Minggu, 13 Juni 2021

Gowes Minggu Syahdu (13/6/21): "Cung, siapa yang makan tempe bacem..!!!"


15 Goweser NKRI bukan kaleng-kaleng
Usia boleh tua. Soal gaya? Nya kitu tea garumasep...



"Coba, ya, mau saya hitung dulu, yang makan tembe bacem ngacung, ada berapa orang," kata Si Teteh Tukang Pecel Madiun ke 15 goweser NKRI (Neangan Karunia Ridho Illahi). Serentak saja beberapa orang pada ngacung. "Oh, tempe abis 9 yah," hitungnya.
"Sekarang yang makan sate usus dan sate ampela?" Empat orang pun ngacung, yang menghabiskan 6 tusuk.
"Yang makan gorengan ada?" Ustadz Mumu pun unjuk jari. "Saya makan ba'wan satu," kata Ust. Mumu.
"Tolong yang makan telur asin angkat tangan!," kata si teteh seperti guru taman kanak-kanak yang nyuruh angkat tangan murid-muridnya.
"Semuanya tiga mbak..!," kata Pakde Rochadi.
"Kalau kerupuk dihitung dua bungkus saja teh atau 20 buah," kata Kang Irsan.
"Iyah," kata si Teteh seraya mencatat dengan teliti dan mulai menghitung total yang harus dibayar.
"Jadi semuanya yang makan pecel ada 13 orang dan 2 orang makan nasi rawon ya?" tambahnya.

Oh lebih teh, itu ada yang makan dua porsi tuh. Pandangan pun tertuju ke Kang Tisna. Dilihat temen-temennya Kang Tisna cuwek bebek dan terus menekuni makan dengan lahapnya satu porsi pecel plus satu porsi nasi rawon.

Ketika mau dibayar bendahara, kang Bubun segera merogoh tasnya untuk membayar. Tampak lembaran 50 ribuan yang cukup tebal.

"Jadi semuanya berapa?" kata Kang Bubun.
Karuan saja Kang Dammar berusaha untuk menolaknya.

"Gak usah Kang Bubun, gak usah, nanti aja kalau mau bayarin makan mah di Jogja saja," kata Kang Dammar sambil berusaha memaksa agar uangnya dimasukan tasnya kembali. Namun Kang Bubun sudah terlanjur pamer uang.

"Ini saya ngeluarin uang untuk bayarin makan kita, tapi ini uang dikasih dari bendahara untuk bayar hotel di Jogja," kata kang Bubun sambil cengengesan.
"Jangan dipake uang itu mah," timpal Kang Isa, sang bendahara dengan ekspresi rada judes.

Karuan saja Kang Dammar tepok jidat. "Ealah, sugan teh!!" kesalnya.

Yah, kira-kira begitulah suasana hepi 15 goweser NKRI saat berada di Warung Pecel Arcamanik yang memang telah menjadi incaran dan langganan beberapa goweser NKRI.

Ke-15 goweser itu adalah:

1. Kang Dammar (Dede Amar, Ketua RW-10)
2. Kang Isa Subarsa (Bendahara RW-10 dan Gowes Kisunda-10)
3. Kang Ust Mumu Romli (Penasehat DKM Al-Muhajirin)
4. Kang Sigit Tjiptono (Ketua DKM Al-Muhajirn RW-10)
5. Kang Purnomo Wibowo (Kasi Pembangunan RW-10)
6. Kang Yopie Umar Hadi (Kasi Pemuda dan Olahraga)
7. Kang Nana Suryana (Kasi Humas dan Infokom)
8. Kang Yaya Sunarya (Kasi Lingkungan)
9. Kang Sopro Sopi (Kasi Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum/LKBH)
10.Kang Tisna Karhiwikarta (Wakasi LKBH)
11. Kang Bubun Somawinata (Kasi Usaha)
12. Kang Dwi Responadi (Wakasi Agama)
13. Kang Irsan Hidayat (Kasi Keamanan)
14. Kang Rochadi (The Godfather Gowes NKRI)
15. Letkol Jaja (Pelindung Keamanan Goweser Kisunda-10.com)

Rute yang ditempuh ke-15 goweser kali ini memang terbilang trek baru. Start dari Antapani, Jl Sangaji (Kircon), belok ke Ters Gatsu, potong jalan lewat RS Pindad hingga tembus ke Bypass Soeta, lurus terus hingga belok ke Guruminda menyusuri Jalan Cisaranten Kulon sampai tembus ke TKP, Warung Pecel Arcamanik.

Perjalanan pada umumnya berjalan lancar. Namun ada sedikit kendala. Salah seorang goweser mengalami pecah ban.

"Kang Dwi, tau gak kenapa sepeda Kang Yaya bannya bocor," tanya Kang Isa.
"Ya, lagi apes aja kali," jawab Kang Dwi yang baru pertama kali mengaspal bersama rombongan.
"Bukan..!" katanya.
"Oh, iya dia pakai sepeda yang lain, bukan yang biasa dia pakai, mungkin bannya kurang prima."
"Bukan juga,"
"Emang apaan?" tanya kang Dwi penasaran.
"Karena dia kena karma, pakaian seragamnya gak dipakai. Kan cuma dia yang punya seragam Jogja tapi gak dipakai, akibatnya ban sepedahnya bocor," kata Kang Isa. Entahlah ucapannya itu serius atau hanya guyon belaka.
Dan Kang Dwi pun hanya bisa membulatkan bentuk mulutnya. "Oo.."

Setelah menikmati nasi pecel dan nasi rawon, kelima belas goweser pun mulai membubarkan diri berduyun-duyun menuju arah pulang  ke kandangnya  di Gazebo Pojok Toleransi RW-10, Antapani Kidul.//*nas








Cuma dua pegowes pemakai jersey XXL

Ust. Mumu, kembali hadir meramaikan
khasanah pergowesan RW-10

Ban Kang Yaya bocor akibat gak pake seragam

Ini dia, kang Tisna, kalau soal makan
bagai toyota kijang, tiada duanya
alias gak ada lawan poko na mah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ketua PGRI Jabar, Ketua RW-10 Ankid, Drs. H. Dede Amar, M.M.Pd., Wafat

بِسۡـــــــــمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡـمَـٰنِ ٱلرَّحِـــــــيمِ إِنَّا لِلّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْلَهُ وَارْحَمْهُ وَعَاف...