevent Herous yang berganti
jadi The Sevent Cowards

Akhirnya, ketujuh goweser, yang tadinya dinyatakan sebagai The Sevent Herous alias Tujuh Pahlawan itu harus terpaksa dicabut lagi dan diganti menjadi The Sevent Cowards alias Tujuh Pengecut...hahahha...

Ayo kita pulaaangggg....///**nas








Foto-foto lainnya...

Dua PLT Pimpinan tengah menunggu rekan2
pegowes lainnya


Kedatangan satu goweser, kang Deham, yang
nyamar jadi tukang pijat



Goweser tangguh yang pengen diakui
sebagai Goweser Sejati...Prett ah...


Punya prospek menjadi para goweser sejati


Rehat di Rest Area-1, masih fresh dong...


Berharap mencapai bukit Taman Hutan Raya Djuanda



Di Rest Area-2 Dago mulai tercecer, 4 goweser
melakukan "Walkout" alias pulang kandang....

 

Pengen Jago Chop Block? Belajar saja ke Koki Niwa

Koki Niwa, Petenismeja Jepang, Si Master Chop Block

Personal information

Lahir 10 Oktober 1994 (umur 26)
Tomakomai, Hokkaido, Jepang.
Gaya bermain Left-handed, shakehand grip
Equipment(s) BH: Victas V > 15 Extra, FH: Victas V > 15 Extra, Blade: TSP Swat Power
Peringkat tertinggi 5 (Nov. 2017)
Peringkat sekarang 15 (Januari 2020)
Klub Kinoshita Meister Tokyo
Tinggi 1.62 m
Berat 51 kg

Rekam medali

Koki Niwa (丹羽 孝希 Niwa Kōki) (lahir 10 Oktober 1994; umur 26 tahun) adalah pemain tenis meja pria Jepang. Ia adalah peraih medali emas di Olimpiade Remaja Musim Panas 2010 dan ia memenangkan Kejuaraan Tenis Meja Junior Dunia pada 2010 (ganda) dan 2011 (tunggal).

Pada 21 April 2012, ia mengalahkan Ma Long dari Cina, peringkat 1 Dunia, untuk menjadi pemain pertama yang lolos ke Olimpiade 2012 dari Kualifikasi Olimpiade Asia.

Sejak 2012 ia bermain untuk Matec Frickenhausen Tim Jerman TTC.

Ia memenangkan gelar tunggal Rusia Terbuka 2014.

Niwa memiliki karier junior yang produktif sejak tahun 2008. Dia mencapai perempat final di India Junior Open 2008 di Pune, India, dan memenangkan gelar ganda bersama rekannya Yuki Hirano. Pada Kejuaraan Junior Dunia 2008 di Madrid, Spanyol, ia berpisah dengan Kenta Matsudaira untuk mencapai semi final. Tahun berikutnya, Niwa bermitra dengan Asuka Machi untuk memenangkan 2009 ITTF Cadet Challenge dan ITTF Junior Circuit Finals di Tokyo, Jepang .

Pada Kejuaraan Tenis Meja Junior Dunia 2009, Niwa mencapai perempat final dalam acara tunggal putra sebelum dikalahkan oleh Lin Gaoyuan. Niwa lolos ke Kejuaraan Tenis Meja Dunia 2009 di Yokohama, Jepang dengan mengalahkan Josef Simoncik di turnamen kualifikasi. Niwa mencapai babak 64 sebelum dikalahkan oleh Dimitrij Ovtcharov dari Jerman.

Pada Olimpiade Singapura 2010, ia memenangkan medali emas di sektor tunggal putra, dan medali emas bermitra Ayuka Tanioka dalam acara tim Campuran. Niwa memenangkan gelar U21 di Dortmund Pro Tour German Open 2011 dengan mengalahkan Kim Min-seok. Di Incheon Pro Tour Korea Open 2011, ia mengalahkan Jeoung Young-sik untuk mendapatkan gelar U21 keduanya tahun itu. Pada Kejuaraan Tenis Meja Junior Dunia Manama 2011, ia memenangkan medali emas di ajang tunggal putra, mengalahkan Lin Gaoyuan dari Tiongkok.

2012

Pada 2012, juara dunia junior berusia 17 tahun itu mendapatkan perhatian luas. Terobosannya datang di Turnamen Kualifikasi Olimpiade Asia 2012 di mana ia mengalahkan peringkat 1 Ma Long dunia dan menjadi pemain Asia pertama dalam olahraga yang lolos ke Olimpiade.[7] Bermitra dengan Kenta Matsudaira, Niwa mengalahkan pasangan Wang Hao dan Zhou Yu dari Tiongkok untuk memenangkan gelar ganda World Tour Polish Open 2012.

2013.

Niwa lolos ke Kejuaraan Tenis Meja Dunia 2013 unggulan 15. [8] Ia mencapai babak keempat dalam acara tunggal putra sebelum dikalahkan oleh Ma Long. Dia bermitra dengan Kenta Matsudaira di acara ganda dan mencapai babak ketiga sebelum kalah dari rekan senegaranya Jun Mizutani dan Seiya Kishikawa. Pada World Tour Japan Open 2013 di Yokohama, pasangan Niwa / Matsudaira kalah di final melawan rekan senegaranya Jin Ueda dan Maharu Yoshimura

2014

Pada Kejuaraan Tenis Meja Dunia Tim 2014 di Tokyo, Niwa memenangkan 4 dari 5 pertandingannya, berkontribusi untuk medali perunggu Tim Jepang. Pada Grand Final World Tour 2014 di Bangkok, pasangan Niwa / Matsudaira kalah di final pasangan Korea Cho Eonrae dan Seo Hyundeok. Niwa memenangkan gelar Dunia Terbuka Rusia Terbuka 2014 di tunggal putra, mengalahkan Paul Drinkhall Inggris di final. Pasangan Niwa / Matsudaira berkompetisi di semi-final dan dikalahkan oleh pasangan Rusia Fedor Kuzmin dan Grigory Vlasov.

2015

Pada Kejuaraan Tenis Meja Dunia 2015, Niwa mencapai babak ke-4 sebelum dikalahkan oleh Fan Zhendong dari Tiongkok . Dalam acara ganda, pasangan Niwa / Matsudaira mencapai semi final, dan dikalahkan oleh Fan Zhendong dan Zhou Yu . Ini adalah kemitraan internasional terakhir dengan Kenta Matsudaira.

2016.

Pada Kejuaraan Tenis Meja Tim Dunia 2016 di Kuala Lampur, Niwa berkontribusi pada keberhasilan Tim Jepang dalam memenangkan medali perak. Tim kalah dari Tim Cina di final. Niwa mewakili Jepang di Olimpiade Musim Panas 2016 dalam acara tunggal putra. Dia mencapai perempat final sebelum dikalahkan oleh peraih medali perak Zhang Jike. Dalam acara tim Putra, Niwa berkontribusi untuk tim medali perak pertama Jepang di kategori tersebut. Namun, Niwa menyatakan ketidakpuasan dengan penampilannya, tidak memenangkan pertandingan tunggal.

2017

Niwa memulai tahun 2017 dengan memenangkan medali perunggu di Kejuaraan Asia ITTF 2017 di Wuxi, Cina. Di perempat final, ia mengalahkan petenis peringkat tiga dunia Xu Xin, tetapi kalah dari Jeong Sangeun dari Korea di semi-final. Pada Kejuaraan Tenis Meja Dunia 2017, Niwa bermitra dengan Maharu Yoshimura untuk memenangkan medali perunggu. Pasangan Niwa / Yoshimura mencapai semifinal di mana mereka kalah dari pasangan Cina dan akhirnya juara Fan Zhendong dan Xu Xin di tunggal putra, ia mencapai perempat final, mengalahkan Dimitrij Ovtcharov di babak keempat, dan kalah dari Fan Zhendong di perempat final. Pada World Tour Japan Open 2017, pasangan Niwa / Yoshimura mencapai final acara ganda putra di mana mereka kalah dari pasangan Cina Ma Long dan Xu Xin.

