Senin, 01 Mei 2023

Gowes Tipis Pasca Lebaran 1444-H: "Demi Rontokan Segumpal Kolesterol"



Gara-gara kebanyakan mengkonsumsi ketupat, gule, rendang, opor ayam dan sebangsanya disaat lebaran pekan lalu, membuat kesehatan menjadi tidak baik-baik saja. Kolesterol boleh jadi telah menggumpal.

Wajar kalau otot menjadi rada kaku, persendian agak linu, nafas agak tersengal, jiwa agak murung, bahkan kepala pun tak urung menjadi pening.

Menyoal pening, murung dan cenud2nya kepala, tak hanya efek kebanyakan ngunyah makanan berlemak, namun mungkin sebagai ekses kondisi dompet yang menderita. 

Seperti yang diderita kang Irsan, dompet pun harus terpaksa diinfus di ruang ICU. Bagai teriakan : "Tolong-tolong...bantulah aku...!!!" kata si dompet yang memang sudah kopong yang kabarnya hanya bersisa uang logam.

Guna memberantas rasa murung, pening di kepala dan upaya merontokan gumpalan kolesterol di tubuh rupanya ada obat penawarnya. Yah, apalagi kalau bukan melalui gowes bareng dengan rekan-rekan senasib.

Pak RW.10 Antapani Kidul, Kang Damar, dengan julukan dedengkotnya Gowes NKRI (Neangan Karunia Ridho Illahi) mulai menggerakan warganya untuk kembali bergowes ria setelah sekian lama vakum. Respon dari warga terutama pecandu gowes pun bagai terbangun dari pingsannya, mulai menggeliat terpacu untuk turut serta di dalamnya.

Terkumpulah 14 pegowes yang siap meluncur di jalanan seputaran Antapani dan Arcamanik. Mereka adalah: Kang Damar, Kang Sigit, Kang Isa, Kang Bubun, Kang Hasan, Kang Rusdi, Kang Muryono, Kang Sopro, Kang Dwi, Kang Yopie, Kang Rochadi, Kang Nana, Kang Guntara dan Kang Dadi.

Keempatbelas pegowes itu tampak menunjukkan wajah sumringah bisa bergabung kembali bersama rekan-rekannya. Terutama bisa mensyukuri atas taburan nikmat Allah yang tiada henti. Seperti pesan yang disampaikan Ketua DKM Al-Muhajirin, kang Sigit sebelum berangkat, bahwa seyogyanya aktivitas apapun hendaknya diarahkan guna mengimplementasikan bagian dari ibadah kepada Allah, untuk mensyukuri dan bertafakur atas anugerah keindahan alam dan lingkungan.

Mengingat merupakan gowes perdana setelah sekian lama beristirahat maka jalur yang ditempuh pun tipis-tipis saja di seputaran Antapani dan Arcamanik. Setelah sekitar satu jam mengayuh "kuda" peliharaannya masing-masing sampailah ke tempat fisnish di Jl Singaraja No.5 yang senyatanya merupakan rumah kediaman pak RW.10 Ankid, Kang Damar.

Sesampainya di tempat fisnish disambut dengan sabu (sarapan bubur) mang Ojo yang terkenal lumayan mumtaz alias uenak tenan. Tampak para pegowes begitu tekun dan khidmat menikmati bubur yang memang disajikan khusus shohibul bait, Kang Damar.

Setelah puas menikmati bubur mang Ojo, sebagian pegowes terutama para pecandu karaoke di masa lalu, satu persatu mulai naik ke lantai atas yang dikenal dengan "Loteng Putih". Bangunan yang khusus didirikan di halaman depan rumah Kang Damar ini tampaknya spesial sebagai tempat untuk berkaraoke ria. Selain tentunya sangat ideal dijadikan sebagai basis strategi pengumpulan suara dalam kapasitas beliau sebagai Calon DPRD 2024.

Sebagian rekan-rekan pun mulai menunjukkan kabisanya berkaraoke. Kang Rusdi misalnya. Pelantun suara yang satu ini memang terkenal paling banyak mengenal berbagai irama lagu, terutama lagu-lagu jadul pop Indonesia maupun Barat. Apapun lagunya pasti disikat sama dia. (kamar mandi kali disikat...hahaha).

