Senin, 15 November 2021

GowesKisunda--10 (14/11): "Ada yang Bermuram durja, Ada yang Bersuka Cita"

Delapan goweser Kisunda-10 berfose dengan
latar belakang Masjid Terapung Al-Jabbar

Bermain organ untuk menutupi kekecewaan akibat
tidak bisa ikutan gowes bersama temen2

Enam Srikandi Goweser mendapat Pengawalan
Ketua DKM Al-Muhajirin


Hati terasa pilu. Perasaan gundah gulana. Konsentrasi  buyar. Pikiran kacau balau. Kerisauan menekan jiwa. Pandangan nanar. Gejolak jiwa acak kadut.

Jika digambarkan, seperti itulah yang dirasakan dedengkot KisundaGowes-10, Kang Dede Amar, pada ahad pagi kemarin. Mengapa beliau sampai bermuram durja seperti itu? Ah, rupanya, beliau merasa menyesal yang mendalam karena tidak bisa ikut gowes bersama goweser RW-10 dalam dua pekan terakhir. 

Memang persoalannya tidak sepele. Beliau dihadapkan pada dua pilihan. Ikut gowes atau melaksanakan tugas negara? Ya, sudah pasti piihannya adalah melaksanakan tugas negara. Kali ini beliau disibukan oleh kegiatan Lomba Nyanyi Solo dalam rangka HUT PGRI Ke-75 serta Hari Guru Nasional.

Sebagai kompensasi untuk meluapkan kekecewaannya, rupanya beliau tumpahkan pada musik Organ. Beliau pun mulai ngoprek Organ sambil mencoba menekan tuts nada-nada sebuah lagu. Jurnalis Kisunda-10 penasaran, dan mulai berdialog secara imajiner atau berdialog dengan fotonya saja yang sedang nyo'o Organ.

"Nuju naon kang?," tanya Kisunda-10 (KS-10)
"Eh, ada wartawan. Biasa nih kang, lagi belajar main Organ," timpalnya.

Terdengarlah suara nada Piano: Tung tang ting tang ting tung...tung tang ting tang ting ting...

"Lagu itu judulnya apa Kang?" tanya KS-10.
"Lagu ini judulnya Apel kang," jawabnya.
"Hah, lagu Apel? Jadi pengen dengar, coba nyanyikan kang...," penasaran KS-10.
"Nih, Apelangi Pelangi Alangkah Indahmu...," begitu beliau menyanyikannya.

Yah, begitulah dialog imajiner antara jurnalis Kisunda-10 dengan Presiden Toleransi RW-10, Drs. H. Dede Amar, M.Pd, yang juga Ketua Umum PGRI Prov. Jawa Barat ini, yang digadang-gadang bakal jadi Ketua DPD-RI Perwakilan Jabar ini.

Delapan goweser menusuk GBLA

Gowes Ahad Pagi (14/11) kali ini diikuti delapan peserta, yakni: Kang Isa Subarsa, K. Tisna, K. Bubun, K. Kiali, K. Yopie, K. Dhe Rohadi, K. Rusdi dan K. Nana.

Tujuannya ke GBLA (Gelora Bandung Lautan Api). Rute yang ditempuh melalui jalan utama ByPass Soeta, Jalan Gedebage, melewati Summarecon Bandung (untuk berfoto sejenak) kemudian langsung menusuk ke GBLA dan Masjid Terapung Al-Jabbar.

Diluar dugaan setelah dibukanya GBLA, ternyata dipenuhi pengunjung yang begitu tumpah ruah memenuhi jalan-jalan seputaran GBLA. Karena begitu tumpleknya manusia di lokasi itu, kami meneruskan perjalanan ke arah Masjid Terapung Al-Jabbar, yang kabarnya banyak dihuni kaum jin ini.