Senin, 29 Maret 2021

Beberapa Istilah dalam Tenis Meja

Seperti halnya dalam permainan olahraga lainnya dikenal
beberapa istilah yang khas sesuai dengan karakteristiknya, demikian
halnya dalam permainan tenismeja atau pingpong


Sebelum membahas beberapa istilah dalam olahraga tenis meja, terlebih dahulu perlu disampaikan hingga Sabtu, tanggal 27 Maret 2021, posisi juara yang dipegang oleh pasangan pak Deden dan Ki Ali telah gugur atau mengalami WO (Workover). Hal itu terjadi sehubungan dengan Ki Ali berangkat ke Jambi, sehingga tidak bisa melanjutkan untuk mempertahankan kejuaraannya.

Telah dilakukan seleksi kembali, ternyata pasangan pak Bubun dan pak Nana kembali menjadi juara dengan memegang 25 bintang. Adapun tiga pasangan yang dikalahkan, yakni: 1. Pasangan pak Deden dan kang Randhi; 2. Pasangan kang Randhi dan A Gery; 3. Pasangan pak Deden dan pak Hasan.

Pada Senin pagi, 29 Maret 2021, pasangan juara juga mengalahkan satu pasangan penantang lainnya, yakni pasangan pak Hasan dan kang Randhi. Dengan demikian pasangan juara saat ini bertambah satu bintang menjadi 26 bintang.

Selanjutnya disampaikan beberapa istilah dalam tenis meja, sebagai berikut:

Antispin : Lembaran karet inverted yang sangat licin, sehingga spin tidak terjadi. Antispin biasanya dilapisi dengan spon mati/gundul dan sering digunakan untuk pukulan bertahan.

bet : alat pemukul dalam permainan ping pong

blade : bet, biasanya tanpa menggunakan pelapis

blok : tehnik pukulan untuk bertahan, di mana posisi bet dalam keadaan tertutup. efektif untuk mengembalikan bola top spin.

close racket : posisi bet dimana bagian untuk memukul diarahkan kebawah.

chop : tehnik pukulan dengan cara memukul bola dari bagian atas kebawah (seperti menebas pohon pisang).

crossout : Bola yang dipukul secara diagonal dari sudut ke sudut lainnya (menyilang).

crossover : tipe footwork untuk menjaga sisi forehand yang terjauh (tmk: bergerak melangkah dari sisi kiri ke sisi kanan jauh meja, dalam rangka menempatkan diri untuk memukul bola).

dead : bola tanpa spin (mati).

deep : 1. bola yang memantul di sisi meja lawan yang sangat dekat dengan garis akhir (endline); 2. serve atau push yang tidak akan memantul dua kali pada sisi meja lawan bila dibiarkan.

double bounce : bola yang memantul dua kali pada sisi meja yang sama. Pemain di sisi meja tersebut akan kehilangan poin.

down the line : bola yang dipukul lurus pada satu sisi meja, paralel dengan garis pinggir (lurus).

Drive : Drive adalah teknik pukulan yang dilakukan dengan gerakan bet dari bawah serong ke atas. Drive dapat digunakan sebagai serangan atau dapat juga kita control sesuai keinginan. Drive biasa disebut lift, merupakan dasar dan induk dari berbagai jenis pukulan serangan.


drop shot : pukulan tenis meja dengan menempatkan bola sependek mungkin ke dalam meja lawan sehingga lawan tiba-tiba mengalami kesulitan untuk menggapainya. (tehnik: dropshot biasa digunakan melawan pemain chop yang sedang asik berada jauh dari meja).

flat : bola yang tidak memiliki spin, biasanya bergerak dengan cepat. (tmk: bola yang bergerak datar; lintasan kurva datar/rata/tidak melengkung).

flip : pengembalian bola secara agresif yang mendarat dekat net dilakukan secara topspin (tmk: menyerang serve pendek).

Flick : Pukulan serangan terhadap bola rendah di sekitar net, dilakukan dengan mempergunakan kelenturan serta kekuatan pergelangan tangan dibarengi kecepatan menjatuhkan atau menempatkan bola. Bolanya termasuk bola polos.

footwork : bagaimana cara pemain bergerak/melangkah sebelum melakukan pukulan.

free hand : tangan yang tidak memegang bet (tangan yang bebas).

Half volley : Disebut juga pukulan serangan kilat. Bola yang dihasilkan half volley merupakan bola polos.

Hit : pukulan dengan tenaga sedang di bagian forehand. Tenaganya tidak melebihi smash. Bola yang dihasilkan hit merupakan bola polos. Sering digunakan sebagai pengganti smash dan merupakan yang paling sesuai.

serve high toss : serve dimana bola dilambungkan tinggi ke udara. Ini meningkatkan spin dan gerakan menipu.

inverted : merupakan pelapis bet yang paling umum yang terdiri atas selembar karet berbintik-bintik kedalam di bagian atas lapisan spons. Bintik-bintiknya mengarah ke dalam, ke arah spons, sehingga permukaan licin berada di luar. Ini merupakan kebalikan dari spons pips-out, dimana bintik-bintiknya mengarah keluar, berlawan arah dengan spons.

ITTF : International Tabel Tennis Federation.

let : bila permainan diinterupsi oleh wasit karena alasan apa saja saat terjadi rally. Ketika let diberlakukan, poin tidak dihitung pada kedua pemain. (lihat, Aturan Tenis Meja).

let services : salah satu let dimana bola mengenai net dan mengenai bagian meja lawan.

loaded : bola dengan kadar spin yang banyak (berisi).

lobbing : tehnik melambungkan bola kebalakang, merupakan taktik untuk permainan jarak jauh dan menengah dalam tehnik bertahan.

Loop : Membentuk bola yang berputaran atas ( topspin ) yang membentuk kurva, disebut juga penarik bola.

Pen holder grip : tehnik memegang bet seperti memegang tangkai pena.

Push : tehnik memukul dengan mendorong bet kedepan di mana posisi bet dalam keadaan terbuka.

service : tehnik memukul bola pertama untuk memulai permainan.

Shakehand grip : tehnik memegang bet seperti berjabat tangan.

smash : tehnik memukul bola dari atas dengan keras untuk mematikan lawan.

spin : bola hasil pukulan yang memutar.

stroke : tehnik pukulan.

Minggu, 28 Maret 2021

Gowes Minggu Ceria: "Gule Kepala Kambing Pak Nono Memang Top Markotop"



Gule Kepala Kambing pak Nono, punya citarasa ruarr biasa
kurang dari empat jam sudah ludes diserbu para langganannya



Gowes Minggu Ceria 28 Maret'21 Menjajal Jalur Baru

Gule kepala kambing pak Nono di Jalan Astana Anyar,tak boleh dibilang biasa-biasa saja. Nyatanya, hanya dalam beberapa jam saja sudah ludes. Pada umumnya, hanya tersedia tiga setengah jam saja. Buka jam setengah enam pagi dan ludes sekitar jam sembilanan.

Mengapa Gule Kepala Kambing pak Nono, begitu dahsyat ramai dikunjungi? Tentu, lantaran kualitas kelezatannya diatas rata-rata gule kambing yang ada di kota Bandung. Citarasa gulenya pas. Tanpa santan. Dan yang penting daging kepalanya yang empuk dan nikmat dikunyah.

