Minggu, 27 Juni 2021

Gowes NKRI (27/6): "Sejarah baru, Numpang Makan di Lapak Orang..."



Gowes NKRI, Ahad pagi 27 Juni/16 Dzulqo'dah

Goweser Minggu Pagi ini (27/6) agak lain dari biasanya. Tidak pernah terjadi ada empat goweser posisi kunci, yang bersamaan berhalangan hadir. Presiden Toleransi RW-10 (Prestol), Kang Dammar absen karena masih sakit. Pak Isa, sang bendahara, berhalangan hadir karena merasa badannya kurang nyaman. Kang Nana Suryana, Ketua Infokom, sang peliput berita tak sanggup menunjukkan bodinya, karena keranjingan Euro 2020. Sementara Kasi Pemuda dan Olahraga, Kang Yopie, juga tak bisa menunjukkan badannya akibat kesehatannya terganggu.

Beruntung gowes minggu pagi ini tidak sampai vakum. Ada 7 goweser senior lainnya yang siap bertualang. Mereka adalah:

1. Kang Mumu Romli (Penasehat DKM Al-Muhajrin)
2. Kang Sigit Tjiptono (Ketua DKM Al-Muhajirin)
3. Kang Purnomo (Kasie Pembangunan)
4. Kang Irsan Hidayat (Kasie Keamanan)
5. Kang Dwi Responadi (Wakasi Spiritual)
6. Kang Rochadi (The Godfather Gowes NKRI)
7. Kang Wagiman (Anggota Kehormatan)

Tepat pukul.08.00, setelah penyampaian doa oleh Ust. Mumu, ketujuh goweser mulai menaiki "kuda"nya masing-masing. Kang Purnomo mendapat tugas sebagai Korlap. Pastinya untuk memandu kaum manula ini menjalani petualangannya.

Diawali dengan kayuhan ringan dari pojok toleransi, menyusuri sukanegara, purwakarta, jln jkt l, Ahmad Yani, hingga berhenti di pos pertama taman Katapang.

Setelah sejenak melemaskan otot-otot kaki, tangan & pinggang., kang Mumu & kang Rohadi mulai menunjukkan kegumasepannya dengan memulai menari-nari kecil. Karuan saja diikuti oleh goweser lainnya yang saruana garumasep. Suasana pun tampak ceria dan sumringah.
Sepuluh menit kemudian, Korlap mengisaratkan untuk segera hengkang dari Katapang untuk melanjutkan ke Asia Afrika.

Setelah melewati Gedung Asia Afrika lalu belok kanan ke Cikapundung, menyusuri Braga, Viaduct, Balaikota, Aceh, perempatan Banda, lalu belok kanan menuju gudang selatan. Tujuannya untuk menikmati Rawon, Rujak Cingur, pecel Madiun, yang dulu pernah disinggahi. Namun sayang disayang sesampainya di lokasi, selain tempat duduk penuh, juga masih banyak antrian. Setelah berunding diputuskan untuk mencari kuliner di tempat lain saja.

Perjalanan berlanjut hingga berhenti di tempat Nasi Kebuli Gandapura yang juga dulu pernah disinggahi. Namun, alamaakk, rupanya tutup.
Berpacu lagi menyusuri Jalan Gandapura, belok kiri ke Patrakomala, lewat depan Arhanud, Jalan Aceh, lalu belok kiri lewat PMI, Jalan Banda, hingga berhenti didepan gudeg Banda.
Komandan lapangan (KOrlap), kang Purnomo bertanya kepada enam pasukannya.

"Wahai, prajuritku, apakah kalian mau pilih Nasi Gudeg atau Nasi Padang?" tanyanya.
Keenam prajurit serempak menjawab sambil mengacungkan tangan: "Padaaannggg...."

Mulailah "kuda-kuda perang" itu dicambuk kembali untuk mengarah ke tempat Nasi Padang BuMus yang berlokasi di belakang Gedung Sate.
Sesampai di BuMus, mejeng dulu sambil foto-foto (Yah, namanya juga aki-aki kekinian kang bro, red.), seraya melepas lelah dan melemaskan otot kaki, dan tak lupa mengunci sepeda...
Begitu masuk one by one dengan gagahnya ke Resto BuMus. Ealah, abah!!, geningan, ga boleh makan ditempat. Alias harus take away, katanya.

Ya, sudah tak mengapa, selama masih bisa dibungkus. Jadilah pesanan dibungkus, ada yang pesan rendang, kikil, ikan kembung, juice alpukat, jus tomat, teh manis, sesuai seleranya masing-masing....

Selesai pesanan dibungkus rames, lalu ngabring ke Cimanuk 11 A. Ke tempat Kuma Ramen. Cuma ya gitu deh, sekedar numpang duduknya ajah. Maka ditempat itulah sejarah baru tergoret, dimana ada 7 goweser NKRI (Neangan Karunia Ridho Illahi) yang nekad duduk cuma untuk numpang makan.
Entah belum sarapan atau memang kelaparan, hingga ketujuh goweser itu begitu lahap menyantap si Nasi Kapau BuMus itu hingga tuntastastastas.
Setelah puas menyikat ramsum 30 menitan di Cimanuk, goweser pun meluncur via jalan Cilaki, Lapang Supratman, belok kanan Jalan Supratman, lalu belok kiri ke A.Yani untuk selanjutnya menuju "kandang kebesaran" di Gazebo Pojok Toleransi RW-10 Antapani Kidul.


(Catatan: Narasi ini dibuat seperti yang diceritakan Kang Sigit ke Redaksi. Seraya ketujuh goweser itu turut mendoakan semoga pak Prestol Kang Dede Amar, Kamenpora Kang Yopi, KaInfokom Kang Nana Suryana, dan KaBendahara Kang Isa Subarsa, dapat segera pulih kembali dan kembali segar bugar seperti biasanya).










Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ketua PGRI Jabar, Ketua RW-10 Ankid, Drs. H. Dede Amar, M.M.Pd., Wafat

بِسۡـــــــــمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡـمَـٰنِ ٱلرَّحِـــــــيمِ إِنَّا لِلّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْلَهُ وَارْحَمْهُ وَعَاف...