Senin, 18 Oktober 2021

KisundaTouringRODA-10 Jilid II: "Musibah Ajaib Gunung Papandayan"

KisundaTouringRODA-10 Jilid-II To Bayongbong-
Gn.Papandayan diikuti 7 biker sejati plus 1 Sekuriti

Berfose di Kebun Naga Poernama Bayongbong
Garut. Suasana memukau pelayanan prima...


"Karena saya persis berada di belakangnya. Jadi saya tau percis bagaimana cara jatuhnya. Anehnya, jatuhnya itu tidak langsung gebrug ditempat, tapi melintir putar balik di bibir jurang. Jadi posisi jatuhnya motor itu seperti balik arah. Gak habis pikir saya. Yang saya kaget kakinya yang sebelah kiri kan tergencet motor sehingga tidak bisa bergerak. Yang kelihatan hanya tangan kanannya saja yang melambai-lambai di tengah rerumputan yang cukup tinggi. Saya langsung berhenti diikuti kang Yaya dan kang Tisna."

Begitu cerita kang Irsan, saat melihat langsung terperosoknya Kang Nana di bibir jurang Puncak Gunung Papandayan Garut (Jangan berpikiran bahwa jurangnya itu curam ke bawah, tapi jurang yang landai yang di bagian bawahnya ada perkebunan). Peristiwa naas yang dialami Kang Nana itu terjadi dalam kegiatan KisundaTouringRODA-10 "Go to Bayongbong-Gunung Papandayan" selama dua hari satu malam (16-17 Oktober 2021).

Menurut Kang Tisna dan Kang Yaya, keduanya memang kaget melihat Kang Irsan tiba-tiba menghentikan dan menstandarkan motornya di tengah jalan. Namun ketika melihat ke sebelah kiri, memang tampak ada orang yang roroesan seraya melambaikan tangannya, yang ternyata itu adalah Kang Nana. "Kami pun langsung turun dari motor dan langsung memberikan pertolongan," cerita Kang Tisna yang dibenarkan Kang Yaya.

Mengapa sampai terjatuh seperti itu. Menurut pengakuan kang Nana, seperti ada yang mendorong dari sebelah kanan sehingga terdorong kuat ke sebelah kiri yang banyak kerikil dan bebatuan. Dorongan kuat itu, tuturnya, entah ngantuk atau lelah, mengakibatkan kemudi tak terkendali dan langung terjungkal di bibir jurang yang ditumbuhi rerumputan cukup tinggi. Beruntung kondisi jalan menanjak dan menikung sehingga kecepatan mesin pun rendah.

Untuk menarik kembali sepeda motor yang terdampar memang tidak mudah. Empat orang yang ada berusaha untuk menariknya kembali ke jalan raya. Kang Yaya dan Kang Tisna menarik dari belakang dan Kang Irsan dan Kang Nana mendorong dari depan. Itu karena tingginya antara jalan raya dengan rerumputan yang berada di bibir jurang. Sementara Kang Purnomo dan Kang Bubun sudah lebih dahulu sampai di Gerbang Gn. Papandayan.

Namun yang ajaibnya, Alhamdulillah, tidak langsung meluncur ke bagian bawah jurang. Begitupun kondisi kang Nana, Alhamdulillah, tak ada rasa sakit, cedera atau memar sedikitpun, sungguh tak ada luka walau satu goresan. Begitupun yang terjadi dengan motornya, setelah diperiksa, anehnya tak ada kerusakan apapun. Alhamdulillah, Allah melindunginya dengan sebaik-baik perlindungan. Kang Nana pun tak lupa menyampaikan terima kasihnya kepada ketiga orang yang telah menolongnya. Dan sangat bersyukur posisi ketiga rekan itu berada di belakang. Rencana Allah dalam memberikan ujian musibah itu sangat indah. Alhamdulillah...

Kemudian Kang Tisna menyampaikan usulan  agar musibah itu diberitakan juga di www.Kisunda-10.com. Dan Kang Nana pun berjanji untuk memberitakannya.