Setidaknya itulah yang dirasakan empat orang Goweser NKRI Ankid10, saat menyantap Gule Kepala Kambing pak Nono di Minggu Pagi tadi. Dan nyaris saja kehabisan kalau telat datang beberapa menit saja. Keempat Goweser itu adalah: Kang Tisna (penikmat sejati gule ini), pak De Rochadi (pembanding rasa gule dengan di tempat lain), Kang Iskandar (Biasa menikmati gule) dan Kang Nana (penikmat munggaran gule kepala kambing).



Sate gule sapi UJ yg ada di
seberang jalannya juga lezat


Sementara lima goweser lainnya, yakni Kang Isa, Kang Sigit, Kang Bidin, Kang Dede Hamam dan Kang Randhi, lebih memilih Sate Gule Sapi UJ yang juga cukup dikenal di jalan Astana Anyar ini. Posisinya persis berada di seberang jalannya. "Sate Sapi plus Gule Sapi UJ, juga begini rasanya pak Nana," kata Kang Isa kepada Kang Nana seraya melentikan jempol tangan kanannya.

Info tidak akurat

Awalnya kuliner yang disasar dan yang telah menjadi kesepakatan sejak di Pojok Toleransi adalah menyatroni Cafe Es Cendol Elizabeth di Jalan Pelindung Hewan (Inhoftank). Namun sayang informasinya kurang akurat. Setelah sampai di TKP Elizabeth ternyata pukul 08.30 baru tersedia Es Cendol dan Goyobodnya saja. Sedangkan menu makanannya baru tersedia pukul 10.00. Kekecewaan tampak pada keembilan Goweser.

"Wah, ini yang kasih infonya kurang akurat nich!!" kata kang Randhi dengan wajah menunjukkan rasa penyesalan. "Gapapa, kita cari tempat lain saja," kata pak De Rochadi menenangkan suasana. Terjadi KLB. "Bagaimana kalau kita ke Bubur atau Kupat Tahu di sekitar Jalan Kurdi saja?" kata Kang Tisna yang sepertinya kurang mendapat respon. Mungkin karena pengalaman menunjukkan, setelah makan bubur, tenaganya jadi pada loyo. "Wah, kalau makan bubur lagi ntar gowesnya kayak ulat bulu, utek-utekan, letoy, gak ada tenaga. Makan bubur itu kekuatan tenaganya cuma lima menit," kata Kang Randhi seraya tertawa ngaberele.



Kang Nana, Kang Tisna dan Kang
Dede Hamam tengah nyimak cara
penyajian gule kambingnya


"Daripada kesitu, bagaimana kalau kita ke Sate UJ atau Gule Kepala Kambing pak Nono saja?" kata Kang Randhi yang disetujui dengan penuh antusias 100% oleh Kang Tisna. Perjalanan pun langsung diarahkan dari Jalan Pelindung Hewan lurus menuju ke Jalan Astana Anyar. Tak berapa lama sudah sampai di tujuan. Saat itulah awal menikmati Gule Kepala Kambing dan Sate Gule UJ Astana Anyar.

Rute baru ke arah Selatan

Untuk pertama kali ini Gowes NKRI Ankid-10 hanya diikuti kurang dari 10 orang atau hanya diikuti oleh 9 peserta. Mungkin karena tadi pagi cuaca kota Bandung kurang mendukung, selain udara dingin mencekam, juga dikhawatirkan akan turun hujan. Kami bersembilan menunggu peserta lain hingga pukul 08.00. Untuk mengisi waktu dan untuk pertama kali pula sebelum berangkat dilakukan pemanasan (warming-up) melalui senam ringan yang dipimpin kang Iskandar. Tujuannya agar otot-otot lebih lentur dan badan lebih segar.



Di Rest Area I depan Hotel Horizon
rehat sejenak seraya berfoto ria

Rute yang ditempuh dari Antapani ke Jalan Jakarta masuk Jalan Sukabumi, BKR, Peta dan Langsung menusuk ke Jalan Pelindung Hewan (Inhoftank). Rest Area Pertama di depan Hotel Horizon dan seperti biasa dimanfaatkan untuk berfoto bersama.

Sedangkan kepulangannya melalui Jalan Astana Anyar belok ke Kebon Bibit, Pasarbaru, Jalan ABC, Naripan, Kosambi, Gatsu dan langsung menuju Pojok Toleransi Antapani. Perjalanan berlangsung dengan aman, sehat, lancar, dan selamat sampai kembali ke Potol.



Sebelum berangkat diawali senam bersama
agar otot lentur dan tubuh bugar

Dari segi keuangan, masih tetap aman. Saldo masih sekitar satu jutaan kurang. Itu lantaran pembayaran di tempat Gule Kambing pak Nono diselesaikan Kang Tisna. Dan di tempat Sate Gule UJ diselesaikan bendadahara. Hatur nuhun kang Tisna. In syaa Allah berkah dan
rezeki semakin melimpah...**/nas



Kang Irsan sedang ditanya Kang Nana, kenapa gak ikut?
Alasannya ada undangan. "Tapi kalau ke Punclut, saya siap ganti baju," katanya




Akibat informasi yang tidak akurat, harapan ingin menikmati jajanan di
Elizabeth menjadi harapan hampa. Baru buka jam 10.00. Alamaakkk!!


Rabu, 24 Maret 2021

Gowes Rabu Seru (24/3): "Ada Apa dengan Pak Cholil?"



Super Tim Goweser NKRI Ankid-10 berfoto bersama di Rest Area II
Braga (foto minus bang Randhi yang jadi fotografer)



"Duh, saya agak pusing nich! Perut mules lagi, seperti pengen bab nih!. Ada toilet gak yah sekitar sini!!," demikian keluhan Kang Cholil, ketika rehat sejenak persis di depan Riau Junction, Jalan LE Marthadinata (Riau) Bandung. Sontak, hampir seluruh kru menghampiri Kang Cholil.

"Kenapa pak Cholil? Wah sepertinya kakinya kesakitan tuh, mungkin waktu ditanjakan tadi terlalu ngoyo," kata salah seorang goweser, pak Purnomo, yang melihat Kang Cholil memegang-megang lututnya.

"Gak, juga, tadi waktu di tanjakan, pak Cholil bawa sepedahnya jalan kaki koq, saya yang mendampingi beliau," timpal pak Saptono yang memang ditugaskan untuk posisi Sapu Bersih (Saber).

Atau mungkin belum sarapan, sepertinya ini mah masuk angin nich," kata pak Isa seraya memijit-mijit bagian jari-jari tangan antara jempol dan telunjuknya. Demikian halnya dengan pak Arifin yang juga turut memijit-mijit bagian punggung. Sementara Pak De Rochadi, memeriksa kantong punggungnya dan iseng-iseng kasih permen coklat. "Coba deh kunyah permen ini, siapa tau pusingnya berkurang," katanya sambil memegang-megang tangannya yang menurut pengakuannya sudah mulai mendingin.

Melihat kondisi yang cukup mengkhawatirkan seperti itu, pak Iskandar dengan seijin Kang Nana selaku PLT Ketua, berinisiatif pesan Grab. Tujuannya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. "Memang, sebaiknya kang Cholil pulang saja," kata Kang Nana.

Karena pusing dan kebelet yang sudah tidak bisa dikompromikan lagi, Bang Randhi didampingi Kang Nana berinisiatif untuk memapah Kang Cholil dan memasuki Hotel Cempaka sebelah Riau Junction untuk mencari toilet. Beruntung di serambi ada hotel Cempaka yang kebetulan dipakai Posko Covid-19, dan orangnya baik-baik semua. Mereka tak hanya menunjukkan toilet juga memberikan teh manis hangat.