Shohibul bait Kang Dede Amar mulai berunjuk gigi dengan melantunkan dua lagu dangdut koplo. Salah satunya lagu Sharmila" yang dibawakannya dengan penuh penjiwaan. Bagai kisah mengenang masa mudanya. Perhatikan saja syairnya berikut ini...

Lirik Lagu Sharmila

Aku relakan kepergianmu
Bila itu yang kau pinta
Aku terima keputusanmu
Walau pun pahit terasa

Oh Sharmila oh Sharmila
Kasihku oh untukmu
Oh Sharmila oh Sharmila
Cintaku oh milikmu

Mengapa cinta yang kuberikan
Kau balas dusta yang pedih..

Berulang kali kau menyakiti
Aku masih tetap memaafkan
Tetapi engkau tiada mengerti
Malah sengaja menduakanku..
Teganya dirimu melukaiku
Sampainya hatimu mendustaiku
Aku tak sanggup lagi

Aku terima keputusanmu
Walau pun pahit terasa
Berulang kali kau menyakiti
Aku masih tetap memaafkan
Tetapi engkau tiada mengerti
Malah sengaja menduakanku...

Teganya dirimu melukaiku
Sampainya hatimu mendustaiku
Aku tak sanggup lagi...

Aku terima keputusanmu
Walau pun pahit terasa
Oh Sharmila oh Sharmila
Kasihku oh untukmu...

Berikutnya tampil vokalis legendaris kang Bubun. Dengan suaranya yang rada serak-serak basah mulai melantunkan lagu "Sayang Bilang Sayang". Lagu inipun bagai mengungkapkan kisah masa mudanya kang Bubun yang penuh dengan nostalgia.

Lagu "Sayang Bilang Sayang" yang dipopulerkan oleh Broery Marantika ini merupakan lagu cinta yang menceritakan tentang kebahagiaan seorang pria karena ditemani oleh kekasihnya yang selalu menyayanginya. Lirik lagu tersebut berisi pujian dan penghargaan terhadap pasangan yang selalu setia dan mencintai, sehingga membuat hubungan mereka semakin erat dan bahagia.

Secara umum, lagu ini menggambarkan betapa pentingnya kasih sayang dalam hubungan asmara. Dalam lagu tersebut, pelantun ingin menyatakan rasa syukurnya karena ia memiliki kekasih yang selalu mengungkapkan rasa sayangnya dengan kata-kata yang tulus dan perbuatan yang baik. Melalui lirik-liriknya, lagu ini ingin menyampaikan pesan bahwa hubungan yang baik dan harmonis dapat terjalin ketika kedua belah pihak saling memberi kasih sayang dan menghargai satu sama lain.

Kemudian tampil kang Isa dengan lagu andalannya "Jangan Sampai Tiga Kali". Lantunan lagu inipun bagai kenangan masa lalu kang Isa. Coba saja perhatikan syairnya...

JANGAN SAMPAI TIGA KALI

Jangan Sampai Tiga Kali
Satu kali kau sakiti hati ini
Masih ku maafkan
Dua kali kau sakiti hati ini
Juga kumaafkan...

Tapi jangan kau coba tiga kali
Jangan oh janganlah
Cukuplah sudah, cukuplah sudah
Jangan kau ulang lagi...

Sedari dulu sudah aku katakan
Siapa diri ini
Sedari dulu sudah aku katakan
Janganlah kau sesali...

Tapi kini kau s'lalu menyakitiku
Mengapa oh mengapa
Hati bertanya, mungkin ada yang lain
Yang kau sayangi...

Kalaulah memang ada yang lain
Yang kau sayangi selain diriku
Katakan sejujurnya
Jangan-janganlah kau bersandiwara...

Aku tak mau, aku tak mau
Kalaulah memang begitu adanya
Lebih baik berpisah
Daripada nanti hati ini terluka...

Sedari dulu sudah aku katakan
Siapa diri ini
Sedari dulu sudah aku katakan
Janganlah kau sesali...

Tapi kini kau s'lalu menyakitiku
Mengapa oh mengapa
Hati bertanya, mungkin ada yang lain
Yang kau sayangi...