Kalau dilihat lokasinya memang masjid Al-Jabbar yang peletakan batu pertamanya pada akhir 2017 ini kurang strategis dan berjauhan dari Stadion GBLA. Entah bagaimana pertimbangan Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan dan Wagub Jabar Deddy Mizwar ini, sehingga masjid yang memakan biaya diatas Rp 600 M sampai Rp 1 T ini kondisinya kini begitu memprihatinkan.

Padahal masjid itu, sedianya akan dijadikan ikon baru kota Bandung serta dijadikan obyek wisata religi. Kini pembangunannya sudah terhenti dengan sisa-sisa material berserakan. Masjid Al-Jabbar boleh dibilang menjadi salah satu proyek mangkrak dan sudah tidak jelas lagi siapa yang harus bertanggung jawab.

Setelah melewati Masjid yang kini kondisinya tidak karuan itu, perjalanan dilanjutkan ke Jalan Cimencrang yang hanya sekitar 2 KM saja sudah masuk kembali ke Jalan Bypass samping Polda Jabar.

Perjalanan berlanjut ke arah Barat hingga sampai di Jalan Irigasi belakang Lotte Mart. Disinilah tujuan kuliner kali ini.

Pecel Kediri Maknyus

Pecel Kediri Ny. Atis memang bukan pecel biasa. Maksudnya rasanya gak biasa-biasa saja. Boleh dibilang luar biasa. Hal ini diakui oleh beberapa goweser. Kang Tisna, misalnya, yang mengatakan bahwa pecel Kediri Ny. Atis ini jauh lebih enak dari pecel langganan kita di Arcamanik.

Begitupun dengan Kang Bubun, yang mengakui bahwa memang kualitas lebih bagus, apalagi ketika dipadu dengan telur asin, seperti yang dikonsumsinya. Kang Yopie, Kang Nana dan Kang Rusdi pun tak urung menunjukkan jempolnya pertanda bahwa memang rasanya jempolan. 

Kang Dhe Rochadi yang memilih menu nasi empal pun tampak sangat puas bahkan harus terpaksa senyam-senyum sendiri. Kang Isa dengan pilihan nasi rawonnya tampak begitu sumringah. 

Bagaimana dengan Kang Tisna? Wow, kang Tisna ini tak cukup satu porsi tapi langsung pesan setara dengan empat porsi, yakni Bebek Kremes, Ayam Kremes, Rawon, plus satu satu porsi lagi nasi pecel yang sedianya untuk Kang Kiali. Harap maklum, Kang Tisna ini memang dipersiapkan sebagai kandidat atau calon tunggal untuk menghadapi Lomba Makan Tingkat Kecamatan hahaha (guyon kang teu kenging bendu.red)

Khusus tentang Kang Kiali, rupanya beliau telah memisahkan diri dan pulang duluan sehubungan dengan kondisi kesehatan. Kami dapat memaklumi dan semoga kondisi beliau tetap sehat waafiat.

Gowes Ibu-ibu ke KBP

Gowes Ahad kali inipun dikejutkan dengan enam orang ibu-ibu yang melakukan perjalan ke Kota Baru Parahiyangan (KBP). Wow, luar biasa ibu-ibu RW.10 ini. Tentu saja mendapat pengawalan dari dua orang Goweser Kisunda-10, yakni Kang Sigit dan Kang Sae.

Selamat ya kepada ibu-ibu yang juga telah melakukan napak tilas seperti yang telah dilakukan oleh bapak-bapak goweser RW-10. Semoga pesertanya semakin banyak.

Alhamdulillah perjalanan telah berlangsung dengan lancar dan selamat hingga sampai ke rumahnya masing-masing.//**nas












Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gowes Kenang Kang Damar...Cari SBKHDKI Gak Ketemu...Dijamu Gule Kepala Kambing

  Gowes mengenang Kang Damar Wafat 03 Juni 2024 Sebelas goweser partisipan Gowes kali ini memang berbeda. Ada sejumput kesedihan dan rasa ka...