Karena penasaran ditanya sekali lagi, "Pak Cholil, tadi pagi sebelum berangkat sarapan dulu gak?" kata Kang Nana.
"Iya, sarapan roti. Justru kalau tidak sarapan gak apa-apa, tapi kalau sarapan dulu suka kebelet pengen buang air," timpal Kang Cholil saat menuju toilet.

Bank Randhi pun memapah Kang Cholil ke toilet seraya berjaga-jaga di pintu toilet. Terutama ada kekhawatiran, siapa tau, beliau pingsan di dalam toilet. Bang Randhi pun terpaksa harus siaga dan ngintip dari kaca toilet.

Segar kembali

Begitu selesai bab dan keluar dari toilet, tampak Kang Cholil begitu ceria. Wajahnya berbinar, bagai sang Pangeran melihat dunia baru. Kalau dikira-kira mungkin bagai judul buku RA Kartini, "Habis gelap terbitlah terang". Ketika ditawari untuk pulang saja, Kang Cholil menolak, karena merasa dirinya sudah sehat walafiat. Kembali seperti sediakala.




Keluar dari toilet tampak
segar bugar


Namun apa lacur, Grab sudah datang dan menunggu, sementara sepeda lipatnya pun sudah diamankan dalam bagasi mobil Grab Livina. Atas saran pak Isa sebaiknya pulang saja karena perjalanan masih cukup jauh. Apalagi pak Isa sudah pula menyelesaikan biaya Grab-nya. Akhirnya, Kang Cholil harus terpaksa mengakhiri perjalanan touringnya. Kang Cholil pun melaju pulang dengan Grab Livina dengan sepeda lipatnya yang meringkuk di bagasinya.

Rabu seru yang kurang seru

Tepat pukul 07.30, 11 goweser NKRI Ankid-10 menggerakan roda-roda sepedanya, kemudian meluncur menyusuri route yang telah disepakati. Sampai di lampu merah jalan Jakarta, kedatangan satu goweser lagi yakni Kang Cholil, yang memang sudah beniat untuk bergabung namun rada kesiangan. Peserta pun menjadi 12 goweser. Kang Nana dalam kapasitas sebagai PLT Ketua telah memberikan tugas kepada: Ki Ali selaku Pemandu Rute; kang Randhi sebagai Buser penjaga kekompakan tim, pak Saptono sebagai Saber (sapu Bersih) dan Kang Iskandar sebagai teknisi.

Seperti biasa Rest Area Pertama di IBCC, rombongan rehat sejenak, dimanfaatkan untuk berfoto ria. Setelah memeriksa kelengkapan tim, rombongan pun melaju serempak menuju kota dan Rest Area Kedua di Braga tanpa hambatan berarti. Di rest area kedua inipun dimanfaatkan untuk melepas lelah dan berfoto bersama. Dari jalan Braga melalui Viaduct mulailah perjalanan gowes sesungguhnya karena melewati beberapa tanjakan. Misalnya dari Viaduct ke Wastukencana, kemudian berlanjut menuju Purnawarman (tidak melewati jalan Aceh) memang jalan-jalan yang dilalui cenderung menanjak secara intens.

Dari perjalanan terakhir itulah banyak goweser yang mulai ngos-ngosan hingga di Rest Area Ketiga di depan Mal Riau Junction. Dari tempat rehat inilah baru ketahuan ada salah satu goweser yang terganggu kesehatannya. Tiada lain dan tiada bukan adalah Kang Cholil. Beruntung pak Saptono dapat menjaga amanahnya sebagai buser dan mendampingi beliau hingga ke tempat rehat ketiga. Gowes di Rabu Seru ini pun pada gilirannya menjadi kurang seru karena goweser berkurang satu.

Gigit Jari Sate Cimandiri



Ini dia Lokasi Soto Boyolali Hj.Widodo
Simpang Sultan Agung Bandung
Ketika perjalanan akan dilanjutkan ke tempat kuliner tujuan di Sate Cimandiri, di Jalan Banda, tepat di depan Studio Yonas, bertemu dengan bang Tampu, dan menginformasikan bahwa Sate Cimandiri habis karena sudah ada yang memborong. Bang Tampu sendiri, memang berangkat lebih dahulu, tak ikut dengan rombongan, sehubungan ada kepentingan pribadi. Terutama dalam kaitan beliau sebagai Relawan Peduli Orang Gila.



Rombongan kebingungan dan harus terpaksa gigit jari, karena bayangan menikmati sate dan gule Cimandiri itu, tak lebih sekedar khayalan belaka. Akhirnya, dengan kesepakatan bersama alternatif kuliner diarahkan ke Soto Boyolali Hj. Widodo, yang berlokasi di persimpangan jalan Sultan Agung, yang dari Jalan Banda memang tidak terlalu jauh.

Menikmati Soto Boyolali pun kini terpenuhi setelah sebelumnya gagal karena di hari Minggu yang terlalu padat pengunjungnya. Namun benar, kata bang Tampu, bahwa soto ini tidak terlalu nikmat untuk dikonsumsi goweser. "Jauh lebih enak nasi Rawon yang di Gudang Selatan," katanya seraya menambhakan cukup ke tempat ini hanya sekali saja.

Saat menikmati Soto Boyolali, tak disangka, kedatangan dua pegowes lainnya yakni Kang Hasan dan Kang Rusdi. Peserta pun menjadi 14 pegowes yang menikmati SoBo. Alhamdulillah bisa turut bergabung bersama kami, untuk menambah kemeriahan goweser yang kini berjumlah 14 orang.


Seperti biasa di Rabu Ceria ini, sang bendahara yang sumringah. Mengapa? Karena saldonya aman. Maklum, ada donatur tetap yang ultahnya setiap hari Rabu yaitu bang Tampu.

Thengkyu bang Tampu. Semoga rezekinya semakin melimpah, agar kita semua tetap kecipratan rezekinya melalui Kuliner Gowes NKRI.

Setelah puas dan tuntas, 14 pegowes pun mulai membawa sepedanya masing-masing dari tempat parkir. Tentu saja untuk kembali menggowes sepedanya menuju Antapani. Ke Gazzebo Pojok Toleransi.


Sampai jumpa di Gowes berikutnya di Minggu Ceria...//**nas



Menikmati soto boyolali disini memang lumayan...!!!



Pak Isa, pak Bubun dan bang Randhi benar-benar
menikmati suguhan soto boyolali ini




Braga memang nyaman untuk untuk sekedar
rehat sejenak, seperti tampak pada dua goweser



Rest Area Pertama masih ceria sama sekali belum
menampakan kelelahan




Pak Saptono, Pak De Rochadi dan pak Bubun
pegowes setia sebagai peserta





Di Rest Area I IBCC dimanfaatkan untuk rehat
dan foto bersama



Tampak kondisi Kang Cholil saat di rest area
Braga yang masih segar bugar





Bang Tampu bersama rekan-rekannya dari
Relawan Peduli Orang Gila



Selasa, 23 Maret 2021

Lima GoweserJajal Trek Baru ke TAHURA


Lima Goweser NKRI Ankid-10 penjajal trek ke Tahura
dari kiri ke kanan: Kang Tisna, Kang Iskandar, Kang Hasan,
Kang Randhi dan Kang Bidin


Lima Goweser NKRI Antapani Kidul RW-10, Selasa (24/3), berhasil menjajal trek baru menuju Taman Hutan Raya (Tahura/THR Djuanda) Dago Pakar Bandung. Kelima goweser tersebut adalah Kang Iskandar, Kang Bidin, Kang Hasan, Kang Tisna dan Kang Randhi.