Go to Kebun Naga Poernama Garut Nan Indah Mempesona

KisundaTouringRODA-10 Jilid-II ini sesuai tujuan yang direncanakan, yakni ke Bayongbong Garut - Gn. Papandayan. Kali ini diikuti oleh delapan peserta. Kedelapan peserta touring yang mendapat sandangan sebagai lelaki tua pemberani nan sejati itu, yakni: Kang Dammar/Dede Amar (Ketum PGRI Jabar, Ketua RW-10 yang juga dedengkot gowesNKRI-10 dan touringRODA-10), Kang Bubun (Kabid Usaha RW-10), Kang Tisna (Wakabid Konsultasi Bantuan Hukum RW-10), Kang Purnomo (Kabid Pembangunan RW-10), Kang Yaya (Kabid Lingkungan RW-10), Kang Irsan (Kabid Keamanan RW-10) dan Kang Nana (Kabid Infokom RW-10), serta mendapat pengawalan seorang Sekuriti RW-10 yakni Kang Usman.

Kami berkumpul dari Gazebo Pojok Toleransi pada Sabtu, 16 Oktober 2021, pukul 12.30 wib. Setelah diberikan briefing secukupnya oleh dedengkot, dilanjutkan dengan berdoa dan berfoto bersama. Tepat pukul 13.00, Tiga Yamaha Nmax, Satu Yamaha Aerox dan Tiga Honda Vario, mulai dihidupkan. Meluncurlah ketujuh motor itu dengan gagahnya melalui jalan kota yang biasa dilalui pada umumnya.

Kadungora adalah tempat peristirahatan pertama. Disini kami menikmati kue balok yang sangat legendaris yakni Kue Balok Maranti Kadungora. Kopi hitam kental, kue balok, bubur ayam dan beberapa makanan ringan lainnya, kami nikmati dengan seksama dan dalam tempo sekitar satu jam saja. Agak lama beristirahat, karena ada seorang biker, Kang Irsan, yang kebablasan hingga ke Leles. Kami harus menunggunya hingga dapat bersatu kembali.

Dari Kadungora langsung tancap gas lagi menuju Bayongbong dalam tempo sekitar dua jam dan langsung menuju Masjid Agung Bayongbong untuk melaksanakan Shalat Ashar berjamaah.

Menuju Kebun Naga Poernama Nan Indah


Setelah shalat Ashar di Masjid Agung Bayongbong, kami menuju Kebun Naga Poernama nan indah mempesona. Setelah mengamankan sepeda motor yang diduga sebagai gudang penampungan buah-buahan, kami pun menaiki tangga menuju semacam villa sederhana yang akan menjadi tempat menginap kami. Kami pun mulai kagum dengan pemandangan di sekelilingnya yang indah dan penuh dengan berbagai macam pohon buah-buahan.

Yang lebih kagum lagi adalah sambutannya kepada kami dengan menyuguhkan berbagai penganan khas Bayongbong, seperti Ladu, Bugis, Kue Cucur dan lain-lain. Tidak lupa pula beberapa penganan rebusan seperti, rebus jagung, ubi, kacang, singkong, pisang, dll semuanya disajikan dalam beberapa nampan. Wah luar biasa ini, kami benar-benar dimanja dengan berbagai macam makanan dan buah-buahan.

Di lahan perkebunan buah-buahan seluas sekitar 3 ha ini, ditumbuhi berbagai macam buah-buahan antara lain: Buah Naga (buah andalan), buah Nangka, buah Pepaya, buah Jambu, buah Alpukat, dan beberapa jenis buah lainnya.

Siapa sangka bahwa yang kami kunjungi ini adalah perkebunan buah-buahan yang dimiliki oleh Keluarga Besar Kang Bubun Somawinata. Pengelolanya adalah adik Kang Bubun sendiri dan beberapa Saudara serta keponakannya. Kang Bubun sendiri adalah anak ke-11 dari 13 bersaudara.

Setelah ngobrol ngalor ngidul, penuh candatawa gogonjakan hingga peyut sakit, jelang maghrib kami bersiap untuk shalat Maghrib dan Shalat Isya berjamaah di Mushola yang tersedia. Tampil sebagai Imam Shalat adalah Kang Nana untuk melaksanakan shalat secara qoshor jamak taqdim dengan 3 rakaat Maghrib dan 2 rakaat Isya. Sebanyak 25 ayat Surat Yassin yang dibagi dalam empat bagian dilantunkan sang Imam. Hanya sayangnya karena Mushola berada di ruang terbuka, sehingga menurut sebagian makmum, suara Imam terbawa angin dan kurang terdengar  kuat sampai shaf belakang.

Jelang makan malam kami diterima di Cafe Poernama yang nyaman. Secara kebetulan ada tamu lain yang sedang berkunjung ke cafe ini, sehingga kami bisa melakukan hiburan bersama dengan menyanyikan beberapa lagu Karaoke yang memang sudah disiapkan.

