Minggu, 25 Juli 2021

Gowes Ahad Pasca Idul Adha (25/7): "Merangsek Arcamanik Area, Ada Daging Anjing kah?"

Liputan Gowes NKRI (Neangan Karunia Ridho Illahi) di Minggu Gempita (25/7)

Enam Belas Goweser NKRI tengah berpose di Rest Area-I
di depan Kantor Kecamatan Cinambo

"Ini siapa sih yang masak!!?" tanya kang Rusdi pada rekan-rekan gowesnya.
"Kang Dede Hamam. Memangnya kenapa?" timpal kang Isa Subarsa penuh tanya.
"Ini coba lihat, kenapa kerupuk dan nasinya hitam-hitam begini?" seru Kang Rusdi sambil nunjuk ke piring.
"Eh, Om!! coba itu kacamata hitamnya dibuka dulu?" kata Kang Irsan sambil nunjuk ke arah wajahnya, dan Kang Rusdi pun langsung membuka kacamata yang dipakainya.
"Oh, iya, yah...!! Kirain yang masak gak bener," seloroh Kang Rusdi sambil nyengir, yang diikuti gemuruh rekan-rekan lainnya, "huuuuuu....!!!"
"Wes, ngene!!," bisik Kang Dede Hamam ke kang Nana, sambil memalangkan jari telunjuk di keningnya.

Tiba-tiba tampak ada bang Gultom ke luar rumah yang mendapat panggilan Kang Dammar untuk diajak makan bersama. Bang Gultom bagai tak kuasa untuk menolak dan langsung menuju Gazebo Pojok Toleransi (GPT) untuk ikut nimbrung makan bareng.

"Tapi gak ada daging anjing kan?" kata bang Gultom sambil menelisik berbagai makanan yang digelar di lantai GPT. Para goweser, cukup menjawabnya dengan ketawa saja.  Tuh, kan, bang Gultom saja dari marga Batak Toba, yang mempunyai keturunan langsung dari Raja Sonang atau Tarombo Batak, 
sepertinya ogah makan daging anjing, apalagi para goweser yang notabene muslim dan umumnya para jama'ah masjid Al-Muhajirin.

Yah, begitulah sekedar bersenda-gurau ala kaum lansia Goweser NKRI. Gak ada canda-tawa, bagai sayur tanpa garam. Gak ada celoteh dirasa pasti ada yang aneh. Dan jika tak ada kelakar tentunya akan terasa hambar dalam menikmati kebersamaan di masa tua melalui aktivitas bersepeda santai ini.

Syahdan, goweser NKRI memang kembali beraksi setelah cukup lama mengurung diri. Maklum kondisi di luar rumah dipandang kurang ramah akibat si virus delta yang kabarnya semakin liar mengincar. Selama masa PPKM memang lebih banyak vakumnya bergowes ria. Kalau pun ada, terbatas pada masing-masing goweser sendiri, sekedar menjaga agar imun tetap stabil.

Namun di Minggu Gempita kali ini, di 
pasca perayaan Idul Adha 1442H, memang semangat kaum ompong ini agak berbeda. Adrenalinnya bergolak, bagai kerinduan yang sudah memuncak hingga ke ubun-ubun. Sontak 16 orang goweser pun berhasil dikumpulkan. Tentu ingin menunjukkan eksistensi dirinya bahwa kehadirannya bukanlah goweser kacang telor yang gampang hancur dilindas truk tronton. 

Lalu, kemana mereka hendak "mengaspal"? Sepertinya dalam masih susasan PPKM, trek yang disasar pun lebih diarahkan ke area-area yang tidak terlalu dipadati kendaraan. Salah satu alternatifnya adalah menyusuri area perkampungan atau perumahan. Dan kali ini yang dipilih adalah Arcamanik Area. Ke-16 goweser NKRI-pun siap merangsek trek-trek berliku di sekitar Arcamanik.

Mulailah ke-16 goweser NKRI itu bersiaga di GPT. Tak lupa untuk berfoto bersama dulu, bagai ingin menunjukkan pada dunia bahwa Komunitas Goweser NKRI RW-10 Antapani Kidul, masih tetap eksis, kompak, padu, dan solid dalam merambah dan menggilas jalanan dengan tunggangan kayuh beroda dua.

Tepat jam 08.00 wib, selepas Ust. Mumu membacakan doa keselamatan, serta diawali senam duduk sekedar melemaskan otot, para goweser NKRI dengan gagahnya mulai nyarengcle dina sapedahna sewang-sewangan. Keenam belas goweser itu adalah: Prestol Kang Dammar, Kang Mumu, Kang Isa, Kang Bubun, Kang Rochadi, Kang Kiali, Kang Tisna, Kang Rusdi, Kang Hasan, Kang Irsan, Kang Haris, Kang Iman Wagiman, Kang Dwi, Kang Purnomo, Kang Yopie, dan si rada kasep Kang Nana tea.

Adapun jalur yang ditempuh: Antapani Kiidul, Purwakarta, Ters. Jkt, Putar balik di Jembatan Layang Antapani, Arcamanik, Rest-I di Masjid Al-Hidayah Arcamanik, Golf. Timur (Komp. Binamarga), Purbasari, Golf Raya, Cisaranten Kulon, Cinambo, Rest-II di Kantor Kec.Cinambo. Dari Kantor Kec.Cinambo terbagi dua kelompok. Kelompok Pertama, sembilan goweser kembali ke jalan yang telah dilalui. Sementara tujuh goweser lainnya melanjutkan perjalanan ke arah Panghegar, Sindangsari, Sindanglaya, menyusuri Jalan Raya Sindanglaya ke arah Ujungberung, kemudian belok kembali ke Jalan Cinambo, Purbasari, Arcamanik, Antapani, GPT.

Untuk ukuran kaum Lansia perjalan sekitar dua jam itu terbilang cukup pas dan terukur. Terlebih tujuan semula dibentuknya komunitas ini memang untuk sekedar  menjalin silaturahmi sambil gogonjakan. Jadi tidak perlu ada yang tersinggung kalau ada tembakan-tembakan bulian, karena semua sudah faham, bahwa kelakar dan sendagurau adalah bumbu penyedap komunitas kaum gaek ini.

Setelah sampai di GPT kedua kelompok bertemu kembali dalam pautan waktu yang tidak terlalu lama. Dan yang membuat sangat sumringah adalah telah tersajinya berbagai masakan yang digelar di lantai GPT. Ada oseng-oseng daging (ada yang membisikan ke redaksi, "kayaknya sih ini restan daging qurban nih!!"), ada goreng tahu, goreng tempe, asin sepat, lalapan lengkap dengan sambal tomat dan sambel kecapnya. Kabar yang beredar bahwa pasakan ini hasil racikan spesial kang Dede Hamam yang kata Kang Dammar beliau ini adalah lulusan dari NHI. Wow, jangan macem-macem loh, lulusan NHI terkenal banyak mencetak para jagoan masak nusantara.

Makan bareng pun dinikmati dengan penuh suka cita dan canda tawa. Tidak terkecuali ulah Kang Rusdi dan Bang Gultom tadi. Alamaakkk...!!!Aduh Gustiii...Meuni nguenah...ngeunah...ngeunah...Endol Surendol pokona mah!!!//*nas




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gowes Jelang Shaum Ramadhan 1445-H

Sembilan goweser NKRI tampil sambut gembira datangnya Ramadhan 1445-H Minus Kang Muryono (fotografer) Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an s...