Berangkat dari halaman Masjid Al-Muhajirin tepat pukul 06.30, pada Etape pertama menuju Dago Atas dapat dilaluinya dengan renyah dan mudah. Kelima goweser ini memang merupakan goweser pilihan yang punya cukup nyali dan handal, terutama dalam menyusuri tanjakan panjang dan terjal. 

Pada awalnya yang paling dikhawatirkan adalah goweser kang Hasan.  Maklum, karena beliau baru satu kali bergabung dengan komunitas NKRI mengikuti turing kuliner. Namun rupanya tekad sudah bulat ingin menguji kemampuan dan kekuatan dirinya bergowes. Hal ini terbukti saat melntasi tanjakan terjal PDAM menuju Tahura, kang Hasan malah yang paling handal. Sementara, Kang Tisna, yang paling Senior dan sangat berpengalaman malah kedodoran.

"Soalnya saya kurang tidur. Tadi malam, jam 02.00 pagi ada bunyi kretek-kretek mencurigakan di rumah, dan saya terbangun. Namun sejak saat itu saya sudah tidak bisa tidur lagi. Jadi penyebabnya, maaf, karena saya kurang tidur," begitu dalih Kang Tisna kepada Kang Iskandar ketika ditanya kenapa sampai kedodoran begitu.

Apa mau dikata, Kang Tisna pun harus berani menanggung malu, karena membawa sepedanya dengan jalan kaki di tanjakan terjal PDAM itu. Mungkin juga beliau ingin melaksanakan amanat Prestol, Kang Dede Amar, bahwa "Lebih baik menanggung malu daripada ditangisi keluarga."

Sebaliknya mengapa Kang Hasan begitu kuat dan handal menyusuri tanjakan demi tanjakan? 

"Beliau, kan suka latihan sepeda sendiri hampir setiap pagi. Mungkin itu penyebabnya," kata Kang Randhi yang di-iya-kan oleh Kang Is terkait kehebatan pak Hasan.

Terus kalau Kang Bidin apa rahasia kekuatannya? "Beliau kan sebelum berangkat suka maka telor dan madu dulu,"  kata Kang Is.

Akhirnya kelima goweser itupun menikmati Bubur Gowes yang berlokasi sekitar THR Djuanda, namun tidak sampai menusuk ke Dago Pakar.//*nas

Menikmati Bubur Gowes di sekitar Taman Hutan Raya (TAHURA) Djuanda



 

Minggu, 21 Maret 2021

Menjajal Bubur dan Batagor Rancabolang (21/3)



Bersiap Gowes Minggu Ceria (21/3) menuju GBLA, namun sayang
area GBLA tertutup untuk menghindari kerumunan


Disepakati bahwa Gowes Minggu Pagi (21/3) akan menuju Gelora Bandung Lautan Api (GBLA). Ke 16 goweser pun mulai menggerakan jari2 roda sepedanya menuju sasaran yang dituju. Jalur/trek yang ditempuh dari Gazzebo Pojok Toleransi - Jajawai - Parakansaat - Cinambo - Rumah Sakit - Gedebage - langsung ke arah jalan GBLA.

Namun apes, apa boleh buat, rupanya dalam rangka menghindari kerumunan massa, maka jalan ke arah GBLA ditutup dan dijaga beberapa petugas keamanan.

"Waduh, bagaimana ini? Bagusnya kita melanjutkan jalan ke arah mana, yah?" tanya Prestol, kang Dammar, pada para goweser NKRI Ankid-10.

"Bagaimana kalau kita lanjut ke Rencong saja tinggal lurus ke arah Majalaya," usul kang Nana, yang dijawab kang Dammar itu terlalu jauh.

"Bagaimana kalau kita balik lagi saja nanti di pertengahan jalan ada arah jalan ke kiri menuju perkampungan," kata kang Iskandar. Saran itupun kurang menarik.

"Sudah belok kiri saja ke Ciwastra, nanti tembus ke Riung Bandung, nanti cari kuliner disana," usul beberapa goweser.

Akhirnya disepakati kita menempuh jalan ke arah Ciwastra saja kemudian bergerak menuju Riung Bandung. Kemudian ke 16 goweser pun membelokan kuda2 kurusnya berduyun-duyun mengarah ke Ciwastra.

Namun setelah menyusuri jalan Ciwastra yang ramai, pemandu jalan kang Dammar, ternyata tidak belok2 ke arah Riung Bandung, namun masih lanjut beberapa ratus meter lagi, kemudian mulai belok ke arah Ranca Bolang. Usut punya usut, ternyata di Rancnabolang ada Kuliner yang cukup menarik untuk dijajal. Antara lain Bubur ayam spesial yang rasanya lumayan beda.

Sampailah di tempat kuliner di Rancabolang yang menyajikan beberapa menu jajanan terpisah, antara lain ada bubur ayam, batagor dan baso tahu, kupat tahu, dan ada juga nasi ayam kremes.

10 goweser lebih memilih Bubur Ayam Spesial. 4 goweser tertarik menikmati baso tahu dan 2 orang memilih kupat tahu.

Kuliner di Rancabolang ini boleh dibilang lumayan pada cocok di lidah. Terbukti ketika sedang makan, tak ada lagi suara percakapan. Yang ada adalah suara kriuk-kriuk kerupuk yang dikunyah berpadu dengan suara sendok beradu piring.

Setelah pada puas menikmati kuliner jalanan Rancabolang, perjalanan dilanjutkan ke arah Metro Margahayu. Efek dari makan bubur ayam tampak para goweser koq jadi pada letoy yah. Para pegowes memang tampak mengayuh pedalnya ogah2an bagai tak ada tenaga lagi, lembek macam bubur ayam.

Atau memang akibat menghadaoi situasi perjalanan yang agak sulit dilalui dan melelahkan akibat terlalu ramai.


"Memang jalannya tidak menarik, banyak hambatan, krodit," kata Uda Rusdi seperti agak jengkel seraya menambahkan agar lain kali tidak melewati jalur itu lagi.

Setelah menyusuri pinggir sungai di seberang Parakansaat. Pas dipinggir jalan bypass Soetta, para pegowes kompak memilih menyebrang jalan dengan mengangkat sepedahnya ke arah Parakansaat. "Alaamaakkk, dasar aki-aki garumasep, sepedah koq pada diangkat...!!" mungkin begitu suara hati para pemakai jalan yang merasa terganggu karena jalannya dihadang sementara oleh bang Randhi.

Dari Parakan saat perjalanan selanjutnya langsung menusuk ke arah Antapani dan sebagian berkumpul kembali di Pojok Toleransi. Ada enam orang di Pojok Toleransi sepakat untuk sowan ke rumah Kang Tisna yang sedang mengadakan syukuran di rumah belakangnya yang telah selesai dibangun.

Info yang diperoleh bahwa rumah yang di belakang akan dimanfaatkan anaknya untuk dijadikan semacam klinik kecantikan. Jadi bagi kaum wanita atau ibu-ibu yang ingin tampil lebih cantik silahkan berkunjung ke Rumah Kecantikan Kang Tisna. Kebetulan memang anaknya yang spesialis kebidanan dan kesehatan kini lebih fokus untuk memperdalam bidang kecantikan.///*nas



Dari kiri ke kanan: Ki Ali menikmati Kupat Tahu, Kang Nana menikmati
Bubur Ayam Spesial, Kang Dammar memilih Batagor dan Kupat Tahu,
dan Kang Hasan lebih memilih Bubur Ayam.