Kang Dammar, sang fanatisme lagu-lagu dangdut mulai menunjukkan kepiawaiannya mengolah vokal dengan menyanyikan beberapa lagu dangdut. Tidak terkecuali lagu andalannya "Kandas" yang dipopulerkan oleh Evie Tamala. Kemudian selain mulai menyalurkan bakat-bakatnya dalam bernyanyi secara bergantian tak lupa dengan berjoget riang bersama. Kebetulan ada tiga wanita yang berkunjung ke cafe ini yang kebetulan juga hobi bernyanyi dan berjingkrak. Suasana pun semakin meriah dengan pertunjukkan kolaborasi seluruh pengunjung, bahkan bagian pelayan restoran pun turun berjingkrak bersama. Terutama setelah Kang Bubun dan Kang Dammar melakukan saweran kepada yang berjoget di arena.

"Tariikkk Kiiii.... (Maksudnya ajakan ke kami ke kaum aki-aki), kata salah satu tamu dari tiga wanita itu. Kami pun meresponnya cukup dengan cengar cengir terhadap ajakan itu.

Momentum yang membahagian itu diikuti dengan makan malam. Menu andalan cafe ini antara lain: goreng ayam kampung dan ikan goreng dipadu dengan sayuran dan sambal, tahu tempe, serta pilihan menu lainnya. Suasana pun menjadi semakin semarak dan romantis yang boleh jadi bisa membuat kawan-kawan lain menyesal gak bisa ikutan.

Hanya saja yang perlu dicatat dan difahami, bahwa kami peserta touring ini (termasuk para gowesernya) adalah kumpulan pribadi yang suka berkelakar. Jadi sikap dan perilaku kami hanya sebatas bercanda saja. In syaa Allah kami adalah kaum tua yang tetap bisa menjaga keislaman dan keimanan secara konsisten dan terjaga dengan sebaik-baiknya. Terlebih kami seluruhnya mendapat predikat sebagai haji. Hal ini perlu disampaikan agar jangan sampai terjadi keliru dalam memberikan penilaian dan persepsi.

Selesai hiburan dan makan malam di Cafe kami kembali ke Villa sekitar pukul 20.30 atau menjelang dimulainya pertandingan Persib melawan Bhayangkara FC.

Sampai di Villa rupanya obrolan  masih terus berlanjut hingga tengah malam. Sebetulnya jam 21.00 wib itu sudah mau ambil posisi untuk tidur. Tapi tiba-tiba: "Hei...bangun...bangun...kalau mau tidur mah di rumah saja...rek naon kadarieu sagala...,"gebrak Kang Dammar sambil mukul-mukul piring plastik ke daun pintu.

Karuan saja semuanya pada terperanjat terbangun kembali dan berkumpul di serambi depan seraya  menikmati sajian yang tak habis-habisnya karena saking banyaknya. Jelang tengah malam barulah  satu per satu menuju ttempat peraduan, ngaguher kerek yang kalau tidak salah bunyinya itu seperti ini: "keerrr....kruuukkk....gueerrrr....wwwueeerrr...ddduaarrrr...."

Di Bayongbong rupanya ada adzan pertama pukul 02.45 wib...satu per satu mulai bangun yang dikiranya adzan Subuh. Setelah tau itu merupakan adzan pertama beberapa rekan memilih kerek lagi. Sementara yang tidak bisa tidur dimanfaatkan untuk menunggu antrian mandi hingga shalat Subuh tiba.

Imam jamaah shalat Subuh kali ini Kang Tisna, yang melantunkan Surat Al-Mulk lengkap dengan do'a qunutnya. Selesai shalat Subuh kembali ke Villa untuk menikmati kopi luwak dan roti. Menjelang pagi Kang Dammar dengan Kang Usman pamit tidak bisa meanjutkan kebersamaan. Rupanya kang Dammar dalam kapasitas sebagai Ketua PGRI Jabar akan dijemput rekan-rekannya untuk melakukan kunjungan ke Pangandaran. Sementara motornya akan dibawa pulang oleh Kang Usman, yakni sekuriti yang diboncengnya sejak dari Bandung.

Tinggalah kami berenam. Pada pukul 08.00 wib kami mengemas barang-barang. Selanjutnya pamit kepada saudara-saudara Kang Bubun yang tinggal di rumah Villa di bagian atas. Momentum ini kami manfaatkan untuk berfoto bersama keluarga Kang Bubun serta foto-foto berbagai fasilitas yang tersedia disana.

