Sabtu, 05 Juni 2021

Silaturahmi Pengurus RW-10 dengan Warga RT-06: "Fasum RT-06 akan Didayagunakan Jadi Lahan Parkir Berbayar"



Silaturahmi Pengurus RW-10 dengan Warga RT-06
berlangsung di Pojok Toleransi Sabtu (5/6/21)



Kita punya potensi sumberdaya fasum beruapa lahan yang luar biasa di RT-06. Fasum yang sudah memiliki legalitas ini akan kita dayagunakan. Fasum dengan luas tanah sekitar 1000 m2 ini akan kita diratakan, kemudian akan kita buat pelataran sebagai lahan parkir yang nyaman. Nanti akan kita sewakan kepada warga yang memiliki mobil tapi tidak punya garasi. Saya harapkan seksi pembangunan segera merancang desain sekaligus anggaran biayanya.

Demikian salah satu point penting yang disampaikan Ketua RW-10. Dede Amar, dalam acara silaturahmi dengan Warga RT-06, di Gazebo Pojok Toleransi, pada Sabtu Sore (5/6/21).

Lantas darimana biayanya? Ya, selain dari hasil usaha kita, selanjutnya tentu saja kita akan mencari donatur dan permohonan bantuan secara sirkulir kepada warga. Warga RW-10 itu tidak sulit untuk memberikan sumbangan, asal saja ada buktinya. Selain itu kalau ada rumah yang dipakai untuk usaha, bisa dimintakan juga sumbangannya.

Dalam tahun ini kita memang akan mendapatkan dana IPPK dari kelurahan sekitar Rp 70 juta. Tapi dana ini mungkin akan dipotong hutang sebesar Rp 14.350.000 sewaktu merenovasi Gedung Serba Guna. Akibat renovasi sudah dilakukan tapi dana belum keluar. Selain itu juga akan dipotong biaya pembangunan Gazebo Pojok Toleransi, karena masih punya hutang sekiatr RP 10 juta.

Karena itulah kita akan berusaha keras mencari sumber-sumber dana melalui penggalangan usaha maupun melalui donatur sampai kepada sistem lelang seperti yang biasa dilakukan oleh DKM Al-Muhajirin. Untuk mendapatkan pahala kebaikan itu tidak selalu harus dalam kapasitas berdonasi pada tempat peribadatan seperti masjid saja, namun juga untuk berwakaf membangun lingkungan pun merupakan bagian dari sedekah jariyah yang berpahala dan berkah.

Ada yang menarik dari saran dari pak Siregar, salah satu warga RT-06 yang kebetulan rumahnya berhadapan dengan gereja Pentakosta RT-06, khususnya terkait masalah parkir jamaah gereja.

Menurut pak Siregar, biasanya gereja dimana pun, jika ada lahan parkir diserahkan kepada masyarakat. Dan mereka biasanya bersedia memberikan subsidi per bulan. Hanya tinggal bagaimana cara mengelolanya. Saya perhatian disini, kata Siregar, kebaktian itu berlangsung seminggu tiga kali. Hitung saja, jika dalam seminggu untuk tiga kali kebaktian jumlah parkir motor sekitar 60 motor. Kalau setiap motor Rp.2.000, maka hanya dari parkir motor saja bisa dapat Rp 120 rb/minggu. Demikian juga untuk parkir mobil rata-rata 15 mobil dalam tiga kali kebaktian kali Rp 5.000,- bisa dapat Rp 75 rb/minggu. Jadi pendapat sebulan dari parkir saja kan lumayan kalau dikelola dengan baik.

Sementara itu ada permohonan, khususnya dari ibu-ibu yang sudah lansia, agar disedikan tempat berolahraga bagi lansia, misalnya ada fasilitas joggong track. Hal ini akan direncanakan lebih lanjut. Hanya saja nanti pada jalan-jalan di lingkungan kita akan dibuat semacam garis marka yang dapat dimanfaatkan juga untuk kegiatan olahraga.

Saran dari pak Dede Sofyan agar dibuatkan Pos Satpam di depan jalan masuk serta adanya tempat beristirahat yang tertutup untuk tidur petugas jaga, telah direspon oleh bagian keamanan, akan diupayakan dengan terlebih dahulu meminta ijin kepada pemilik lahan. Sedangkan untuk tempat istirahat petugas jaga, akan direncanakan selain untuk tempat beristirahat petugas, juga akan dibangun dapur dan toilet. Mungkin akan dibangun disamping Gazebo Pojok Toleransi ini.

Menanggapi saran dari Ki Ali, diman sebaiknya RW-10 juga cmenoba meniru manajemennya DKM Al-Muhajirin, baik dari manajemen SDM maupun manajemen operasional serta manejemen keuangan. Dari sisi manajemen keuangan, DKM acapkali melakukan sistem lelang untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana masjid Al-Muhajirin. Saran ini sangat bagus dan akan dilaksanakan di lingkungan RW-10.

Sementara terkait dengan istilah Sabeungkeutan agar betul-betul jargonnya diimplementasikan untuk diterapkan pada setiap kegiatan. Tentu saja Pengurus RW-10 akan dengan sungguh-sungguh dan konsisten untuk menerapkannya di berbagai program yang dicanangkan.

Amat disayangkan, gelaran program silaturahmi ini dihadiri oleh sedikit warga RT-06. Barangkali program ini baru pertama kali digelar, jadi belum terbiasa. Dan mungkin untuk pertemuan ke depan agar disebarkan juga melalui Surat Undangan tertulis kepada warga.

Pengurus RW-10 yang hadir, antara lain: Ketua RW-10, Sekretaris Dede Hamam, Bendahara Isa Subarsa, Wk Bendahara Hendrik, Kasi Pembangunan Purnomo, Kasi Lingkungan Yaya Sunarya, Kasi Keamanan Irsan, Wk Kasi Pembangunan Rusdi, Ketua PKK Hertin, Humas Infokom Nana dan Tampu.**/ns


Ketua RT-06, Deden, menyampaikan
sambutan dan laporan kondisi warga RT-06













Waduh sepertinya ada pembicaraan serius nih
antara kasi pembangunan Purnomo dengan
kasi Infokom Nana, tapi kira-kira apa ya?





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ketua PGRI Jabar, Ketua RW-10 Ankid, Drs. H. Dede Amar, M.M.Pd., Wafat

بِسۡـــــــــمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡـمَـٰنِ ٱلرَّحِـــــــيمِ إِنَّا لِلّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْلَهُ وَارْحَمْهُ وَعَاف...