Sebagian goweser para penikmat kuliner jalanan di Rancabolang
"murah tapi rasanya benar2 tidak murahan," kata Kang Sigit




Wah, bendahara (Kang Isa) kok gak kepotret yah...padahal beliau adalah
yang paling sumringah, karena saldo yang digunakan
tak terlalu menguras dana




Manfaat Tenis Meja Ternyata Luar Biasa



Tenis meja yaitu olahraga yang sering dianggap remeh
ternyata memberikan kita banyak manfaat yang tidak kita sadari...


Mungkin banyak masyarakat awam yang berpikir tenis meja hanyalah olahraga yang memerlukan sedikit tenaga atau permainan iseng-iseng saja. Tapi fakta sebenarnya adalah jika kita benar-benar menggeluti dunia tenis meja kita akan menyadari bahwa tenis meja juga merupakan salah satu olahraga yang tidak segampang hanya memukul bola dengan keras dan kita menang.

Tenis meja merupakan olahraga yang melatih banyak hal dalam diri kita tanpa kita sadari. Bisa dilihat kalangan pemain tenis meja pada umumnya merupakan orang-orang yang lincah jika kita perhatikan. Karena mereka sudah terbiasa bergerak secara spontan atau refleks.
Berikut adalah manfaat tenis meja berdasarkan 3 golongan!

Melatih refleksi

Tanpa kita sadari jika kita sering bermain tenis meja maka tubuh kita secara spontan akan bergerak mengejar bola. Seperti yang kita ketahui tempo permainan tenis meja merupakan salah satu yang cukup cepat sehingga kita terbiasa dengan sesuatu yang tiba-tiba.

Mengasah kejelian

Seperti yang disebutkan tadi bahwa tenis meja merupakan olahraga yang memiliki tempo permainan yang cepat sehingga para pemainnya dituntut untuk memiliki kejelian yang tinggi. Hal ini di karenakan selain kecepatan tempo permainan atau kecepatan bola, ukuran bola yang tidak terlalu besar juga membuat kita harus berfokus kepada bola secara terus-menerus.

Melatih otak dan kemampuan berpikir

Kerja otak kita ketika bermain tenis meja biasanya bekerja lebih cepat karena saat bermain kita harus dengan cepat mengambil keputusan dan berpikir strategi apa yang akan kita lakukan misalnya setelah servis apa yang akan kita lakukan, kemana arah yang kita incar, servis pendek atau panjang , dan masih banyak lainnya.

Tanpa kita sadari kita menjadi seseorang pemikir yang cukup serius karena jika terus-menerus kita bermain tenis meja maka keahlian kita dalam berpikir serta mengambil keputusan akan berkembang.

Mencegah Alzheimer

Alzheimer merupakan penyakit yang dimana kondisi penderitanya akan menderita penurunan daya ingat, kemampuan berpikir, dan berbicara sehingga perilakunya juga dapat berubah perlahan-lahan.

Hal tersebut diungkapkan oleh seorang dokter bernama Dr. Mehmet OZ di sebuah talk show TV di NEW YORK. Beliau berkata “Pingpong juga dapat meningkatkan fungsi kognitif dan fungsi motorik selain itu olahraga ini cukup menyenangkan”.

Dengan kata lain tenis meja dapat memperlambat kepikunan seseorang sehingga walaupun usia 50 tahun ke atas kita masih bisa mengingat banyak hal. Maka dari itu tenis meja dianjurkan bagi orang tua sehingga daya berpikir mereka tetap terjaga.

Memperlancar peredaran darah

Seperti yang kita ketahui, bahwa tenis meja merupakan olahraga dengan gerak tubuh yang cukup banyak atau lincah. Maka dari itu aliran darah kita akan semakin lancar karena tubuh kita bergerak secara terus-menerus.

Menghindari stroke

Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa tenis meja memperlancar peredaran darah, maka tanpa kita sadari olahraga ini membantu kita memperkecil resiko terkena penyakit stroke. Tentu saja ini merupakan hal yang sangat berguna karena sudah banyak orang tua yang terkena storke dikarenakan jarang bergerak.

Tenis meja sangat cocok untuk kalangan orang tua karena mereka tetap bisa bergerak banyak dan tidak terlalu kelelahan tidak seperti olahraga lain pada umumnya yang harus berlari, mengayun dengan kuat, dan meloncat. Untuk kalangan orang tua kita cukup menggunakan sedikit gerakan dan jika sudah terbiasa maka bisa kita perbanyak gerakkannya.

Membuang zat buruk

Tentu saja tenis meja juga sama seperti olahraga lainnya yang membuat kita berkeringat. Sehingga kita dapat membuang zat-zat yang tidak kita inginkan melalui keringat kita setelah bermain.

Melatih kelincahan

Sebelumnya sudah dikatakan bahwa tenis meja membuat kita memiliki refleks yang baik dan memperlancar peredaran darah, sehingga tubuh kita jadi lebih mudah bergerak dan tidak terasa kaku. Banyak dari kita malas bergerak dan berujung pada badan pegal-pegal, nyeri, dan banyak lagi.

Bermain tenis meja tentu saja tubuh kita jadi lebih fleksibel atau lebih lentur sehingga memperkecil kemungkinan kita terkena penyakit-penyakit kecil lainnya. Dan memperkecil kemungkinan kita cidera ataupun keseleo karena hampir semua bagian tubuh kita bergerak dan telah terbiasa.

Melatih mental bahagia

Tentu saja setelah bermain tenis meja kita merasakan namanya kebahagiaan atau kesenangan yang terkadang secara spontan kita rasakan. Biasanya dikarenakan guyonan dari teman-teman kita saat bermain atau kejadian yang tidak kita sangka seperti saat bola tinggi kita akan melakukan smash tapi ternyata kita memukul tidak mengenai bola lalu ditertawakan. Ini merupakan gambaran kecilnya.

Tentu saja kita merasa bahagia karena kita bisa mendapatkan banyak hal misalnya teman-teman baru, rasa kebersamaan dengan teman, dan suasana canda tawa bersama teman-teman.

Lebih rileks

Setelah bermain tenis meja tanpa kita sadari bahwa pikiran kita menjadi lebih rileks. Walaupun olahraga ini memaksa kerja otak kita bekerja lebih keras tetapi setelah selesai bermain biasanya kita lebih tenang karena kita merasa senang karena banyak hal-hal positif yang kita dapatkan.

Melatih kompetisi dan percaya diri

Tentu saja saat kita berolahraga tidak luput dari kata kompetisi atau persaingan, kita pastinya tidak ingin kalah dari orang lain karena kita ingin menunjukkan bahwa kita mampu atau memiliki kemampuan didalam diri kita.

Maka kita pasti akan bersaing terus-menerus agar kita tidak kalah dari teman atau saingan kita. Terutama bagi para atlet-atlet karena hal ini memacu adrenalin dan melatih mental mereka. Sebelum bermain pastinya mereka berusaha untuk meyakinkan dirinya sendiri walaupun level lawannya lebih tinggi pasti mereka akan menyemangati dirinya sendiri, ini lah yang disebut melatih percaya diri.

Dan bagi banyak orang yang suka bersaing pasti mereka telah memikirkan target mereka sebelumnya sehingga ini memacu diri mereka sendiri untuk bekerja lebih keras dan jika pesaing-pesaingnya melihat mereka pun akan berusaha bekerja lebih keras lagi.

Masih banyak lagi manfaat-manfaat tenis meja bagi kehidupan kita, jika anda seseorang yang pernah atau mendalami tenis meja maka anda akan menyadarinya sendiri.

Semoga hal-hal baik dan positif ini memacu semangat kita dalam menggeluti dunia tenis meja.