Sebelum pulang, perjalanan kami lanjutkan ke Puncak Gunung Papandayan. Dari Kebun Naga sekitar 15 Km lagi harus kami tempuh untuk mencapai puncak gunung. Sekitar 1 km menuju Gerbang Gunung Papandayan, terjadilah persitiwa naas yang dialami Kang Nana, seperti yang diceritkan diatas.

Sesampainya di gerbang masuk Gunung Papandayan kami sempatkan untuk berfoto. Karena masih dalam suasana PPKM jadi belum boleh masuk ke Puncak Gunung. Kemudian kami pun langsung balik menuju ke Bandung. Namun sempat beristirahat di Saung Gunung di kaki bukit Gunung Cikuray (Seberang/berhadapan dengan Gunung Papandayan). Saung inipun ternyata milik Keponakan Kang Bubun. Disini pun kami dijamu dengan makan siang Goreng Ayam Kampung, terong rebus, petai rebus lengkap dengan sayuran dan sambal terasi, tahu, tempe, ikan sepat goreng, pokoknya menunya luar biasa nikmat.

Disini kami beristirahat cukup lama sekitar 1,5 jam. Sambil menunggu saatnya shalat dzuhur kami tiduran sejenak. Di saung ini pula kami melaksanakan shalat dzuhur berjamaah secara qashar jamak takdim. Dari sini perjalanan dilanjutkan, namun tak berapa lama kami masih harus mampir lagi ke rumah adik kandung Kang Bubun. Pasalnya di Kebun Naga ada barang yang tertinggal  milik Kang Tisna, kemudian dibawakan adik Ipar Kang Bubun ke rumahnya. Barang yang tertinggal itu antara lain kacamata yang katanya harganya muahal. (Maklum ari tos aki-aki mah, ari ka batur ngemutkeun kade ah bilih aya nu kakantun, eh taunya barang salira nu ditinggalkeun hahahha..red).

Perjalanan ke Bandung pun berlajut dan berjalan mulus walau agak tercecer. Ada yang sampai rumah pukul 15.00, ada yang pukul 15.30, ada juga seperti kang Nana yang baru sampai rumah pkl. 16.00 wib. (Hadeuh, ongkoh wae aki-aki tapi ari ngajalankeun motor meuni tipaparetot, siga nu diudag jurig wae hahaha...). Namun alhamdulillah semuanya selamat, sehat walafiat, hingga sampai rumahnya masing-masing.

Akhirnya, kami semua atas nama peserta Touring Jilid-II, menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan setulus-tulusnya kepada Kang Bubun dan Keluarga Besarnya yang telah memberikan jamuan yang full service kepada kami semua. Kami hanya dapat menyampaikan do'a, semoga Kang Bubun dan Keluarga Besarnya senantiasa berada dalam keberkahan, kebahagiaan, sehat walafiat dan semakin sukses usahanya. Semoga Allah Subahanahu Wata'ala membalas kebaikan Kang Bubun dan Keluarga dengan pahala yang berlipat ganda. Aamiin Ya Allahu Ya Robbal 'alamiin...//**nas


Biker KisundaTouringRODA-10 bukan
biker kaleng-kaleng


Rehat Pertama di Kue Blok Meranti Kadungora


Jamuan full service di Kebun Naga Garut


Shalat Ashar di Masjid Agung Bayongbong

Berfose di Gerbang Gn.Papandayan


Alamak...ada foto Ketua PGRI Jabar di Kue Balok



Berfoto bersama Keluarga Kang Bubun.
"Hatur nuhun bapak sareng ibu-ibu"


Ari kukitu na mah memang garagah lah...


Dijamu keponakan Kang Bubun di Kaki Bukit
Gunung Cikuray. "Duh, nikmatna!!"


Kang Nana dan Kang Irsan, dua biker andalan
bininya masing2...


Ini adalah menu andalan Kebun Naga
Nasi Goreng Buah Naga yg uenak luar biasa
yang pastinya bikin menyesal Kang Dammar
karena tak sempat menikmatinya.
"Kasihan yah Kang Dammar!!"




Dua aki2 perengih ikutan ber-tik-tok ria
dengan 3 tamu ibu-ibu yang sedang berkunjung

Berikut ini adalah Profile Video Kebun Naga "Poernama" Garut 
tempat kami bermalam...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ketua PGRI Jabar, Ketua RW-10 Ankid, Drs. H. Dede Amar, M.M.Pd., Wafat

بِسۡـــــــــمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡـمَـٰنِ ٱلرَّحِـــــــيمِ إِنَّا لِلّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْلَهُ وَارْحَمْهُ وَعَاف...