Kalaulah memang ada yang lain
Yang kau sayangi selain diriku
Katakan sejujurnya
Jangan-janganlah kau bersandiwara...

Aku tak mau, aku tak mau
Kalaulah memang begini adanya
Lebih baik berpisah
Daripada nanti hati ini terluka...

Lebih baik berpisah
Daripada nanti hati ini terluka


Kemudian giliran  tampil Kang Nana yang melantunkan dengan dua lagu nostalgia pop barat yakni "My Way" dan "Boulevard"

My Way ditulis Paul Anka dan dipopulerkan pertama kali oleh Frank Sinatra, tahun 1969, menginspirasi tentang kehidupan. Seperti kesadaran akan dekatnya kita dengan akhir hidup. Hal tersebut dapat dilihat dari lirik pembuka, "And now, the end is near, and so I face the final curtain." Dan sekarang, akhir (kisah kehidupan) sudah dekat, dan saya menghadapi tirai terakhir (babak akhir dari sebuah pentas drama).

Kemudian hendaklah belajarlah dari babak-babak kehidupan yang telah kita lalui. Paragraf statemen dalam lirik lagu yang menjelaskan babak hidup sebelumnya, "I've lived a life that's full. I traveled each and every highway. And more, much more". Penggalan lirik ini mau mengisahkan seseorang dalam lagu ini yang telah mengalami hidup yang penuh dengan kejenuhan, bahkan lebih dan lebih banyak lagi (more, and much more).

Namun lakukanlah apa yang harus kita lakukan . I did what I had to do. Apa yang seharusnya dilakukan? Merencanakan setiap langkah, dan melangkahlah sepanjang jalan dengan hati-hati, dengan cara kita sendiri (Each careful step along the byway..... and did it my way).

Sementara Lirik Lagu Boulevard dari Dan Byrd sendiri menceritakan kisah asmara yang kandas di tengah jalan karena sebuah perpisahan. Lagu ini menceritakan seseorang yang ditinggal kekasihnya di sebuah jalan besar atau Boulevard. Yang lebih mengharukan, lagu ini juga menyebut-nyebut nama kota Tokyo di Jepang. 

Perhatikan sebagian liriknya...

I don’t know why you said goodbye
Aku tak tahu kenapa kau ucap selamat tinggal
Just let me know you didn’t go forever my love
Katakan padaku kau tak pergi untuk selamanya, kasihku
Please tell me why you make me cry
Jelaskan padaku kenapa kau buatku menangis
I beg you please I'm on my knees
Kumohon, aku berlutut
If that's what you want me to
Jika itu yang kau ingin aku lakukan...

Di penghujung acara tampil kang Irsan. Karena katanya kang Nana melantunkan lagu barat, maka dirinya pun ingin menyanyikan lagu barat. Judul lagu yang dipilihnya adalah "Let It Be" dari The Beatles.

Makna lagu Let It Be ini sebenarnya mudah untuk ditangkap. Bait reff lagu ini sering diulang-ulang karena itulah inti pesan lagu ini untuk terus sabar dalam menghadapi sebuah masalah. Lagu ini masih enak didengar dan melody khas musik Ballad ala George Harrison memang menakjubkan.

Lalu di bait "For though they may be parted, there is still a chance that they will see..", seolah menjawab keraguan fans The Beatles yang ketika band idolanya ini bubar apakah mereka masih akan tetap bertemu satu sama lain. Meskipun berpisah, tidak ada alasan untuk memutus tali silaturahmi dan tentu akan ada harapan untuk saling bertemu satu sama lain pada suatu hari.

Akhirnya sekira pukul 10.00 wib, acara pun mencapai klimaknya dengan membubarkan diri untuk kembali ke rumahnya masing-masing.

Alhamdulillah acara sukses tanpa ekses, memuaskan dan membahagiakan. Hatur nuhun kang Damar atas prakarsa dan jamuannya. (nas/jurnalis/kisunda).


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gowes Jelang Shaum Ramadhan 1445-H

Sembilan goweser NKRI tampil sambut gembira datangnya Ramadhan 1445-H Minus Kang Muryono (fotografer) Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an s...