Salam tenismeja...sehat selalu...

Sabtu, 20 Maret 2021

Tumbangnya Pasangan Jawara Pingpong Pemegang 21 Bintang (20/3/21)



Pasangan Jawara Kang Bubun dan Kang Nana ketika melibas
salah satu penantangnya pasangan Kang Deden dan Kang Hasan

Jawara bertahan hingga Sabtu pagi (20/3) masih tetap bertengger di posisi teratas dengan mengalahkan 4 pasangan penantang yaitu pasangan: pak Hasan + A Randhi, pasangan pak Deden+pak Hasan, dan pasangan pak Deden+A Randhi, serta pasangan Ki Ali dan A Randhi....

Dengan demikian pasangan jawara pak Bubun dan pak Nana tambah 4 bintang menjadi 21 bintang atau setara dgn US$.21 ribu yg dananya belum jelas dapat dapat dicairkan dimana.



Inilah pasangan Jawara Kang Bubun (duduk) dan
Kang Nana (berdiri) yang bertahan
sekitar tiga minggu

Setelah berlangsung partai tambahan antara pasangan pak Sigit+Ki Ali melawan pak Deden+pak Hasan, yang dimenangkan oleh pasangan Kang Deden dan Kang Hasan dengan rubber set, kemudian menjelang siang datang penantang baru untuk menumbangkan pasangan jawara yaitu pasangan Ki Ali dan Kang Deden.

Itu berarti pasangan jawara harus menghadapi tantangan pasangan kelima. Tidak baik kalau tidak dilayani walau harus menghadapinya dengan sisa-sisa tenaga yang ada. Akhirnya, dalam kondisi pertandingan yang sangat melelahkan, pasangan jawara pun harus menelan pil poahit, karena tumbang di tangan pasangan penantang pak Deden dan Ki Ali dengan dua set langsung.

Dengan demikian pasangan jawara baru ini merebut 21 bintang plus tambahan 1 bintang jadi 22 bintang. Pasangan jawara baru ini kembali akan mempertaruhkan/mempertahankan gelarnya pada Sabtu 27 Maret 2021. Jika pada hari itu pasangan ini atau salah satunya tidak hadir maka akan di-WO (walk out) dan akan diganti pasangan jawara baru dari hasil seleksi pada hari itu.


Pasangan jawara lama (kang Nana dan Kang Bubun) sedang melakukan
sparing partner untuk menghadapi para penantang baru




Pertandingan partai tambahan yang dimenangkan oleh
pasangan Kang Deden dan Kang Hasan Munawar


Kamis, 18 Maret 2021

Dua Master Fisherman Menggegerkan Jagat Pemancingan



Kang Dammar berhasil mengail ikan Patin
dibantu kang Endang "yah, lumayan lah daripada lumanyun" katanya.


Liputan Mancing Mania NKRI10 di Ciawi Tasikmalaya (18/3/21)

Dua Pemancing Anggota Goweser NKRI Ankid10, telah menggegerkan dunia pemancingan. Adalah kang Bubun dan kang Nana yang telah mencetak rekor baru, karena keberhasilan kailnya menjewer bibir ikan berkali-kali.

Sedianya peristiwa yg menghebohkan jagat Tasikmalaya ini akan diliput "TV Channel Discouvery Fishing World". Namun karena efek Protokol Kesehatan Covid-19, dimana WNA masih tak boleh masuk wilayah NKRI, maka liputan itupun diurungkan.



Master Mania Mancing, Kang Bubun, mengangkat
hasil pancingannya tidak kurang dari 20 ekor
ikan Patin dibantu pak de Rochadi


Kedua fisherman ini, memang bagai toyota kijang, tiada duanya. Selain pasangan ini masih tetap bertengger sebagai juara pingpong dengan meraih 17 bintang. Nyatanya, dibidang permancingan ikan pun tak kurang piawainya. Wajar kalau ada jin yg mengusulkan untuk didaftarkan di rekor MURI.



Kang Nana yang mendapat gelar sebagai Master Ikan Mujair
tak kurang dari 20 ekor berhasil diangkat ke daratan


Kang Bubun dengan joran pancing andalannyà sanggup menjewer sekitar 20 moncong ikan patin ke permukaan. Sementara kang Nana dengan jarum lengkungnya berhasil menusuk sekitar 20 congor ikan Mujair.

Sementara para pemancing lainnya, antara lain: kang Isa, kang Endang, kang Rusdi, dan A Randi, boleh dibilang sebagai pemancing penggembira saja.

Sementara para penonton bayaran yang hadir al: kang Dede Amar, kang Tisna, Ki Ali, kang Hasan, kang Arifin, kang Irsan, kang Dwi, kang de Rochadi, dan bang Tampu.



Bang Randhi menunjukkan hasil pancingannya
walau harus rela berpanas-panas ria untuk
mendapatkan ikan Patin


Jadi Fokus perhatian

Fokus perhatian memang bertumpu pada dua orang pemancing tadi. Misalnya, ke kang Bubun yg selalu strike, giriwil deui giriwil deui dapat ikan patin. Bahkan ada yg ukuran per ekornya mencapai dua sampai tiga kilogram.

Sementara, kang Nana yang tampil dgn gaya pemancing profesional, berselempang tas model golf lengkap dengan peralatan pancingnya. Namun, alamaakkk, yang didapat mujaer deui mujaer deui. Syahdan, ada yg berat per ekornya hanya beberapa gram saja.



Inilah sebagian rombongan yang sempat tertangkap kamera
sebagai peserta Mancing Mania di Ciawi Tasikmalaya


Namun kang Nana, sepertinya lebih mengambil sikap masabodo saja dapat mujaer juga. Yang penting gaya dan tampilan modis sebagai pemancing kekinian.

Mulai timbul suara2 nyeleneh. "Kayaknya pak Bubun semalam shalat tahajud dulu nih dengan dzikir patin, patin, patin sebanyak 100x. Sementara pak Nana mah dua teuing atuh alias Wallahu'alam...

Detik demi detik berdetak, menit demi menit meniti, jam demi jam berdentam, kedua pemancing ini semakin mendapat perhatian utama. Kang Bubun terus2an strike ngagiwing patin. Ari kang Nana, si kehed teh, hayoh we strike mujaer.



Ikan Patin lebih dari 2 kg berhasil diangkat
kang Isa ke daratan, "hebat euy," kata kang Endang


Melihat kondisi seperti itu bang Tampu, mengeluarkan semacam resolusi atau ikrar: "kalau pak Nana belum dapat ikan patin, maka seluruh rombongan tidak boleh ada yg pulang."
Ketegangan mulai terjadi setelah waktu merayap ke hampir lima jam. Sorot mata para oemancing dan pemerhati memang tertuju ke kang Nana yg kerap nihil menangkap ikan patin. Nah, loh!

Karena hari sudah menjelang sore, beberapa peserta mengusulkan untuk pulàng saja. "Eits, gak bisa, nanti dulu...kalau pak Nana belum dapat mancing ikan patin, maka kita semua belum bisa pulang," kata bang Tampu.



Walau mancing hanya sekali-kali tak urung kang Tisna
dapat juga ikan Patin sampai 2 ekor,
"asal tau saja kalau saya bisa mancing," katanya


Sambil menunggu pak Nana dapat ikan patin, ada yg tidur beneran. Ada juga yang sekedar leyeh-leyeh bari nundutan. Namun ada juga yang merasa khawatir.

"Waduh kalau begitu caranya kita bisa nginap disini nih," celetuk kang de Rochadi dengan pandangan kosong, bagai menerawang si teteh Neli yg berbaju beureum burahay itu.

