Minggu, 30 Mei 2021

Gowes Minggu (30/5): "Emang ada Apa di SOR Arcamanik itu?"



Pojok Toleransi tempat rapat dan bersantai berkongkow ria
termasuk tempat Start Goweser NKRI



Liputan Gowes NKRI Minggu Harubiru (30/5/21)

Kali ini Stadion Olah Raga (SOR) Arcamanik jadi sasaran para Goweser NKRI (Neangan Karunia Ridho Illahi). Bukan tanpa alasan kalau harus "ngontrog" alias nyatroni tempat itu yang kini kondisinya masih tertutup. Bukan pula nyeleneh untuk memburu yang aneh-aneh. Apalagi sekedar mencari sensasi mengumbar nafsu birahi. Tidak lah yauw, kalau tak mau dibilang: amit-amit jabang bayi.

Lantas mengapa SOR Arcamanik jadi target kuliner kaum aki-aki bersepeda ini? Rupanya terbetik kabar, bahwa di depan SOR Arcamanik itu ada pedagang sate yang lumayan murah meriah dan sanggup menambah imun dan gairah. Wow, siapa sih yang kasih kabar burung seperti itu?

"Kang Nana tuh, yang merekomendasikan, katanya satenya enaknya gak kira-kira," kata Kang Purnomo.

"Wah, kalau yang merekomendasikan Kang Nana, saya percaya dah, soalnya beliau mah lidahnya bagus. Kalau kata dia enak, pasti makanannya enak," kata Kang Isa.

"Ya sudah kalau begitu kita jajal saja secara adat," kata Kang Yopi dalam kapasitas beliau sebagai Mantri Pemuda dan Olahraga RW-10.

Ada yang nyingcet

Setelah dibuka Presiden Toleransi RW-10, Kang Dammar disusul lantunan doa Kang Nana, tepat pukul 07.00, Sembilan Goweser NKRI Aki-Aki yang gagah berani itu mulai bertengger di sepedanya masing-masing untuk langsung menusuk ke SOR Arcamanik.

Kesembilan Goweser itu adalah: Kang Damar, Kang Purnomo, Kang Nana, Kang Tisna, Kang Irsan, Kang Yopi, Kang Isa, Kang Muryono dan Kang Rochadi. Sementara satu Goweser yakni Kang Rusdi, yang sedianya mau ikutan, tapi waktunya bentrok dengan Badminton. Sementara belasan para goweser lainnya yang biasa turut ambil bagian, kemungkinan besar waktunya bentrok dengan turu alias bobo.

Rute yang ditempuh pun tak terlalu jauh. Cukup melalui Jl. Jakarta, Jl. Ahmad Yani, Jl. AH Nasution sampai mentok ke Tempat Peristirahatan Para Koruptor (LP. Sukamiskin), langsung belok kanan untuk sampai ke TKP yang dituju.

Namun masih di sekitar Antapani, ada dua goweser yang nyingcet alias balik arah. Katanya potong jalan untuk langsung ketemu di TKP saja. Kedua goweser itu adalah Kang Dammar dan Kang Tisna. "Info yang didapat katanya salah satu warga RW-10 yakni Pak Soleh mau dilamar," kata suara dari belakang.

"Apa pak Soleh mau dilamar? Mau dilamar siapa?" kata Kang Nana dengan wajah penuh penasaran.

"Bukan begitu. Itu anaknya Pak Soleh yaitu Neng Mira mau dilamar. Jadi Kang Dammar (pak Dede Amar, Ketua RW-10) diundang untuk hadir di acara lamaran dan minta ditemani Kang Tisna," kata Kang Isa meluruskan info yang sumir.

"Oh, begitu. Alhamdulillah atuh kalau Neng Mira putri bu Soleh, sudah ada yang melamar mah. Semoga acaranya berjalan lancar, dimudahkan dan diberikan keberkahan," kata Kang Nana sambil ngagowes.

Pesan 7 porsi

Setelah sampai di tujuan, mulailah pada nongkrong di pinggiran pagar SOR Arcamanik. Dipesan lah 7 porsi dengan variasi daging yang berbeda. Ada sate ayam, sate sapi dan sate jando yang sepertinya telah sepakat untuk berkolaborasi dalam satu porsi. Namun kesabaran harus diuji dulu. Maklum yang beli cukup banyak hingga harus menunggu antrian terlebih dahulu.

Aroma asap sate yang menyenggol ujung hidung hingga membubung ke udara, rupanya tak sanggup menahan Kang Irsan untuk segera menyantapnya. Ia pun nekad mendatangi tukang bakar sate.

"Kang sayah yang satu porsi, sapi semua yah," kata Kang Irsan ke tukang bakar sate, padahal di depannya banyak yang sedang antri menunggu lebih dulu.

Benar saja usaha nekad itu berbuah manis. Tak berapa lama seporsi sate sapi menuju Kang Irsan. Karuan saja para pembeli yang menunggu antrian matanya pada mendelik. Tentu saja sambil sedikit ngejebian. Sementara enam goweser lainnya bersabar sambil sedikit-sedikit nelen ludah sendiri.

Akhirnya ketujuh goweser yang umumnya sudah pada ompong itu selesai menikmati Sate SOR Arcamanik. Tampak wajahnya menunjukkan ekspresi puas kabina-bina.

"Urang boleh nambah euy?," kata Kang Rochadi.

"Eits, gak bisa, sudah diportal tuh oleh bendahara. Kenapa sudah dibayar baru minta tambah," kata Kang Purnomo. Rupanya obrolan itu terdengar Kang Isa.

"Sudah begini saja, kan sudah dibayar, bilang saja ke tukang satenya, minta dua tusuk, ini sayang bumbu satenya masih banyak, pasti dikasih coba," kata Kang Isa berseloroh.

"Embung ah, era ku Kang Nana," kata Kang Rochadi.

"Naha era ku Kang Nana?" tambah Kang Isa.

"Enya, lamun diasupkeun berita kumaha coba," timpalnya.

Akhirnya setelah semuanya kenyang dan hendak pulang, ada satu goweser yang sedang bertransaksi lagi.

"Ini gara-gara rekomendasi kang Nana nih, satenya enak tenan, jadi saya pesan lagi untuk dibawa ke orang rumah," kata Kang Yopi.

"Yo, wis, monggo. Semoga orang rumah meyukainya," begitulah kira-kira dalam hati para goweser lainnya sambil pada ngeloyor bawa sepedanya masing-masing untuk pulang kandang ke Pojok Toleransi RW-10, Antapani Kidul....Cag, ah...!!!//*nas




Kang Rochadi pengen nambah
tapi sudah diportal Kang Isa bendahara




Kang Muryono dan Kang Yopi menikmati benar satenya
sementara Kang Irsan sudah duluan fisinish
bahkan harus menyalip pembeli lain




Beradu punggung bukan berarti lagi berantem
emang masing-masing kagak kenal, bahkan hingga detik ini
belum tau seperti apa gerangan wajahnya



Nah ini dia, dua goweser yang nyingcet itu, yang ternyata
untuk memenuhi Undangan acara Lamaran di rumah Pak Soleh warga RW-10
(maklum Ketua RW-10 tea atuh)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ketua PGRI Jabar, Ketua RW-10 Ankid, Drs. H. Dede Amar, M.M.Pd., Wafat

بِسۡـــــــــمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡـمَـٰنِ ٱلرَّحِـــــــيمِ إِنَّا لِلّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْلَهُ وَارْحَمْهُ وَعَاف...