Memang jam demi jam merupakan penantian mendebarkan. Pertanyaannya, Mengapa itu kang Nana tak jua strike ikan patin? Hingga empat jam pertama, selalu saja yg kena sabet ikan mujair. Para pemerhati alias penonton bayaran mulai bertanya pada kang Nana?



Keberhasilan mendapat ikan Patin ditunjukkan kepada
rekan-rekannya, walau ada yg curiga itu hasil tangkapan
kang Bubun yang tampak sedang senyum-senyum tuh!

Demi menenangkan suasana, kang Nana pun berdalih, bahwa dirinya adalah pecinta ikan terbukti memiliki dua kolam ikan di halaman rumahnya. Walaupun yg dipelihara ikan lele tapi kan monyongnya mirip ikan patin. Jadi sepertinya ikan2 lele di rumahnya pada berdoa jangan sampai majikannya (kang Nana) menyakiti temen2nya dari kaum patin.

Para pemancing dan penonton bayaran pun mulai bisa memaklumi walau dengan kening bekernyit yang menandakan "wong ora percoyo."



Maaf ya jangan anggap engteng saya dalam
memancing, "nih buktinya," kata kang Dammar"


Terjadi Sorak Sorai Bergembira

Persis 4,5 jam, kang Nana berkutat dengan joran dengan telapak tangan bobolokot umpan, akhirnya kang Nana berpegang joran dengan ikan patin menggelantung dalam kailnya.

"Pak Nana dapat ikan patiiinnn!!!," teriak kang Hasan Munawar. Karuan saja seluruh penonton bayaran yg sedang berleha-leha di serambi depan pada berhamburan menuju kolam.

Kang Tisna yang sedang tidur pulas pun sampai terbangun dan langsung berlari menuju kolam sambil membawa hp utk mengabadikan peristiwa spektakuker itu.
"Wah, pak Nana dapat ikan patin, berarti kita sudah bisa pulang euy..." timpal kang Arifin.
"Eits, sabar dulu apa benar ikan patin ini hasil pancingan pak Nana?" Kata bang Tampu.
"Lalu kenapa dapat ikan patinnya berada disamping pak Bubun?" Timpal kang Dwi.
"Itu yang dipegang juga sepertinya joran pak Bubun...," curiga A Randhi.
"Lihat ikan patinnya tuh koq lemes begitu, jangan2 ngambil dari ember nih!!" Seru uda Rusdi.



Pemancing spesial putus senar ya uda Rusdi,
walau berhasil menangkap beberapa ekor


Lalu bagaimana reaksi kang Nana dengan terjadinya kontroversi itu?
Menghadapi kontroversi seperti itu kang Nana pun menjawab: "meunang ku meunangna lauk patin, malah dicurigai, dasar aki2 teu aleucreug," kata kang Nana dengan wajah sedikit ditekuk bangun ku keuheul jeung sebel.

Yah memang wajar saja kalau pada gilirannya pada curiga. Bongan na atuh bet pikacurigaeun. Namun, biarlah kecurigaan itu menjadi sebuah teka-teki selamanya. Bila perlu biarkan teka-teki itu lestari menjadi sebuah mitos. Atau menjadi sebuah misteri legenda, yang akan menjadi bahan cerita anak cucu kita di masa depan.

Kisah Ciawi Berkesan

Tepat pukul 06.00 wib, tiga buah mobil, masing-masing Pajero Sport, Honda HRV dan izusu Panther Touring, roda2nya mulai bergulir, berderak, meràyap, dan meluncur pasti dari Gazeebo Pojok Toleransi menuju Ciawi, Tasikmalaya.

Dalam Pajero ada 4 orang: kang Nana (pilot), kang Bubun, kang Dwi dan pak de Rochadi. Di Honda HRV berisi para ahli hisab: bang Tampubolon (pilot), kang Irsan, Ki Ali dan A Randhi. Sementara di Panther: kang Tisna (pilot), kang Dammar (owner), kang Endang, uda Rusdi, kang Arifin dan kang Isa. Dari Ciamis hadir juga Toyota Rush ke Ciawi yaitu kang Hasan Munawar.

Dengan demikian jumlah peserta yang hadir menjadi 15 orang. Tujuan kedatangan ke rumah ibunda pak Dede Amar (Dammar) di Ciawi, tak hanya dalam rangka menjalin silaturahmi, menggelar kegembiraan bersama, dan ngareuah-reuah ultah kang Dammar yg dalam bulan ini genap berusia 60 thn, namun juga dalam rangka menghabiskan ikan2 patin yg ada di kolam beliau. Tentu dengan syarat harus pakai pancingan.

Mulailah para pemancing menggelar aksinya tidak kurang 4,5 jam. Ada kang Bubun yg piawai menjerat patin. Ada kang Isa yg lumayan bangenan dengan joran dan umpannya. Ada kang Endang yg dengan tangan dinginnya sanggup mengail beberapa ekor patin. Ada uda Rusdi yang lumayan katanya dapat 6 patin walau seringkali patinnya lepas lagi hingga tak jarang putus senarnya. Ada A Randhi yg rela berpanas-panas ria ke seberang kolam demi meraih beberapa ekor patin. Ada kang Tisna yg cuma iseng2 doang namun lumayan dapat 2 patin dan sekali putus kail. Ada kang Nana yang spesialis ahli ikan mujair. Ada kang Dammar dan kang Arifin yg gayanya doang utk berfoto dari hasil tangkapan rekan yang lain.

Alhasil dari 60 kg ikan patin yang sengaja ditabur kang Dammar ke kolam, para pemancing hanya sanggup mengail sekitar 40 kg saja. Itupun sekitar 50% nya karena keberhasilan kang Bubun melobi ikan patin hingga ikan2 itu mau dan tertipu dalam jeratan kailnya.

Alhamdulillah wa syukurillah dari 40 kg yg berhasil ditangkap, langsung dibersihkan dan dipotong2 oleh 3 orang saudara kang Dammar. Setelah itu barulah dikemas dalam plastik2 menjadi 27 kantong. 15 kantong untuk peserta yang hadir dan 12 kantong dibagikan ke para goweser dan sesepuh yang tidak sempat hadir.

Kang Dammar memohon maaf karena tidak semua anggota wag ini mendapat bagian.

In syaa Allah berkah

Akhirnya, melalui penyampaian kang Tisna, kami semua yang hadir maupun yang mendapat jatah ikan mengucapkan banyak terima kasih kepada kang Dammar dan keluarga atas kedermawanannya, hususon dalam menyediakan kolam beserta ikannya untuk beramai-ramai kami explore hingga nyaris ikan di kolam itu ludes.

Selain itu terima kasih tak terhingga atas penyajian jamuan makannya. Pada makan pagi, masyaa Allah, dengan sop buntut yang rruar biasa uenaknya. Dan pada makan siang bersama sop patin yang nikmatnya gak kira2.

Jazakallahu khoiron katsiro. In syaa Allah akan membawa keberkahan pada keluarga kang Dammar dengan rezeki yang semakin melimpah...mengalir deras tanpa batas...
Dalam kaitan ultahnya yang ke-60, kami semua juga menyampaikan "barakallahu fii umrik" karena tak ada lagi yg kita harapkan selain usia yang berkah dan berakhir dengan husnul khotimah. Aamiin ya robbal'aalamiin...//*nas

Tos ah, cag mung sakieu heula...
Sampai jumpa di event berikutnya....

Gowes Jelang Shaum Ramadhan 1445-H

Sembilan goweser NKRI tampil sambut gembira datangnya Ramadhan 1445-H Minus Kang Muryono (fotografer) Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an s...